Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Lebaran bersama ce-ce ronce

Tvri menayangkan operet lebaran. kali ini titik puspa mengemasnya dalam bentuk ronce (merangkai), suasana lebaran di minang, betawi, dan jawa. didu- kung lenong rumpi, ketoprak dan artis lain.

11 April 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEPERTI biasanya, setiap Lebaran, TVRI royal menawarkan aneka hiburan. Hari Lebaran kali ini ada dagelan Warkop DKI (Dono, Kasino, Indro), lalu ada Jazz Ketupat Ireng Maulana yang bertabur bintangbintang Indra Lesmana, Broery Pesulima, Vonny Sumlang, sampai Idang Rasjidi. Juga ada pertunjukan wayang orang. Dan ini seperti tak boleh ketinggalan, operet Lebaran. Inilah acara andal TVRI setiap Idul Fitri. Meski Titik Puspa, tukang operet ini, sudah ingin pensiun, ia "dipaksa" bikin "ketupat Lebaran", yang sudah rutin dikerjakannya sejak 1974. "Ketupatnya sudah gosong karena sering dibolak-balik," ujar Titik berseloroh. "Habis, kalau ditolak, saya diserang. Katanya, saya sok, mentang-mentang sudah populer tak mau memikirkan penonton yang di Hari Lebaran menghabiskan waktu di depan televisi," kisah Titik. Dipaksa begitu, Titik mengaku kepepet juga. Di saat bingung itu, mulutnya tahu-tahu mengucap ceceron-ceronce. Nah, Ronce itulah yang kemudian dijadikan judul operet Lebaran tahun ini. Ronce, bahasa Jawa, artinya merangkai. Tepatnya, Titik merangkai perayaan Lebaran di beberapa daerah, Minang, Betawi, dan Jawa. Titik juga menyelipkan musik dangdut dan dakwah dari Rhoma Irama. Operet Lebaran ini dibagi empat babak: Lebaran di Ranah Minang (Sanggar Elly Kasim), Di Sana Rumpi Di Sini Rumpi (Lenong Rumpi), Ande Ande Lumut (Ketoprak Plesetan dari Yogya), dan musik dangdut Oma Irama dan Camelia Malik. Plot cerita diserahkan pada grup yang akan mengisi sequence itu. Ronce dibuka dengan menggambarkan Titi D.J. dan Titik P.J. (kata si empunya nama ini kependekan dari Titik Puspa Janda) sedang jalan-jalan. Kemudian bertemu dengan Elly Kasim di rumah makan Padang. Di situ Elly bercerita tentang tradisi berbuka puasa di daerahnya, Minang. Pengantin baru (Novia Kolopaking dan Gusti Randa), misalnya, harus mengantar penganan ke mertuanya (Didi Petet). Elly juga bercerita tentang suasana sepi di Minang karena banyak penduduknya yang pergi merantau. Dari situ operet yang menampilkan sekitar 80 penari dan 100 anak-anak dari Bina Vokalia itu bergulir ke wajah anak-anak asongan, Tono dan Tini. Mereka mengeluh tak punya uang untuk bayar sekolah. Terngiang di telingaku pidato Bapak Presiden/Bahwa anak Indonesia harus pandai/Bagaimana mau pandai kalau kelas II tak bisa sekolah lagi. Keluhan itu didengar gadis cilik yang diperankan cucu Titik Puspa, Putri Puspa Reza Kamarullah. Ia kemudian memanjatkan doa buat Tono dan Tini. Kemudian cerita ke Betawi. Lenong Rumpi muncul. Naskah yang ditulis Harry de Fretes itu bercerita tentang kesenjangan kaya dan miskin. Sebuah keluarga kaya raya yang tinggal di kawasan real estate berseberangan dengan gubuk reyot. Si kaya itu (Robby Tumewu), yang istrinya (Ira Wibowo) mempunyai 500 pasang sepatu dan doyan hura-hura, mengincar tanah di depan rumahnya itu. "Jual saja deh, soalnya saya mau bikin lapangan golf. Dan hole ke-18 persis jatuhnya di tanah kamu," kata orang kaya itu kepada pemilik gubuk, Benyamin S. Suatu ketika sang Nyonya sedang menemani anaknya (Debby Sahertian) ke disko. Ia ditelepon pembantunya, suaminya yang sakit jantung komplikasi panu itu anfal. Tapi sang Nyonya yang materialistis itu salah dengar, "Apa, Lanvin? Nggak usah, saya sudah punya," teriaknya di tengah ingarbingar musik disko. Akhirnya, kedua keluarga kaya miskin itu rukun karena berkat bantuan keluarga miskin itulah maka nyawa Sang Tuan tertolong. Dokter-dokter di kawasan real estate itu ogah menolong di hari libur. Lenong Rumpi, seperti biasanya memang menampilkan banyolan, yang syukurlah kali ini lumayan lucu meski di beberapa adegan tampak dipaksakan. Yang menarik, inilah penampilan pertama Lenong Rumpi di TVRI. Maklum, rumahnya selama ini di RCTI. Dari Betawi, pemirsa diajak mengaluri musik dangdut bersama Rhoma Irama dan Camelia Malik. Dan Rhoma, seperti biasanya, menjalin lagu-lagunya dengan dakwah Islam. Titi D.J. dan Titik Puspa, yang sejak awal cerita mengajak pemirsa jalan-jalan ke berbagai daerah, kemudian melanjutkan turnya. Mereka mampir ke sanggar ketoprak plesetan dari Kelompok Kesenian Ketoprak Sapta Mandala Kodam IV Diponegoro, Yogya. Di sini mereka disuguhi cerita AndeAnde Lumut. Tapi, namanya saja plesetan, legenda tradisional Jawa yang serius itu pun diadukaduk. Alkisah, AndeAnde Lumut (diperankan Marwoto yang bertubuh tambun) mau dilamar Klenting Kuning (diperankan Aning yang berpipi tembem dan gemuk). Tapi si Ande, yang dalam cerita asli adalah pria tampan dan santun, di dalam cerita itu digambarkan sangat centil. Ia, misalnya, ogah melayani tawaran ibunya, Madame Dadapan (Didik Nini Thowok) karena sedang sibuk membuat program di komputer. Penampilan ketoprak ini lucu dan segar. Musiknya meriah. Dari tembang tradisional sampai lagu rock diperdengarkan. Dari Bibabelula sampai lagu slow semacam Everything I do I'll do it for you itu. Meski namanya ketoprak, tatanan panggungnya modern, ada pesawat telepon, ada komputer. Dan dialog dilakukan dalam bahasa Indonesia dengan gaya rap. Oya, operet gadogado ini ditayangkan secara sentral 5 April malam hari, baik untuk yang sudah bayar iuran televisi maupun yang belum. Sri Pudyastuti R. (Jakarta) dan M. Faried Cahyono (Yogya)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus