Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kerokan, pijat, bahkan pijat membesar penis sudah lazim di Indonesia. Poster atau pamflet pijat mulai dari capek, patah tulang, hingga stroke, merupakan penyembuhan alternatif yang digemari masyarakat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Walhasil, saat Mak Ero, pakar pijat untuk memperbesar penis, meninggal dunia pada 2008 di Sukabumi, tiba-tiba di Jakarta dan Surabaya serta kota-kota lain, berdiri panti pijatuntuk memperbesar penis. Mereka mengklaim anak atau murid Mak Erot.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagaimana dikutip dari VICE, pemerintah akan memanfaatkan kerok, pijat, hingga pijat ala Mak Erot untuk medical tourism atau wisata medis.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyatakan pijat pembesaran penis, yang dikenal secara lokal sebagai Mak Erot, menjadi aset nasional yang berpotensi menarik wisatawan medis dari luar negeri, “Kita harus mempopulerkan ide obat tradisional untuk pariwisata. Kami memiliki industri jamu yang luar biasa yang tidak ada yang tahu tentang di luar Indonesia,” kata Terawan.
ilustrasi pijat pada pria (pixabay.com)
Dia mengutip Tongkat Ali (daun yang dikatakan untuk meningkatkan kinerja atletik), Purwaceng (zat seperti viagra), dan Mak Erot (pijat pembesaran penis) sebagai layanan yang dapat dieksploitasi, "Jika kami mengemasnya dengan benar, orang asing akan tertarik," imbuhnya.
Terawan juga menyebut kerok sebagai sumber wisata medis yang layak, yang merupakan metode penyembuhan berbagai penyakit. Kerok dilakukan dengan menggosokkan koin atau benda tumpul lainnya, ke kulit punggung dengan minyak mentol dalam garis-garis yang rapi, namun sedikit merusak pembuluh darah.
Banyak orang Indonesia percaya ini menghilangkan zat atau racun yang tidak diinginkan, dengan membawa darah lebih dekat ke permukaan kulit.
"Jangan meremehkan kerok. Jika kami memiliki 100 kamar dan butuh 20 menit per orang, bayangkan berapa banyak pendapatan yang akan dihasilkan. Ada banyak permata budaya lain yang belum kita eksploitasi karena kita menerima begitu saja. Tetapi bagi orang asing, itu sesuatu yang menarik," kata Terawan.
Seaneh pijat pembesaran penis, Terawan ada benarnya. Pada 2013, Abidinsyah Siregar, Direktur Layanan Kesehatan Tradisional, Alternatif, dan Komplementer, melaporkan bahwa jumlah pasien rumah sakit di seluruh negeri berkurang, mereka beralih ke praktik pengobatan tradisional.
“Dunia sedang mengalami kegilaan kembali ke alam. Di Eropa, lebih dari 60 persen obat-obatan mengandung bahan-bahan alami,” kata Siregar kepada media setempat.
Seorang petugas dari Mobile Spa saat melakukan pijatan dan proses hot stone (Pijat Batu Panas) di Jakarta, Sabtu (19/1). Layanan pijat bisa dijadikan medical tourism asal dikemas dengan baik. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Untung Suseno, kepala kelompok kerja Pariwisata Departemen Kesehatan, setuju bahwa Indonesia memiliki potensi untuk memperluas industri pariwisata medis, tetapi melalui spa.
Menurut Suseno, Indonesia sudah dikenal sebagai salah satu tujuan kesehatan terbaik secara global. Layanan spa di Ciater, 2 jam berkendara dari Jakarta, populer di kalangan pasien stroke lokal, jadi dia mengatakan itu hanya masalah layanan agar menarik bagi wisatawan.