Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Distrik Montmartre di Paris dibanjiri oleh wisatawan setelah muncul dalam serial Netflix, Emily in Paris. Hal itu membuat penduduk lokal mengeluh karena kenyamanannya terganggu. Banyak wisatawan berburu foto dan melakukan swafoto di lokasi-lokasi yang dikunjungi Emily.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk mengungkapkan kemarahan, penduduk setempat mencoret-coret grafiti di jendela kafe yang jadi latar serial populer tersebut. Media lokal, Le Monde, memuat tajuk rencana dengan judul "They think they own the neighbourhood! Emily In Paris – an invasive neighbour."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain lalu lalang wisatawan yang mengganggu, penduduk lokal merasakan pembatasan lalu linta yang baru diberlakukan. Kini mereka merasa khawatir kota mereka akan berubah, lalu toko roti kecil, tukang daging, dan usaha kecil lainnya menghilang digantikan gerai makanan untuk wisatawan.
"Kami (khawatir) akan banyak tempat-tempat yang menjual krep dan taco untuk wisatawan dan tidak ada apa-apa untuk penduduk setempat," kata seorang pengunjuk rasa.
Jumlah Wisatawan Jauh Lebih Banyak
Jumlah penduduk lokal dan wisatawan di kawasan kecil ini tidak sebanding. Kelompok Vivre à Montmartre, atau Montmartre Living, memperkirakan bahwa ada 423 wisatawan di Montmartre untuk setiap penduduk setempat. Anne Renaudie, kepala Vivre à Montmartre, mengatakan kepada The Times bahwa jumlah penduduknya 26.000 orang, tapi ada 11 juta pengunjung setiap tahunnya.
Pengunjung kebanyakan penggemar Emily in Paris. Mereka mencari tempat-tempat seperti La Maison Rose, sebuah restoran yang ditampilkan dalam acara tersebut. Padahal, kota ini belum sepi dari kunjungan penggemar Amelie, film kultus yang dirilis pada 2001. Mereka berbondong-bondong ke Café des Deux Moulins, tempat adegan-adegan difilmkan.
"Banyak orang mengatakan Montmartre telah dikutuk dua kali, sekali oleh Amélie dan kemudian oleh Emily," kata Renaudie, seperti dilansir Daily Mail.
Ia menambahkan bahwa penduduk setempat tidak keberatan dengan wisatawan tetapi mereka ingin rumah mereka tetap layak huni. Spanduk dengan slogan yang berbunyi "Montmartre terancam. Penduduk dilupakan" terlihat tergantung di balkon rumah.
Beberapa sengaja ditulis dalam bahasa Inggris agar turis tahu bahwa penduduk tidak menentang mereka.
Tempat yang Dikunjungi Penggemar Emily
Wisatawan penggemar Emily in Paris mengikuti rute yang mencakup semua tempat dari pertunjukan tersebut. Mereka semua berhenti di toko roti keluarga yang sederhana di Latin Quarter dan belanja. Toko tersebut telah menggandakan produksi pain au chocolat, croissant favorit Emily.
Lalu ada restoran kecil di sebelahnya yang banyak didatangi wisatawan untuk minum kir royales, koktail khas Prancis, dan memotret bagian depannya yang berwarna merah.
Beberapa blok dari sana, ada galeri seni yang sewanya melonjak karena banyaknya pengunjung untuk mengambil gambar gedung tersebut, tanpa masuk ke dalam. Sebuah bistro di dekatnya dibanjiri oleh wanita muda yang mengenakan baret.
Efek Emily di kota ini dirasakan setelah oleh serial Netflix itu sukses. Serial ini dibintangi oleh Lily Collins sebagai seorang eksekutif pemasaran Amerika yang berpakaian unik yang membangun kehidupan di ibu kota Prancis tanpa bisa berbahasa Prancis.
Di Paris, film ini dikenal sebagai "l'invasion des imbéciles", yang berarti "serbuan orang-orang tolol". Grafiti bertuliskan "Emily Not Welcome" ditulis dengan warna merah menyala di sisi salah satu gedung.
Pilihan Editor: Paris, Kota di Eropa yang Paling Banyak Penipuan Wisatawan