BERIKUT ini adalah komentar dari beberapa kalangan yang lebih
merupakan parade pujian. Mudah-mudahan tidak terasa sebagai
sekedar "kecap" saja.
Turino Junaidi
(produser dan sutradara Intan Berduri)
Aktor Benyamin adalah gambaran dari orang yang ulet, kritis dan
tahu menyampaikan pesan dalam film. Ini menyebabkan aktingnya
selalu mengena dan bagus. Itu sebabnya kalau dia main film dan
kebetulan sutradaranya kurang mampu bisa termakan oleh Benyamin.
Ia akan menjadi aktor yang baik, asal dia bisa lebih teliti
dalam memilih peran. Karena selama yang saya lihat ia hanya main
begitu saja dalam banyoian yang konyol. Mau tak mau masyarakat
penonton kalau disuguhi yang begitu-begitu saja tentu bosan.
Akibatnya orang tidak gandrung lagi pada Benyamin, padahal
sekarang ini dia cukup berakar di masyarakat, terutama di angan
masyarakat Betawi.
S.M. Ardn
(penulis dan sutradara Lenong)
Benyamin adalah orang Betawi yang ikut menggali kebudayaan
Betawi. Walaupun itu dilakukan dengan caranya sendiri, tapi
memang kebanyakan orang Betawi cara hidupnya seperti yang
dinyanyikan oleh Benyamin. Sok keren, tapi tidak mau kerja. Di
sinilah baiknya Benyamin. Ia tidak hanya menunjukkan kelakuan
orang Betawi tapi juga memperlihatkan pada orang Betawi bahwa
cara yang semacam itu bisa terlintas, zaman.
Sebetulnya tidak hanya Benyamin, para penulis dan pengarang
lagunya juga ikut berjasa. Tapi biasanya yah siapa yang
menyanyikan, itu yang menonjol. Satu hal yang menggembirakan
adalah bahwa Benyamin tetap bertahan dengan Kebetawiannya. Ia
tidak tergoda menyanyikan lagu selain dengan gaya dan lagu
Betawi. Walaupun iramanya hard rock tapi syairnya letap Betawi,
bahkan lagu Melayu pun gayanya tetap Betawi. Itulah yang
menyebahkan dia tetap bertahan di hati masyarakat Betawi. Memang
lagu-lagunya tidak bersumber pada lenong, cokek maupun topeng
Betawi, tapi gaya pembawaannya boleh dikatakan ia meniru atau
berkiblat pada kebudayaan teater asli Betawi tersebut.
Syuman Jaya
(sutraara Si Doel Anak Modern)
Benyamin punya bakat dan bakat alam. Dia bisa menjadi aktor
besar asal diarahkan sutradara yang tahu betul-betul bakatnya.
Dia pencipta lagu, penyanyi, pemain film, bisa jadi pelawak tapi
bukan down dalam jasmani ataupun ucapan yang disalah-salahkan.
Ia melawak untuk menyindir suasana. Ia adalah gambaran dari
kehidupan orang Betawi. Ia juga bisa menulis sajak walau pun
masih acak-acakan. Dari semua itulah saya melihat kemampuannya
yang belum dipunyai oleh orang lain, katakanlah aktor lain .
Saya katakan berbakat alam, karena ia tidak pernah menginjak
bangku akademi. Ia anak Betawi yang jenial. Lawakan maupun
lagu-lagunya selalu hasil pengamatan dari fenomena keadaan
Betawi, ini menyebabkan dia berakar di kalangan rakyat Betawi,
meskipun memang belum bisa berakar pada tingkat nasional seperti
Bing Slamet. Tetapi kalau dia tidak terlalu sering mengobral
banyolan dalam film-film yang konyol, pada suatu saat nanti
Benyamin akan mencapai akar yang sama dengan Bing.
Mus Mualim
(musikus)
Meskipun Benyamin kuat di panggung dan layar putih, yang pertama
lebih bisa diterima karena dia mula-mula lahir sebagai penyanyi.
