Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 mungkin telah menjadi momok yang menakutkan bagi banyak orang. Di Kabupaten Pesisir Selatan, virus Corona menginspirasi lahirnya motif batik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada Selasa, 19 Januari kemarin, Bupati Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Hendrajoni meluncurkan batik bermotif Covid-19 sebagai salah satu batik varian baru. Motif itu dibuat oleh perajin Dewi Hapsari Kurniasih yang diketahui pernah terinfeksi Covid-19.
"Batik Covid-19 atau juga yang dipopulerkan dengan nama Batik Korona akan menambah koleksi motif batik di Pesisir Selatan," kata Hendrajoni.
Ke depan, menurut Hendrajoni, batik motif Korona akan disandingkan dengan kepopuleran objek wisata di daerah setempat dengan menjadikannya sebagai buah tangan. "Batik Korona ini motifnya unik, dan keunikannya akan dijual ke wisatawan sebagai oleh-oleh," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sementara itu, Ketua Dekranasda Pesisir Selatan, Lisda Hendrajoni mengungkap bahwa dunia perbatikan di daerah setempat tengah berkembang sejak empat tahun terakhir. Di kecamatan dari 15 kecamatan yang ada sudah terdapat rumah produksi batik, yakni Bayang Utara, IV Jurai, dan Lunang.
"Lebih dari 150 perajin aktif memproduksi batik di tiga kecamatan itu, dan kami terus mendorong agar mereka terus berkarya," kata Lisda.
Sementara itu, perajin pembuat motif Korona, Dewi Hapsari Kurniasih, mengatakan motif Korona tersebut ia sempurnakan ketika ia menjalani isolasi mandiri akibat terpapar Covid-19. Kesibukannya membuat batik dimaksud untuk menghilangkan rasa jenuh selama menjalani isolasi, sekaligus sebagai cara untuk memotivasi diri agar segera cepat pulih.
Melalui Batik Korona, Dewi mengisyaratkan pesan ke seluruh masyarakat agar bersama-sama melawan Covid-19, mereka yang terpapar dan para penyintas mesti bangkit, warna kinclong di motif batik merupakan simbol semangat untuk semua.