Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Kampung dan desa wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terbukti bisa bertahan dan melewati ganasnya dampak pandemi Covid-19 yang sudah menerjang Indonesia kurun dua tahun terakhir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menilai faktor utama yang membuat desa dan kampung wisata bertahan selama pandemi itu salah satunya karena kepercayaan wisatawan yang terjaga. "Sangat penting meraih kepercayaan wisatawan itu selama pandemi Covid-19," kata Pelaksana Tugas Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf Frans Teguh dalam dialog daring yang melibatkan 10 pengelola desa dan kampung wisata di Kota Yogyakarta, Rabu, 30 Maret 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepercayaan wisatawan kepada desa dan kampung wisata di Yogya saat pandemi terjaga antara lain melalui gerakan-gerakan Sapta Pesona, CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability) dan pelayanan prima. "Gerakan-gerakan itu menjadi fondasi dasar agar destinasi bisa survive tidak hanya di masa pandemi melainkan juga ke depannya,” kata Frans.
Soal pelayanan prima desa wisata, Frans mengatakan desa wisata di Yogya secara umum menyadari pentingnya aspek hospitality sehingga pengunjung betah selama berada di desa wisata. "Standar pelayanan yang optimal itu yang menjadi kunci meningkatkan daya saing bagi produk produk desa wisata," ujarnya.
Frans menegaskan untuk bertahan di masa pandemi tak cukup hanya itu. Modal yang dimiliki Yogyakarta adalah desa wisata mampu mempertahankan karakteristik, keunikan, dan nilai-nilai lokal yang dimiliki.
“Lokalitas dan karakteristik ini juga penting, jangan kehilangan itu sebagai bagian orisinalitas menarik wisatawan dan perlu terus berinovasi, diperbaharui kemasannya," kata Frans.
Inovasi, adaptasi dan kolaborasi, menurut Frans, menjadi kunci untuk mendorong industri pariwisata agar semakin berkualitas dan berkelanjutan.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko menyatakan saat ini 1.000 pelaku kampung wisata di Kota Yogyakarta tengah mendapat pendampingan bersama Kemenparekraf untuk mengoptimalkan potensi wisata masing-masing. "Terutama penguatan produk pariwisata, kewirausahaan dan pelatihan bidang pariwisata sesuai lokalitas masing masing," kata dia.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatof Sandiaga Uno mengatakan Sapta Pesona plus CHSE di destinasi dan desa wisata saat ini menjadi suatu hal yang sangat krusial dan penting untuk meyakinkan wisatawan. Sebab, itu akan mengubah wajah pariwisata dan ekonomi kreatif. "Saat ini wisatawan akan cenderung memilih destinasi yang mengedepankan rasa aman, nyaman, bersih, sehat dan seiring keberlanjutan lingkungan” kata dia.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.