Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Kunjungan Wisatawan Libur Lebaran di Yogyakarta Nyaris 1,5 Juta Orang

Tingginya kunjungan libur Lebaran di Yogyakarta salah satunya karena masa libur lebih panjang.

10 April 2025 | 19.37 WIB

Pengunjung di Candi Prambanan Sleman Yogyakarta saat libur panjang Isra Miraj-Imlek 2025. Dok. Istimewa
Perbesar
Pengunjung di Candi Prambanan Sleman Yogyakarta saat libur panjang Isra Miraj-Imlek 2025. Dok. Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengungkap jumlah kunjungan wisatawan ke lima kabupaten/kota di provinsi itu selama libur Lebaran 2025 telah melampui target. Selama 15 hari periode libur, 24 Maret hingga 7 April 2025, kunjungan wisatawan di provinsi ini hampir mencapai 1,5 juta orang atau persisnya 1.459.542 kunjungan ke berbagai destinasi. Adapun target yang ditetapkan yaitu sebanyak 1,1 juta kunjungan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Kepala Dinas Pariwisata DIY, Imam Pratanadi, mengatakan bahwa tingginya kunjungan libur Lebaran ini salah satunya karena masa libur lebih panjang. "Juga kebijakan WFA (work from anywhere) bagi pegawai kementerian dan lembaga yang memungkinkan mudik lebih awal,” ujar Imam, Kamis, 10 April 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jika dibandingkan dengan kunjungan ke provinsi itu pada periode libur Lebaran 2024 lalu, jumlah kunjungan kali ini dinilai tetap lebih tinggi. Pada libur Lebaran tahun lalu, tercatat ada 1.037.319 kunjungan namun dalam masa waktu 10 hari mulai 6-15 April 2024.

Sleman Tertinggi

Dari total kunjungan wisatawan yang tercatat tersebut, Kabupaten Sleman diketahui menjadi wilayah paling banyak dikunjungi atau sepertiga lebih dari total wisatawan, dengan jumlah 550.091 kunjungan. Destinasi museum dan candi menjadi penopang utama kunjungan wisatawan di Sleman dengan jumlah pengunjung mencapai 250.751 orang atau 51,56 persen dari total wisatawan di wilayah itu.

Di bawah Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta menjadi daerah kedua paling banyak dikunjungi dengan jumlah 493.701 kunjungan. Kawasan Malioboro dan destinasi populer seperti Kebun Binatang Gembira Loka dan Taman Pintar menjadi pendukung utama kunjungan wisatawan di Kota Yogyakarta pada masa libur Lebaran.

Adapun Kabupaten Gunungkidul selama libur Lebaran menempati posisi ketiga terbanyak dengan jumlah 166.730 kunjungan. Disusul Kabupaten Bantul dengan 154.462 kunjungan dan Kabupaten Kulon Progo dengan 94.558 kunjungan.

Di tiga kabupaten yang batas selatannya berbatasan langsung dengan Samudera Hindia itu, obyek wisata pantai jadi penopang utama, seperti Pantai Baron, Pantai Parangtritis, dan lainnya.

Okupansi Hotel Rendah

Meskipun kunjungan wisatawan diklaim naik pada masa libur Lebaran ini, hal itu ternyata tak serta merta diikuti naiknya okupansi perhotelan di DIY. Okupansi hotel secara umum di DIY rata rata pada libur Lebaran ini hanya berkisar 50-60 persen, masih jauh dari target 80 persen.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Deddy Pranowo Eryono dalam forum bersama DPD RI pada Rabu, 9 April 2025, mengungkap hal itu dipengaruhi dinamika ekonomi yang lesu dan penerbitan Instruksi Presiden nomor 1 tahun 2025 tentang Efisiensi Anggaran diterbitkan awal tahun ini.

Deddy mengungkap pada masa libur Lebaran hotel di DIY hanya merasakan puncak reservasi hanya selama tiga hari, mulai 2-4 April 2025. Selebihnya tingkat hunian menurun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. "Kondisi seperti ini perlu intervensi segera agar industri perhotelan kembali sehat," kata Deddy dalam forum bersama DPD RI, Rabu 9 April 2025.

Deddy menuturkan, situasi kompleks yang dihadapi industri perhotelan secara umum akibat berbagai tekanan itu dikhawatirkan berdampak lebih buruk. Ia memperkirakan, hotel dan restoran di DIY dalam menghadapi tekanan itu kemungkinan hanya bisa bertahan sekitar enam bulan saja atau sampai pertengahan tahun.

"Kalau situasinya sampai Mei tidak ada perubahan, kami khawatir ada gelombang PHK pekerja, karena ini sudah mulai dengan pengurangan tenaga casual dan kontrak, ada juga pengurangan jam karyawan tetap," kata dia.

Hal serupa diungkap Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DI Yogyakarta Bobby Ardiyanto. Ia menuturkan adanya Inpres nomor 1 tahun 2025 itu memberi pengaruh besar bagi pelaku industri wisata, terutama lewat aktivitas Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions atau MICE. Kegiatan pemerintah selama ini menyumbang 55 persen dari total pendapatan pariwisata DIY terutama pada masa awal tahun.

Pribadi Wicaksono (Kontributor)

Koresponden Tempo di Yogyakarta.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus