Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Madiun Wacanakan Pawai Para Pendekar Menjadi Even Wisata Tahunan

Pawai para pendekar dinilai mampu melestarikan budaya bangsa dan memiliki daya tarik bagi wisatawan untuk datang ke Madiun

28 Oktober 2018 | 08.07 WIB

Festival pencak silat seni tradisional yang diadakan di Pendopo Pemkab Madiun, Kamis, 28 Juni 2012. TEMPO/Ishomuddin
Perbesar
Festival pencak silat seni tradisional yang diadakan di Pendopo Pemkab Madiun, Kamis, 28 Juni 2012. TEMPO/Ishomuddin

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Madiun - Pemerintah Kabupaten Madiun, Jawa Timur mewacanakan pawai pendekar menjadi even wisata tahunan. Kegiatan itu dinilai mampu melestarikan budaya bangsa dan memiliki daya tarik bagi wisatawan. “Ada yang mengkaji hal ini,’’ kata kata Bupati Madiun Ahmad Dawami Ragil Saputra, Jumat sore, 26 Oktober 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Kaji Mbing, sapaan akrab Ahmad Dawami menyatakannya hal itu setelah menyambut pawai 1.400 pendekar dari Lapangan Desa Buduran, Kecamatan Wonoasri menuju Pendapa Kabupaten Madiun. Para pesilat dari 14 perguruan, yakni Setia Hati Winongo Tunas Muda, Sehati, Cempaka Putih, Setia Hati Tuhu Tekat, Pagar Nusa, Propatria, Kera Sakti, Rasa Tunggal, Setia Hati Terate, Merpati Putih, Asad, Pandan Alas, Pangastuti, dan Tapak Suci berpawai menempuh jarak sekitar tiga kilometer.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pawai pendekar yang digelar perdana itu, menurut Kaji Mbing berlangsung lancar. Karena itu, kegiatan serupa bakal dilangsungkan kembali dengan dipadukan seni budaya lokal lain. Dia berharap, nantinya even itu diharpkan dapat meningkatkan kesejahteraan para pesilat.

“Setelah hari ini (pawai 1.400 pendekar) harus menjadi daya tarik bagi wisatawan,’’ kata dia kepada sejumlah jurnalis.

Di sisi lain, pawai pendekar itu dinilai mampu mengubah citra Madiun yang sebelumnya dikenal sebagai daerah rawan bentrok antarpesilat. Pada peringatan bulan Muharam atau Suro dalam penanggalan Jawa misalnya, massa dari sejumlah perguruan sempat terlibat kerusuhan. “Madiun tidak ngeri lagi soal pesilat,’’ ujar Kaji Mbing.

Kepala Kepolisian Resor Madiun Ajun Komisaris Besar I Made Agus Prasatya mengatakan pawai pendekar dilaksanakan setelah mempertimbangkan beberapa hal. Salah satunya adalah situasinir bentrokan antarpesilat selama dua tahun terakhir.

Menurut Agus, Jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) menilai setiap perguruan silat telah berkomitmen menjaga kerukunan. Apalagi, gerakan menjaga keamanan telah digulirkan beberapa tahun lalu. Petinggi perguruan silat telah melakukan deklarasi damai yang difasilitasi pejabat Polda Jawa Timur.

Jargon Madiun sebagai kampung pesilat juga telah digabungkan. "Jadi, Madiun sebagai kampung pesilat bukan hanya sebatas wacana. Hari ini merupakan tonggak sejarah," ujar Agus.

NOFIKA DIAN NUGROHO (Madiun)

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus