Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seleb

Maudy Ayunda Ajak Lawan Perundungan Sesama Perempuan

Maudy Ayunda mengajak perempuan Indonesia untuk berani bersuara terhadap perilaku perundungan. Ia menyuarakan kampanye tersebut lewat media sosial

30 Juli 2019 | 16.41 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Maudy Ayunda berbicara saat peluncuran kampanye #STOPBeautyBullying di The Hermitage, Jakarta, 29 Juli 2019. Beauty Bullying jadi salah satu bentuk intimidasi yang kerap dialami perempuan Indonesia terhadap bentuk fisik dan penampilan mereka, baik secara verbal maupun di media sosial. TEMPO/Nurdiansah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Penyanyi Maudy Ayunda mengajak perempuan Indonesia untuk berani bersuara terhadap perilaku perundungan. Ia menyuarakan kampanye tersebut lewat media sosial melalui tanda pagar (hashtag) #STOPBeautybullying.

 "Sebenarnya, (hal) yang bikin perhatian aku untuk mengampanyekan tentang perundungan kecantikan adalah pelaku dan korbannya sama-sama perempuan. Mulai dari seputar fisik dan kecantikan, aku membuat kampanye dengan hashtag #STOPBeautybullying," kata Maudy saat ditemui di Jakarta, Senin, 29 Juli 2019.
 
Maudy mengatakan kampanye #STOPBeautybullying juga didasari kemunculan perundungan yang banyak terjadi di media sosial, termasuk ke akun miliknya.
 
"Awalnya, (kampanye itu) juga datang dari observasi aku di social media, apa yang sering terjadi dari temen aku, lingkungan sekitar. Ada komentar yang seputar fisik dan kecantikan, ada yang mengejek, ada yang cuma komen tapi efeknya bisa bikin insecure dan over thingking," ujar perempuan kelahiran Jakarta itu.

Alumnus Oxford University itu mengatakan komentar mengenai fisik dan kecantikan yang dilihatnya dalam media sosial sebagian besar soal make-up. "Perempuan yang melakukan perundungan itu rata-rata mengomentari mengenai make-up. Karena mungkin, (mereka) merasa lebih tahu tentang make-up," ujarnya.
 
Maudy Ayunda memiliki kiat untuk menghadapi perundungan yaitu dengan membangun penilaian subyektivitas sendiri tentang makna cantik sehingga tidak tergantung pada opini dan sudut pandang orang lain. "Karena aku juga punya hal yang bisa ditawarkan sehingga bikin aku merasa berharga. Jadi, (aku) tidak tergantung pada opini dan sudut pandang orang lain," kata perempuan yang melanjutkan studi di Stanford University itu.
 
ANTARA
 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus