Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Resor ski di Italia mendadak dibanjiri wisatawan setelah sebuah video TikTok yang diunggah seorang influencer viral. Namun, banyaknya turis ini tidak membuat pemerintah setempat dan pengelola resor itu senang karena muncul persoalan baru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Postingan viral influencer tentang Roccaraso, destinasi ski teratas di Italia tengah, mendatangkan 10.000 turis TikTok ke resor tersebut pekan lalu. Menurut laporan CNN Travel, hal itu menyebabkan kekacauan di lereng, kemacetan lalu lintas, dan dugaan perilaku buruk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah postingan viral tentang hujan salju di resor tersebut, perusahaan tur di kota Napoli menyelenggarakan bus wisata murah bagi penduduk untuk menghabiskan waktu seharian di pegunungan.
Penduduk Lokal Marah
Di samping masuknya mobil yang penuh dengan pengunjung, 220 bus wisata juga datang ke destinasi ski tersebut. Kedatangan rombongan turis secara bersamaan itu membuat marah 1.500 penduduk setempat dan akhirnya memblokir jalan resor yang sempit.
Pengunjung membayar 15 euro atau Rp 252 ribu untuk perjalanan tersebut, sudah termasuk sandwich. Namun, sayangnya para turis diduga mengabaikan etika bermain ski yang benar dan meluncur turun di atas kereta luncur darurat, seperti panci. Beberapa video di media sosial memperlihatkan pengunjung menyalakan barbekyu dan meninggalkan sampah mereka.
Media lokal menyalahkan TikTokker, Rita De Crescenzo, yang membuat viral tempat itu. De Crescenzo, yang merupakan influencer populer dari Naples, mengunggah serangkaian video di TikTok dan platform media sosial lainnya yang memberi tahu orang-orang bahwa mereka harus datang melihat salju di Roccaraso. Perusahaan tur langsung memanfaatkan unggahan tersebut, menawarkan liburan untuk pengalaman wisata terbaik.
Setelah kejadian itu, kota di sekitar Roccaraso diminta untuk memberlakukan pengendalian massa darurat, termasuk membatasi akses bus wisata.
Pembelaan Influencer
Dalam tanggapan video, De Crescenzo mengatakan bukan salahnya bahwa bus wisata memblokir jalan dan membuat marah penduduk setempat.
“Hal yang saya katakan hanyalah bahwa Roccaraso adalah tempat yang indah. Orang-orang bebas bergerak sesuai keinginan mereka dan saya tidak dapat bertanggung jawab atas perilaku orang lain," kata dia, seperti dikutip Mirror.co.uk.
Dia mengatakan bahwa unggahan kontennya yang menjangkau banyak sekali audiens membuat dia bangga. "Saya yakin bahwa Roccaraso akan terus menjadi destinasi yang sangat menarik," katanya.
Wali Kota Roccaraso Francesco di Donato mengatakan bahwa bus wisata tersebut seperti serangan mendadak terhadap daerah tersebut. Mereka membuat situasi menjadi seperti neraka, terutama bagi penduduk yang memiliki rumah di sekitar resor atau tamu yang memiliki tiket musiman.
"Orang-orang yang memiliki tiket dan mematuhi peraturan diminta menunggu tiga jam di mobil agar orang-orang yang tidak memiliki izin atau tiket tersebut bisa berada di sana. Bukan atas nama saya sebagai orang Napoli," kata Francesco dalam sebuah video Facebook.
Wisatawan Diminta Berperilaku Sopan
Beberapa pengunjung membalas di media sosial, menuduh bahwa penduduk setempat diskriminatif karena mereka berasal dari Naples. Namun, di Donato mengatakan bahwa kota asal mereka tidak ada hubungannya dengan masalah pariwisata yang berlebihan.
“Roccaraso menyambut dan ingin menyambut lebih banyak wisatawan, tetapi dengan pemain ski yang sopan dan benar,” katanya.
Dia mengatakan bahwa bermain ski di tempat itu tidak cukup dengan 30 euro (Rp 505 ribu), apalagi hanya 15 euro (Rp 252 ribu) karena tiket ski harganya €60 (Rp 1 juta).
Pada akhir pekan musim dingin dua hari, resor tersebut biasanya dikunjungi sekitar 20.000 pemain ski dan 15.000 tambahan yang bermain kereta luncur dan berjalan kaki. Tetapi tambahan 10.000 pengunjung pekan lalu menambah masalah keamanan bagi resor tersebut.
NEW YORK POST | CNN | MIRROR