Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Palembang - Muralis Sudarto menyayangkan banyaknya vandalisme di dinding-dinding tempat umum di Kota Palembang. Menurutnya, aksi tersebut berkaitan erat dengan sedikitnya ruang atau fasilitas untuk menyalurkan bakat dan hobi para muralis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fasilitas seperti dinding tersebut penting, kata Sudarto, untuk para muralis dapat mengekspresikan karyanya. Tak sedikit muralis yang menyulap rumahnya sendiri untuk menyalurkan bakat dan hobi tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sebenarnya, fasilitas yang mendukung kita berekspresi, kalau enggak ada, ya biasanya dinding-dinding rumah kita pribadi yang jadi sasarannya," kata Sudarto saat ditemui dalam kegiatan Parade Mural pada Selasa, 22 Oktober 2024.
Ia berharap, pemerintah banyak memberikan event, agar para muralis di Kota Palembang tidak melakukan aksi vandalisme. "Harapannya memang pemerintah bisa memfasilitasi kita. Mungkin seperti event hari ini, kita diberi ruang. Apalagi karya kita bisa dilihat banyak orang," kata Sudarto yang akrab disapa Pakde.
Sejumlah muralis sedang menggambar dinding dalam parade mural yang dilakukan di Taman Budaya Sriwijaya. Selasa, 22 Oktober 2024. Tempo/Yuni Rohmawati
Selain Sudarto, muralis Rian Adiputra, juga merasa sangat khawatir dengan menjamurnya lukisan tanpa izin di tempat-tempat umum. "Ya, banyak sekali (vandalisme) terjadi, salah satunya di tiang-tiang LRT, flyover dan di dinding-dinding gedung," kata Rian saat ditemui di lokasi yang sama.
Rian mengatakan, vandalisme terjadi karena orang-orang yang tak bertanggung jawab. Namun, hal itu juga bisa terjadi karena tak ada penyaluran atau fasilitas yang mendukung seniman-seniman mural.
"Harapannya memang dikasih ruang ya, tempat khusus. Atau pemerintah banyak-banyak mengadakan event semacam ini," kata pria yang hampir empat tahun menggeluti seni lukis dinding.
Meski banyaknya vandalisme yang terjadi di Palembang, Rian mengaku sejauh ini, menyalurkan bakat melukisnya itu dengan membuka jasa pembuatan mural yang dipatok dengan harga yang cukup variatif.
"Kalau saya pribadi memang membuka jasa ya. Untuk harga beragam, dimulai dari Rp300 ribu satu meternya, tapi juga tergantung dengan tingkat kesulitannya," kata Rian.
Pilihan editor: Istana Gyeongbokgung Korea Dirusak Aksi Vandalisme