Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tragedi kapal Titanic masih menjadi salah satu cerita paling ikonik dan menyedihkan dalam sejarah pelayaran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Titanic merupakan kapal penumpang mewah Inggris yang tenggelam di pelayaran perdananya pada tanggal 14-15 April 1912 dalam perjalanan dari Southampton, Inggris menuju Kota New York, Amerika.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari 2.200 penumpang dan awak kapal, hanya 705 yang selamat ketika kapal Titanic menabrak gunung es di Atlantik Utara dan akhirnya tenggelam.
Dengan desain mewah dan dianggap sebagai kapal yang tak terkalahkan, banyak orang bertanya-tanya kenapa kapal yang megah ini bisa tenggelam begitu cepat dan tragis.
Titanic hanya membutuhkan waktu kurang dari tiga jam untuk tenggelam. Pembuat kapal bahkan mengklaim bahwa kapal tersebut seharusnya masih tetap mengapung minimal 2-3 hari jika terjadi tragedi.
Rupanya, tabrakan gunung es bukan satu-satunya penyebab Titanic tenggelam. Lalu, kenapa kapal titanic bisa tenggelam? Berikut alasannya.
Penyebab Kapal Titanic Tenggelam
1. Tabrakan dengan Gunung Es
Pada tanggal 14 April 1912, kapal Titanic mengalami tabrakan dengan gunung es di Atlantik Utara. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan oleh awak kapal untuk menghindari benturan, namun kapal Titanic tetap bertabrakan dengan gunung es.
Kecepatan tinggi kapal dan kurangnya perhatian terhadap peringatan gunung es menyebabkan kapal tertabrak pada sisi kanan oleh gunung es. Dampak tabrakan merusak struktur lambung kapal, membuka beberapa kompartemen air, dan memulai proses tenggelamnya kapal.
Mengutip Britannica, awalnya gunung es tersebut diyakini telah menyebabkan luka panjang pada lambung kapal.
Namun, setelah memeriksa bangkai kapal tersebut, para ilmuwan menemukan bahwa tabrakan tersebut telah menghasilkan serangkaian luka tipis serta retakan rapuh dan pemisahan lapisan pada pelat lambung yang berdekatan, sehingga memungkinkan air membanjiri Titanic .
2. Bahan Bangunan Kapal
Pasca Titanic tenggelam, dilakukan pemeriksaan lanjutan dengan mengambil bagian-bagian kapal serta dokumen di arsip pembuat kapal.
Bahan bangunan kapal Titanic, terutama pada bagian bawah diketahui terbuat dari baja. Meskipun dianggap kokoh, baja ini dianggap tidak cukup elastis untuk menahan dampak langsung dari tabrakan dengan gunung es.
Selain itu, timbul spekulasi yang menyebut bahwa baja yang digunakan untuk membangun Titanic merupakan baja berkualitas rendah atau paku keling yang lemah. Akibatnya, beberapa bagian baja di bagian bawah kapal mengalami keretakan dan retak, membuka celah untuk masuknya air.
3. Waktu Tanggap yang Terlambat
Setelah kapal bertabrakan dengan gunung es, awak kapal dianggap lambat dalam memberi tanggapan atas insiden tersebut.
Meskipun kapten kapal berusaha sekuat tenaga untuk memperlambat kecepatan, massa dan momentum yang besar membuat Titanic masih bergerak dengan kecepatan tinggi ketika menabrak gunung es.
Dikutip dari Simscale, dampak dari kecepatan tinggi ini menjadi pemicu awal bencana. Saat Titanic berbenturan dengan gunung es, baja lambung dan paku keling besi tempa mengalami kerusakan akibat "patahan getas".
Seringkali, pada banyak material struktural yang umum digunakan, tumbukan dengan kecepatan yang sangat tinggi mengakibatkan terjadinya patahan getas tanpa adanya leburan (atau deformasi plastis).
Ini merupakan jenis kegagalan signifikan pada material struktural, dengan penyebabnya termasuk suhu rendah, beban dampak yang tinggi, dan tingginya kandungan sulfur.
RIZKI DEWI AYU