Sejak dia tampil ke depan publik dengan lagu "Nonton Bioskop"
(karangan Benyamin) yang dibawakan almarhum Bing, sampai ia
memperoleh pasangan baru Lina Effendy, tidak ada yang berubah
dalarn dirinya. Dia lebih menonjol ketimbang Rachmat Kartolo
atau Lily Suhaeri yang menyanyikan gambang kromong, karena kedua
penyanyi ini terlalu asli. Lagu-lagu Betawi Benyamin lebih pop,
mempunyai banyak variasi dan tidak mengganggu. Dia juga kaya
dalam berimprovisasi dan spontan. Dia telah menghidupkan lagu
Betawi yang nyaris mati. Sebaiknya kepadanya diberikan
penghargaan.
Oma Irama dan Benyamin mempunyai persamaan, dua-duanya berada
di kalangan bawah. Cuma saja lagu-lagu Oma ada falsafahnya
sedikit, seperti lagu "Rupiah" yang bikin heboh itu. Secara
musikal Oma lebih berbobot. Tapi letak kekuatan Benyamin bukan
pada lagu tapi pada lirik -- yang sering bikin geger. Tapi lirik
itu kalau tidak dibawakan oleh Ben sendiri jadi jelek. Karena
bicara tentang Benyamin adalah bicara soal dialek. Kalau dia
habis nyanyi, selesai. Sedangkan pada Oma baik lirik musik, lagu
dan aransemen semuanya rapih ada yang bisa diomongkan. Untunglah
Benyamin mempunyai medium lain, film. Kalau tidak ia akan
terdesak Oma.
Nonton Benyamin di film jangan bicara soal akting, selama ini
kita nonton dia membadut saja. Badutannya memang cocok untuk
konsumsi golongan bawah apalagi Jakarta. Nggak ada gunanya dia
melompat ke tengah atau ke atas. Dia harus dipelihara untuk
bawah, kalau dia pergi dari situ, berarti akan terjadi
kekosongan. Belakangan mungkin dia bisa jadi aktor. Tapi untuk
film Si Doel Anak Modern misalnya justru jadi tanda tanya,
soalnya digarap serius. Seperti halnya pada lagu, kalau digarap
serius, menimbulkan tanda tanya.
Junaidhi
(pelawak Yogya - duplikat Beryamin)
Sebagai seorang pelawak saya sukar untuk tertawa. Tapi melihat
Benyamin saya jadi heran kok bisa menarik. Padahal melihat
wujudnya dia itu nggak bagus. Dia ini punya ilmu apa?
Saya ini, terus terang saja, sekarang ini banyak meniru
Benyamin, baik logatnya, nyengirnya. Dia membongkar
peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat, terutama
melalui lirik lagunya. Semua orang kena, baik yang lagi pacaran,
yang utang maupun yang kredit. Lawaknya memang bawaan bukan
dibuat-buat. Dia memang sudah ditakdirkan jadi pelawak
sendirian. Jorok dan porno memang kadang-kadang perlu kalau mau
tenar.
Yasir Syam
(pengarang lagu)
Ciri lagu Benyamin: humor, suka ngeledek dan sekenanya. Tapi
tidak menyeleweng dari perasaan, sebab dia selalu membuat lagu
itu apa adanya. Notnya gamblang, bisa difahami. Saya menghargai
lirik-lirik lagu yang dihasilkannya. Apalagi kalau sudah
diselingi oleh banyolan Ida yang genit, sedikit binal.
Lagu "Kompor Meleduk" dibandingkan dengan lagu-lagunya yang dulu
seperti "Ondel-Ondel", "Panjat-Panjatan" sebenarnya sudah kurang
kena. Kenapa? Chordnya sudah kebarat-baratan. Rock'n Roll, itu
kan beat Barat. Menurut saya"Ondel-Ondel" rasa lndonesianya
masih kuat. Saya sarankan agar Benyamin kembali ke jalan yang
dulu, terutama pada jenis lagu dan lirik lagu. Sebab akhir-akhir
ini saya lihat Betawinya hilang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini