Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gedung Sate, Bandung jadi lokasi pertemuan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang dengan tim investigasi bentukan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pada Jumat, 23 Juni 2023. Panji dipanggil terkait praktik ajarannya yang dinilai menyimpang dan kontroversial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Tim Investigasi Badruzzaman M Yunus mengatakan, dalam pertemuan itu Panji meminta waktu untuk menjawab pertanyaan dari mereka. Badruzzaman menolak memerinci pertanyaan yang dilayangkan kepada Panji Gumilang. Namun ia mengaku, pertanyaan itu untuk mengklarifikasi pernyataan Panji yang menuai kontroversi di masyarakat. “Beliau minta waktu kepada kami untuk mempersiapkan jawaban,” kata dia seusai pertemuan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Profil Gedung Sate Bandung
Gedung Sate merupakan salah satu bangunan tua ikoniknya Kota Bandung. Sejak 1980, bangunan di Jalan Diponegoro Nomor 22, Kota Bandung, ini difungsikan sebagai Kantor Gubernur Jawa Barat. Berikut profil Gedung Sate.
Melansir dari laman bandung.go.id, Gedung Sate dibangun pada 1920 hingga 1924. Pembangunannya merupakan bagian dari program pemindahan pusat militer pemerintah Hindia Belanda dari Meester Cornelis ke wilayah Bandung. Arsitekturnya dirancang oleh tim yang dipimpin Ir. J. Gerber, Eh. De Roo, dan G. Hendriks, serta Gemeente van Bandoeng yang diketuai V.L. Sloors.
Kala itu Kota Bandung diwacanakan sebagai ibu kota pemerintahan dan hendak menggantikan Batavia atau Jakarta) yang dirasa mulai tercemar. Selain itu iklim Bandung dinilai baik dan mirip iklim di Perancis. Namun, wacana tersebut tidak jadi terealisasi karena sempat terjadi krisis ekonomi usai berlangsungnya Perang Dunia pertama.
Gedung ini dirancang dalam satu kompleks perkantoran untuk instansi pemerintah atau Gouvernements Bedrijven bersama gedung Hoofdbureau Post Telegraaf en Telefoondienst. Terdapat 4 lantai, basement, dan ruang pada puncak gedung. Saat itu, Gedung Sate merupakan gedung kantor Department Verkeer en Waterstaat atau Departemen Pekerjaan Umum dan Pengairan.
Masih menukil dari bandung.go.id, Gedung Sate mempunyai gaya arsitektur hybrid. Perpaduan antara beberapa gaya arsitektur di beberapa bagian. Gedung ini menggunakan model Rennaisance Italia, desain jendela mengusung konsep Moor Spanyol, dan bagian atap mengadopsi arsitektur Asia seperti pura di Bali. Gedung ini juga dipengaruhi ornamen Hindu dan Islam.
Lantas dari mana asal nama Gedung Sate?
Nama Gedung Sate diambil dari ornamen tiang dengan enam bulatan yang menyerupai sate pada bagian puncak gedung. Ornamen ini melambangkan enam juta Gulden yang digunakan selama pembangunan. Masyarakat kemudian menyebutkan dengan nama “Gedung Sate”. Menurut Pemandu Gedung Sate, Dena Akhirawan, terdapat alarm otomatis di puncak gedung. Ketika ada serangan musuh, alarm akan berbunyi dan suaranya menjangkau hingga luar Bandung.