Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Menteri Pariwisata Arief Yahya: Contoh Lombok untuk Wisata Halal

Menteri Arief Yahya menyebutkan lima destinasi wisata halal di Indonesia, yakni Lombok, Aceh, Riau dan Kepulauan Riau, Jakarta, dan Sumatra Barat.

26 Mei 2019 | 10.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, memberikan pemaparan dalam acara Komitmen CEO Pada Pariwisata Indonesia di Kantor Tempo, Jakarta, 15 April 2019. TEMPO/Fajar Januarta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata Arief Yahya menjadikan Lombok di Nusa Tenggara Barat sebagai contoh destinasi wisata halal. Di Indonesia, menurut dia, ada lima dari sepuluh titik wisata halal terbaik dunia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lima destinasi wisata halal di Indonesia itu adalah Lombok, Aceh, Riau dan Kepulauan Riau, Jakarta, dan Sumatra Barat. "Lima tempat selalu didukung dengan restoran halal bersertifikat dan memanjakan wisatawan muslim dengan berbagai fasilitas pendukung," kata Arief Yahya di acara Inspirasi Ramadan bertema Pesona Wisata Halal di Ruang Utama Masjid Salman ITB, Bandung, Jawa Barat, Jumat 24 Mei 2019.

Sejumlah fasilitas yang mendukung wisatawan muslim, menurut Arief Yahya, antara lain tempat ibadah yang nyaman, bandara yang dilengkapi musala, dan untuk hotel memiliki dapur bersertifikat halal serta penawaran dan atraksi bernuansa islami. Wisata halal, dia melanjutkan, bisa diadopsi di seluruh Indonesia, termasuk di Kota Bandung dan Jawa Barat pada umumnya.

Sejak pemerintah Lombok menerapkan wisata halal, Menteri Arief Yahya menjelaskan, jumlah kunjungan wisata mancanegara ke sana tumbuh hampir 40 persen. Angkanya dari 1 juta wisatawan asing pada 2015 menjadi 1,4 juta orang di 2017. Dari jumlah itu, kunjungan wisatawan muslim tumbuh sampai 100 persen.

Menteri Arief Yahya mendorong generasi muda, termasuk mahasiswa ITB untuk berbisnis di sektor pariwisata karena kini menjadi penyumbang devisa terbesar di Indonesia. "Pariwisata itu bisnis yang paling menguntungkan, mudah, dan murah. Jangan ragu untuk mengatakan core bisnis negaramu itu adalah pariwisata," kata dia.

Berdasarkan Global Muslim Travel Index atau GMTI 2019, saat ini Indonesia dan Malaysia menduduki posisi pertama sebagai negara yang ramah terhadap wisatawan muslim. "Padahal lima tahun lalu Indonesia berada di urutan keenam. Untuk sampai di peringkat teratas butuh proses yang tidak mudah dan penuh perjuangan," ucap Arief Yahya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus