Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Kuncir Tanduk Rusa yang Ngetren pada Remaja Tambrauw, Papua

Ada yang unik dari penampilan para gadis yang bermukim di Distrik Bamusbama, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat.

29 Mei 2018 | 06.39 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Potret salah satu remaja di Distrik Bamusbama, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat, yang mengenakan kuncir rambut model tanduk rusa. Tempo/Francisca Christy Rosana)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Tambrauw - Ada yang unik dari penampilan para gadis yang bermukim di Distrik Bamusbama, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat. Rambutnya yang rata-rata ikal-keriting dililit dengan benang wol. Benang warna-warni itu membuat penampilan mereka terlihat fancy.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ini seperti tren yang berkembang di perkampungan berpenduduk 50 keluarga itu. Sebab, hampir semua remaja putri mengenakannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rita Yeblu, gadis kelas 1 SMP, tampil sebagai salah satu remaja yang mengaplikasikan kuncir model unik itu pada rambutnya. Ada sekitar sepuluh lilitan yang panjang membentuk antena menghiasi mahkota kepalanya. Wol yang dipakainya berwarna hijau terang. Cukup kontras dengan warna kulitnya yang sawo matang.

“Ini namanya kuncir ikat tanduk rusa,” kata Rita saat ditemui di Bamusbama, Rabu, 16 Mei lalu. Rita mengatakan kuncir tanduk rusa dipakai untuk para perempuan berambut pendek kurang dari sebahu. Bila panjangnya melebihi bahu, rambut yang diikat tak bisa tegak berdiri seperti antena. 

Kuncir tanduk rusa juga akan membuatnya tak repot menyisir rambut yang nyaris berpola spiral. Ia pun tak pusing merapikan rambut selepas mandi atau hendak berangkat sekolah.

Gadis bermata cokelat itu mengaku tak familiar dengan kuncir model lain selain ikat tanduk rusa. Ia juga tak cukup mengenal pita, jepit rambut, atau tali rambut seperti halnya para gadis di daerah lain.

Kepada Tempo, Rita memperagakan caranya mengikat rambut. “Ambil benang wol, lalu ikat di pangkal rambut. Ambil rambut sedikit-sedikit saja,” katanya. Setelah itu, wol tersebut diikat melingkar sampai ujung rambut dan kembali lagi dililitkan ke pangkalnya. 

Gerakan itu diulang-ulang terus sampai seluruh bagian rambut tak ada yang tergerai. Setelah kelar, wol diikat kencang pada salah satu sisi pangkal rambut.

Rita akan melepasnya sepekan sekali dan menggantinya dengan wol yang baru. Kalau mandi, ia tak bakal membasahi rambut sampai waktu membuka wol tiba. Sedangkan saat tidur, ia akan membiarkan antena rambut itu tetap berdiri. “Tak akan rusak dan tak mengganggu tidur,” ujarnya. 

Potret kuncir rambut ini adalah salah satu keunikan yang bisa Anda jumpai ketika berkunjung di lambung Kabupaten Tambrauw. Tentunya selain perkampungannya yang bersembunyi di kaki Tambrau, dengan lanskap yang eksotis.

Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, Francisca mulai bergabung di Tempo pada 2015. Kini ia meliput untuk kanal ekonomi dan bisnis di Tempo.co.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus