Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Koes Plus merupakan band yang semula bernama Koes Bersaudara yang dibentuk keluarga Koeswoyo pada 17 Februari 1958. Sebelumnya, grup ini bernama Kus Brothers, lalu berganti menjadi Kus Bersaudara pada 1962.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Grup band ini menetapkan nama menggunakan ejaan lama pada kata Koes menjadi Koes Bersaudara. Adapun, nama Koes Bersaudara berarti semua anggota band bermarga Koeswoyo, bukan diambil dari nama depan para yang berawalan Koes.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Koes Bersaudara beranggotakan keluarga Koeswoyo yang berasal dari Kelurahan Sendangharjo, Tuban, Jawa Timur. Koes Bersaudara memiliki formasi awal yang terdiri dari John Koeswoyo (bass), Tonny Koeswoyo (gitar utama, keyboard, dan vokal), Yon Koeswoyo (vokal dan gitar ritme), Yok Koeswoyo (gitar ritme dan vokal ), serta Nomo Koeswoyo (drum dan vokal). Namun, formasi awal ini hanya bertahan pada 1960-1963. Sebab, setelah album pertama Koes Bersaudara dirilis, John mengundurkan diri dan empat anggota lainnya tetap melanjutkan karya dalam dunia musik.
Pada awal kelahirannya, Koes Bersaudara memainkan lagu-lagu populer barat yang kala iti didominasi The Everly Brothers dan The Beatles. Akibatnya, mereka menjadi sasaran penangkapan politis anti-kapitalisme dan anti-neokolonialisme oleh rezim Orde Lama pada 1965.
Mereka dijebloskan ke Penjara Glodok karena dianggap memainkan musik ngak ngik ngok ala barat sehingga mencederai Lekra (Lembaga Kesenian Rakyat di bawah naungan PKI). Lalu, pada 29 September 1965, sehari sebelum letusnya peristiwa G30S, mereka dibebaskan tanpa alasan dan melanjutkan karier bermusiknya.
Selama berkarier di dunia musik, Koes Bersaudara melahirkan beberapa lagu yang populer, seperti Bis Sekolah, Di Dalam Bui, dan Laguku Sendiri.
Setelah itu, grup ini sempat vakum karena kesibukan masing-masing dan tujuan berbeda. Nomo memiliki pekerjaan sampingan, sedangkan Tonny menginginkan totalitas dalam bermusik. Nomo pun memilih keluar yang sekaligus menyudahkan perjalan Koes Bersaudara pada 1968. Meskipun sudah selesai, Koes Bersaudara mengganti namanya menjadi Koes Plus dan mencari pengganti Nomo. Namun, Nomo tidak keluar sepenuhnya, tetapi diangkat menjadi anggota kehormatan Koes Plus.
Koes Plus pun lahir dengan formasi yang terdiri dari Tonny Koeswoyo (keyboard, gitar ritme, dan bass), Yon Koeswoyo (gitar ritme dan vokalis utama), Yok Koeswoyo (bass dan gitar utama), serta Murry (drum, gitar, perkusi, dan alat musik pukul tradisional Jawa lainnya). Hadirnya Murry dalam Koes Plus menjadi satu-satunya anggota yang bukan dari keluarga Koeswoyo.
Berdasarkan Majalah Tempo dalam rubrik Memoar, 14 Mei 2010, selain karena masuknya Murry, pemakaian kata "plus" juga memiliki alasan lain. Pemakaian “plus” juga terjadi karena Tonny menukar gitar dengan organ, meskipun tidak sama sekali meninggalkannya.
Selain itu, suara piano dan flute juga dimasukkan dalam instrumen sehingga mendekatkan mereka kepada gaya musik Bee Gees. Merujuk catatan laporan Tempo di rubrik Musik pada 29 April 1972, Tonny berkata, “Pada 1969 Koes Bersaudara menjadi Koes Plus. Itu merupakan taraf terakhir perjalanan puber kami".
Koes Plus pertama kali merilis album pada 1969 dan berhasil mencapai puncak popularitas pada 1970-an. Saat itu, Koes Plus dianggap sebagai kiblat musik Indonesia dan salah satu pelopor musik pop serta rock and roll Indonesia. Namun, dalam perjalanannya, grup ini mengalami pergantian anggota band semenjak meninggalnya pimpinan band ini, yaitu Tonny Koeswoyo pada 1987.
RACHEL FARAHDIBA R | ALIYA FATHIYAH