Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Anak jaman now sudah terbiasa bermain game melalui ponsel atau komputer. Ketika teknologi informasi mengalir deras, anak-anak yang tinggal di kota besar sampai pedesaan larut dalam permainan digital yang kerap membuat mereka lupa waktu. Berkebalikan dari kondisi itu, mari kita lihat apa saja permainan anak-anak Suka Dani di Lembah Baliem, Papua.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto mengatakan anak-anak Suku Dani di Lembah Baliem, Papua, punya berbagai permainan tradisional yang dekat dengan alam. "Anak-anak Suku Dani di Lembah Baliem asyik dengan kehidupan tradisional khas pegunungan Papua," kata Hari Suroto kepada Tempo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sepulang sekolah, biasanya anak-anak bermain berkelompok. Anak laki-laki berburu serangga seperti jangkrik, tonggeret, atau belalang. Serangga-serangga itu mereka bakar kemudian dimakan bersama-sama. Sementara sepulang sekolah, anak perempuan Suku Dani umumnya membantu mama mereka di kebun atau merajut noken.
Ada beberapa permainan tradisional yang dilakukan berkelompok oleh anak-anak Suku Dani di halaman sekolah atau lapangan kampung. Jenis permainan itu antara lain melempar sege (semacam tombak) dan memanah. "Bagi yang mampu melempar sege paling jauh, maka dia juara," kata Hari Suroto yang juga dosen arkeologi Universitas Cenderawasih, Papua. "Begitupun bagi yang mampu memanah tepat sasaran pada objek yang tersedia. Tentu dia menang."
Permainan lainnya adalah puradan. Permainan ini dilakukan dengan melempar kayu atau tombak ke arah sasaran berupa sebuah lingkaran rotan yang dilempar di permukaan tanah dan melaju dengan cepat. Bagi yang lemparannya mengenai sasaran, dialah juaranya.
Ada pula permainan alat musik tiup tradisional yang bernama pikon. Pikon terbuat dari bilah bambu dan mirip dengan harmonika. Perlu keahlian untuk meniup dan menggetarkan pikon sehingga menimbulkan bunyi. Wisatawan dapat mengamati dan mengikuti aneka permainan tradisional ini dalam Festival Budaya Lembah Baliem yang berlangsung setiap Agustus.
Dalam Festival Budaya Lembah Baliem itu, ada pula permainan tradisional ini dilakukan oleh orang dewasa dan tentu saja berhadiah. Salah satu perlombaan menarik di festival tersebut adalah karapan babi yang diikuti oleh kaum perempuan. Wisatawan boleh turut serta dalam permainan tersebut.
Berbeda dengan anak-anak Suku Dani yang tinggal di Lembah Baliem, anak Suku Dani yang bermukim di Kota Wamena, Papua, sudah jarang berburu serangga atau bermain permainan tradisional. Menurut Hari Suroto, mereka umumnya bermain sepak bola atau bola voli.