Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mudik tidak harus selalu identik dengan berdesakan. Anda juga bisa tetap eksis saat mudik dengan berswafoto di tempat-tempat keren ini untuk konten Instagram Anda.
Baca: Istri Jadi Co-Driver saat Mudik, Simak Fungsi dan Tugasnya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Warga Bantul, Yogyakarta, juga patut berbangga karena daerahnya kini semakin ramai dengan kehadiran lokasi wisata alternatif. Salah satunya adalah Taman Tempuran Cikal yang terletak di Dusun Cikal, Desa Srimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul. Lokasi wisata ini belum lama berdiri karena baru diresmikan pada 20 Maret lalu oleh Bupati Bantul, Soeharsono.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Taman ini berada di bantaran sungai yang menjadi pertemuan dua arus, yaitu Kali Opak yang berhulu dari lereng Gunung Merapi dan Kali Gawe yang mengalir ke Gunungkidul. Pemandangan air sungai dan hijaunya rumpun-rumpun bambu yang saling berkelompok di tiap-tiap titik menarik pengunjung untuk datang.
Pengunjung mengambil gambar di spot swafoto yang terdapat di Puncak Sosok Bawuran Bantul. Salah satu keunikan dari Puncak Sosok Bawuran ini adalah penggunaan bambu sebagai ornamen yang memberikan kesan asri dan menyatu dengan alam. TEMPO/Yovita Amalia
“Wisata air menjadi andalan kami,” kata Bendahara Pengelola Taman Tempuran Cikal, Jamingan, saat ditemui pada Rabu lalu. Di tempat ini, pengunjung bisa menyusuri sungai selebar 15 meter dengan berbagai pilihan. Misalnya perahu, speed boat, atau kano. Harga sewanya antara Rp 5.000 dan Rp 15 ribu per orang. “Pengunjung wajib memakai pelampung. Kalau menolak, kami larang menyusuri sungai,” Jamingan menambahkan.
Tempo berkesempatan menjajal speedboat di sana menyusuri sungai pada jarak dekat. Airnya tenang dan melewati pepohonan gader yang bersulur-sulur menjuntai ke permukaan air. Tak sekadar menyusuri sungai dan ber-selfie dengan latar pemandangan yang asri, pengunjung juga bisa menyaksikan atraksi yang dilakukan warga sekitar.
Seperti siang yang belum ada pengunjung itu, ada atraksi seorang bocah dusun, Teo, yang mengendarai kano. Pengemudi speedboat menarik kano yang ditumpangi Teo dengan tali dan menggeber perahunya dengan kencang membuat gerakan meliuk-liuk hingga memunculkan gelombang air. Teo berdiri di atas kanonya, mengikuti gerakan speedboat di belakang seperti sedang bermain ski air.
“Bocah-bocah di sini sudah terbiasa karena sering mandi di sungai,” kata Jamingan. Setelah lelah bermain air, pengunjung bisa beristirahat di sejumlah gazebo dan rumah pohon setinggi sekitar 10 meter yang disediakan. Ada pula aneka permainan tradisi anak dari kayu dan bambu, seperti ayunan, jungkat-jungkit, dan egrang. Wahana-wahana tersebut sekaligus menjadi spot berfoto para pengunjung.
Dari Taman Tempuran Cikal, wisatawan bisa melanjutkan berburu lokasi selfie ke Puncak Sosok di Dusun Jambon, Desa Bawuran, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul. Jaraknya hanya sekitar 6,5 kilometer sebelah utara Taman Tempuran--masih di kecamatan dan kabupaten yang sama. Bedanya, pengunjung tak lagi bermain air, tapi juga diajak mendaki ke Bukit Sosok untuk menikmati matahari terbenam dan berburu foto pemandangan alam di bawahnya.
Taman Tempuran Cikal, berlokasi di Piyungan Bantul ini menawarkan pemandangan Sungai Opak sebagai objek wisata utama bagi pengunjung. Taman Tempuran Cikal memiliki beberapa wahana seperti perahu, kano, atau speed boat yang dapat dinikmati pengunjung dengan durasi sekitar 15-20 menit. TEMPO/Yovita Amalia
Puluhan merpati yang terbang turut menyambut wisatawan di pintu masuk Puncak Sosok. Pemandangan ini tergolong baru ditemukan di obyek-obyek wisata di wilayah DI Yogyakarta. Burung-burung itu beterbangan dari rumah-rumah mungil mereka dari bambu di tepi tebing ke sisi tengah pelataran obyek wisata. Pengunjung yang ingin memberi makan merpati-merpati jinak itu akan diberi satu cup makanan dengan mengganti biaya pakan Rp 3.000.
“Sembari memberi makan, pengunjung bisa berfoto bareng merpati,” kata warga yang ikut mengelola Puncak Sosok, Rino Raharjo, Rabu lalu. Meski populer sebagai tempat menunggu sunset, banyak pengunjung yang datang untuk menyaksikan matahari terbit. Momen matahari terbit ataupun tenggelam bisa disaksikan dari pinggiran tebing dan jembatan bambu untuk tempat berfoto. Biasanya pengunjung berebut untuk naik ke sana.
Puncak Sosok juga tetap ramai dikunjungi pada malam hari. Saat gelap, pengunjung bisa menikmati wisata kuliner di warung-warung artistik yang terbuat dari bambu dan beratap rapak atau daun tebu kering. Warung-warung itu tak sekadar tempat untuk menjajakan makanan, tapi juga bisa menjadi spot selfie ataupun obyek foto pemandangan. Pendaran lampu dari warung yang mirip pondok-pondok mungil itu acap kali menjadi sasaran kamera untuk dibidik dan diunggah di media sosial.
Baca: Mudik Sekaligus Eksis Berfoto di Bandung, Intip Lokasinya
Kehadiran sejumlah lokasi wisata baru di Bantul ini menambah keanekaragaman obyek wisata di sekitar Yogyakarta. Sebelumnya, kawasan Bantul dikenal dengan lokasi hutan wisatanya, seperti Dlingo, Mangunan, dan Imogiri. Tiga lokasi ini beberapa tahun terakhir menjadi ikon wisata Yogyakarta, selain Kalibiru di Kulon Progo yang menjadi pelopor wisata selfie di daerah ini.
PRAGA UTAMA | ANWAR SISWADI (BANDUNG) | DINDA LEO LISTY (BOYOLALI & KLATEN) | PITO AGUSTIN RUDIANA (JOGJAKARTA) | FRANSISCA CHRISTY ROSANA (MALANG) | KORAN TEMPO