Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seleb

Wirda Mansur Klarifikasi Isu Bisnis Ilegal MAB, Janji Perbaiki Sistem

Wirda Mansur membantah tudingan bisnis ilegal investasi dan bisnis yang dijalankannya di MAB. Ia mengakui adanya kekurangan dalam manajemen.

20 Februari 2025 | 18.30 WIB

Wirda Mansur/Foto: Instagram/Wirda Mansur
Perbesar
Wirda Mansur/Foto: Instagram/Wirda Mansur

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Wirda Mansur akhirnya angkat bicara mengenai polemik yang menyeret komunitas bisnisnya, Milenial Anti Bokek (MAB). Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya pada Kamis, 20 Februari 2025 ia memberikan klarifikasi terkait berbagai tudingan yang berkembang, termasuk isu pengelolaan dana komunitas dan kejelasan sistem bisnisnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Meluruskan yang perlu diluruskan. Bismillah, sejak awal, kami selalu yakin membangun MAB dengan niat baik, agar bisa jadi jalan rezeki, kebaikan, manfaat, positif, harapan, kekuatan, bagi banyak orang,” tulis putri dari pendakwah, Yusuf Mansur itu. Ia juga mengakui bahwa perjalanan MAB tidak terlepas dari berbagai tantangan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menurut Wirda, ada beragam perspektif yang berkembang di masyarakat, dan ia ingin meluruskan hal tersebut. Ia menegaskan bahwa MAB telah berjalan selama bertahun-tahun dengan berbagai program, termasuk pelatihan, bimbingan dari mentor, sesi live streaming, hingga modul pembelajaran.

Skema Bisnis MAB dan Afiliasi 

Dalam unggahan lengkapnya, Wirda menjelaskan bahwa Milenial Anti Bokek merupakan komunitas berbasis afiliasi yang bertujuan membantu masyarakat, terutama di masa pandemi. Sistemnya adalah affiliate marketing, yaitu anggota dapat menjual produk dengan modal minim dan mendapatkan komisi dari penjualan. 

“Sebelum platform-platform besar menghadirkan program affiliate, MAB telah hadir sebagai bagian dari model bisnis serupa di Indonesia,” tulisnya. Sejak berdiri pada 2020, Wirda juga menjelaskan bahwa MAB terus berkembang hingga akhirnya bertransformasi menjadi MABCommerce. 

Wirda kemudian menekankan bahwa biaya yang dibayarkan anggota bukan sekadar pendaftaran, tetapi mencakup berbagai fasilitas edukasi, mentoring, dan pelatihan. “Di antaranya kami menghadirkan live session dengan mentor & coach bisnis hampir setiap hari. Serta menyediakan materi yang dapat membantu anggota memahami strategi marketing,” ungkapnya. 

Ia menegaskan bahwa MAB bukanlah skema investasi atau bisnis instan yang menjanjikan keuntungan tanpa usaha. “Hasil yang diperoleh tetap bergantung pada usaha individu. Jika seseorang tidak melakukan penjualan, tentu saja ia tidak akan mendapatkan keuntungan,” tulisnya.

Klarifikasi Isu Dana Rp 9 Miliar 

Salah satu isu yang mencuat di media sosial adalah dugaan bahwa MAB telah mengumpulkan dana hingga Rp 9 miliar dari sekitar 90 ribu anggota. Menanggapi hal itu, Wirda membantah bahwa jumlah tersebut berasal dari anggota. “Angka 90 ribu member yang sering disebut bukanlah jumlah member berbayar, melainkan total partisipan yang pernah ikut program gratis, webinar, dan subscriber Telegram,” ungkapnya. 

Ia juga menyatakan bahwa biaya pendaftaran anggota bervariasi, mulai dari Rp 20 ribu hingga Rp 100 ribu. “Sehingga dapat ditekankan secara tegas bahwa isu 100 ribu x 90 ribu member, sehingga jumlahnya adalah Rp 9 miliar, tidaklah benar,” tulis Wirda. 

Kata Wirda Soal Masa Depan MAB 

Saat ini, Wirda mengklaim bahwa MAB sedang dalam proses untuk bangkit kembali. “Mohon doanya agar kami dapat hadir kembali dan berjalan dengan sistem yang lebih baik,” tulisnya. Wirda menutup pernyataannya dengan permohonan maaf serta harapan agar MAB bisa terus berkembang. “Kami tidak bisa memuaskan semua orang. Saya, khususnya, berterima kasih sekaligus meminta maaf. Dan izinkan Wirda dan kawan-kawan terus belajar untuk berkarya untuk Indonesia,” ungkap Wirda menambahkan. 

Sebelumnya, Wirda menjadi sasaran hujatan netizen setelah seorang pengguna X, @b**oika**roba*, mengunggah surat terbuka yang menagih utang kepada Wirda pada Ahad, 16 Februari 2025. “Surat terbuka untuk Saudari Wirda Mansur. Tolong dibayar utangnya, Kak. Maaf saya viralkan karena kamu diingetin soal personal kagak digubris,” tulis akun tersebut. 

Dalam utas yang sama, ia menjelaskan bahwa MAB yang dibentuk pada 2020 mewajibkan anggotanya membayar biaya pendaftaran Rp 100 ribu. Namun, sejak dua tahun terakhir, komunitas itu mendadak tidak aktif, dan para anggota tidak mendapat kepastian. “Konteks: hutang sama komunitas berbayar yang pernah dia buat. Berbayar 100k/orang. Total member 90k kurleb. Hiatus hampir 2 tahun, member ditinggalkan tanpa kejelasan,” tulisnya. Cuitan tersebut viral dan telah dilihat lebih dari 16 juta kali hingga Kamis, 20 Februari. Kritik netizen pun terus berdatangan, menuntut transparansi terkait keuangan komunitas tersebut. 

INSTAGRAM | X

Adinda Jasmine

Adinda Jasmine

Bergabung dengan Tempo sejak 2023. Lulusan jurusan Hubungan Internasional President University ini juga aktif membangun NGO untuk mendorong pendidikan anak di Manokwari, Papua Barat

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus