Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Suriname bergabung ke dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 4 Desember 1975. Suriname, negara di wilayah Amerika Selatan itu, merdeka dari Kerajaan Belanda pada 25 November 1975. Penduduk Suriname ada yang keturunan etnis Jawa atau Javanese Surinamese.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip Inside Indonesia, etnis Jawa di Suriname dari transmigrasi yang dilakukan oleh Belanda saat masa penjajahan. Pada 1890 hingga 1939, diperkirakan terdapat 33.000 orang Jawa yang dipindahkan ke Suriname oleh Kerajaan Belanda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemindahan ini bertujuan untuk memenuhi tenaga kerja perkebunan di Suriname. Namun, sampai Perang Dunia II, hanya sekitar 25 persen migran Jawa yang diprediksi kembali ke Indonesia. Sisanya memilih menetap di Suriname.
Itu sebabnya, tokoh di Suriname bernama khas Jawa. Misalnya, politikus Paul Slamet Somohardjo, Willy Soemita. peraga busana Sri Dewi Martomamat.
1. Keturunan Jawa di Suriname
Keturunan Jawa tidak lebih dari 15 persen di Suriname. Mengutip Britannica, orang Asia Selatan atau keturunan India kelompok etnis terbesar di Suriname dengan jumlah lebih dari 25 persen dari total populasi.
Kelompok etnis terbesar kedua dengan jumlah lebih dari 20 persen etnis Maroon atau keturunan Afrika. Pada 2012, etnis ini diperkirakan berjumlah 21,7 persen. Etnis keturunan Jawa yang datang dari Indonesia, jumlahnya hanya sepertujuh atau sekitar 13 persen.
2. Bahasa di Suriname
Masyarakat Suriname umumnya berbahasa Belanda. Mengutip Britannica, karena ada banyak etnis, kemampuan orang berbahasa Belanda di Suriname tidak bisa dianggap merata.
Sebagian besar penduduk diketahui justru mempelajari Bahasa Belanda untuk yang kedua. Kebanyakan penduduk melatih anaknya sesuai bahasa ibu atau bahasa pertama yang diajarkan terdahulu. Suriname memiliki sejumlah bahasa tambahan, seperti Kreol, Sranan, Inggris, Sarnami, Jawa, Maroon.
3. Agama di Suriname
Di Suriname, agama terbesar Kristen yang dibawa para penjajah Eropa. Pada 2012, jumlah orang beragama Kristen di Suriname hampir setengah jumlah penduduk, yakni sekitar 48 persen. Di urutan kedua penduduk Suriname beragama Hindu kebanyakan orang keturunan Asia Selatan.
Di Suriname, agama Islam terbesar ketiga yang kebanyakan dari keturunan Jawa dan kelompok kecil orang Asia Selatan. Kurang dari 8 persen penduduk Suriname memeluk agama lain, seperti Yudaisme dan Konghucu. Adapun 8 persen penduduk lainnya mengidentifikasi diri sebagai ateis.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.