Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Paket City Tour di Jember, Jawa Timur, Demi Bantu Sopir Angkot dan Tukang Becak

Wisatawan city tour Jember akan berkeliling kota selama sekitar tiga jam dengan naik angkutan kota. Tarifnya Rp 17.500 saja.

4 Oktober 2021 | 12.08 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Suasana di dalam bus wisata sambil ngopi keliling Kota Jember dari Universitas Muhammadiyah Jember Trans. Foto: Antaranews

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wisatawan yang hendak berkunjung ke Kota Jember, Jawa Timur, bisa menikmati paket city tour ke berbagai tempat bersejarah. Paket city tour ini dicetuskan oleh Angkutan Wisata Jember dari Tamasya Bus Kota, Hasti Utami dengan dukungan Dinas Perhubungan Kota Jember.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wisatawan city tour Kota Jember akan berkeliling kota selama sekitar tiga jam dengan naik angkutan kota. Di Kota Jember, masyarakat menyebut angkutan kota dengan istilah "lin klinting kuning" atau bisa wisata edukasi milik Dinas Perhubungan Kota Jember.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, wisatawan city tour Kota Jember akan berkunjung ke Gereja Katholik Paroki Santo Yusup di Jalan Kartini yang dibangun tahun 1927. itu merupakan salah satu jejak heritage di Jember. Pemandu city tour yang juga pengelola Tamasya Bus Kota, Hasti Utami mengatakan, setelah itu wisatawan akan ke Masjid Jami' Baitul Amin yang lama dan baru.

"Lanjut ke Menara Air Pasar Tanjung, kompleks toko pecinan di Jalan Sultan Agung, bangunan sejarah awal perkebunan di Jember di kantor PTPN XII, Masjid Roudhlotul Muchlisin, dan berakhir di kafe Rollas," kata Hasti. Saat berada di gereja, wisatawan mendapatkan buklet tentang Gereja Paroki Santo Yusup dan seorang Romo Robertus Andi Priyambada O Charm akan menjelaskan struktur gereja paroki dan beberapa ornamen di dalam gereja tersebut.

Masjid Jami' Al Baitul Amien adalah masjid tertua di Kota Jember. Bangunan masjid yang lama berdiri sejak zaman kolonial Belanda. Di sana terdapat jam matahari yang menggunakan pedoman sinar matahari untuk menentukan waktu salat. "Waktu dulu belum ada jam. Pengurus masjid menggunakan jam matahari untuk melihat bayangan dari batang besi sebagai patokan melaksanakan waktu salat," ujarnya.

Tidak jauh dari jam matahari itu, ada tugu titik nol Jember yang berada di luar pagar masjid jami' lama. Ini adalah tanda bahwa titik tersebut merupakan titik nolnya Jember. Dari Masjid Jami' Al Baitul Amien yang lama, wisatawan akan menyeberangi jembatan yang menghubungkannya dengan masjid yang baru.

Bangunan masjid yang baru ini begitu ikonik karena kubahnya berwarna hijau, mirip atap Gedung DPR RI di Senayan, Jakarta. Makna dari kubah bundar di Masjid Jami' Al Baitul Amien mencerminkan luasnya hubungan umat manusia tanpa batas atau sudut. Ada tujuh kubah masjid dan 17 tiang penyangga.

Dari Masjid Jami' Al Baitul Amien yang lama dan baru, wisatawan melanjutkan perjalanan ke Menara Air Pasar Tanjung. Tempat ini bernilai sejarah karena gema proklamasi di Jember pertama kali diperdengarkan dari Radio RRI yang berada di Kantor Mantri Pasar.

"Menara Air Pasar Tanjung termasuk salah satu bangunan heritage di Jember. Di pintu masuk menara air tertulis 1932 yang bisa jadi menandakan waktu berdirinya menara tersebut," katanya. Wisatawan city tour bisa naik ke bagian atap Pasar Tanjung untuk melihat bangunan bersejarah itu sambil berswafoto.

Wisatawan city tour lalu melanjutkan perjalanan ke Gedung NV. Landbouw Maatschappij Oud Djember (LMOD) yang merupakan bangunan sejarah perkebunan sejak 1859. Bangunan yang kini menjadi kantor PTPN XII, menurut Hasti adalah cikal bakal perkebunan di Jember.

NV. LMOD merupakan nama usaha dagang yang didirikan oleh George Birnie di sektor perkebunan dengan komoditas tembakau, kopi, dan gula. Setelah berkeliling NV LMOD, wisatawan menyusuri Jalan Gajah Mada untuk melihat sejumlah bangunan kuno di sepanjang jalan dan singgah di Masjid Roudhlotul Muchlisin yang juga masjid ikonik di Jember.

Pada akhir tur, wisatawan akan singgah ke Cafe Rollas yang juga berada di bangunan bersejarah. Pada masa lalu, kedai kopi ini adalah wisama LMOD. "Berkeliling kota Jember dan mengenal bangunan bersejarah di sini menjadi tur yang mengasyikkan. harga tiketnya Rp 17.500 per orang," ujar Hasti.

Selain naik lin klinting kuning, wisatawan juga bisa naik bejak, ojek konvensional, atau angkutan desa saat berkeliling. Wisatawan tak perlu khawatir soal informasi wisata. Musababnya, menurut Hasti, pengemudi becak dan angkutan kota ini sudah terampil melayani pelancong, baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.

Kepala Dinas Perhubungan Jember, Siswanto berharap program city tour Angkutan Wisata Jember dapat membantu menambah pendampatan para sopir angkot, tukang becak, pengemudi angkutan desa, dan sopir transportasi konvenasional lainnya. Di masa pandemi Covid-19, kondisi perekonomian mereka terpukul karena jumlah wisatawan berkurang drastis.

Baca juga:
Jember Rancang Wisata Joyflight Naik Pesawat Cessna

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus