Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

hiburan

Pentas Rebon di Taman Budaya Yogyakarta Hadir Lagi, Campuran Seni Ketoprak, Teater, dan Dagelan Mataraman

Pentas Rebon kolaborasi pertunjukan seni ketoprak, teater dan Dagelan Mataraman dari komunitas budaya kabupaten/kota di Yogyakarta.

21 Mei 2024 | 07.44 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Taman Budaya Yogyakarta (TBY) menghidupkan kembali sebuah event budaya yang sempat terhenti akibat pandemi Covid-19, pada Mei 2024 ini. Event yang bernama Pentas Rebon itu menggabungkan pertunjukkan seni ketoprak, teater, dan Dagelan Mataram.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sesuai namanya, Rebon, event ini hanya terselenggara di hari Rabu terutama Wage, perhitungan kalender Jawa atau setiap 40 hari sekali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Tahun 2024 ini Pentas Rebon digelar tiap Rabu Wage di bulan-bulan yang ditentukan," kata Kepala TBY Purwiyati pada Senin, 20 Mei 2024.

Adapun jadwal pementasan itu sepanjang 2024 antara lain 22 Mei, 26 Juni, 4 September, 9 Oktober dan 13 November.

"Pementasan digelar pukul 19.00 di Gedung Concert Hall TBY, yang terbuka untuk umum dan gratis," kata dia.

Kolaborasi Ketoprak, Teater, dan Dagelan Mataraman

Sebagai pembukaan pertama pasca dihentikan akibat pandemi Covid-19, event yang sedianya sudah masuk tahun ke empat ini akan menampilkan kolaborasi pertunjukkan seni ketoprak, teater dan Dagelan Mataraman dari komunitas budaya kabupaten/kota di Yogyakarta.

Pada Rabu 22 Mei nanti, untuk seni teater dibawakan kelompok dari Kabupaten Gunungkidul dengan judul Malang Katresnan. Lalu Dagelan Mataraman dari Kabupaten Bantul berjudul Seragam Anyar Gawe Onar, dan pentas ketoprak dari Kabupaten Sleman berjudul Asmara Barathayuda.

Koordinator Dagelan Mataraman Pentas Rebon, Edo Nurcahyo menambahkan, event ini menjadi ruang kolaborasi seniman kawakan dan pendatang baru.

"Proses belajar terjadi di situ dan regenerasi Dagelan Mataraman di Yogyakarta bisa berjalan," kata dia.

Adapun koordinator seni ketoprak Pentas Rebon, Sugiman mengatakan kesenian di Yogyakarta harus terus bergerak mengikuti zaman agar tidak punah. "Sebab pada tahun 2000-an awal, regenerasi ketoprak sempat terhenti karena perbedaan persepsi soal kesenian itu," ujarnya.

PRIBADI WICAKSONO

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus