Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Novel Tafsil Tnahawi atau diterjemahkan dengan judul Minor Detail karya penulis asal Palestina Adania Shibli tidak jadi diberikan penghargaan Literaturpries 2023 di Frankfurt Book Fair (FBF). Hal itu disebabkan sikap FBF yang berpihak pada Israel sebagaimana yang diungkapkan oleh direktur FBF Juergen Boss.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami akan mengadakan diskusi panel mengenai serangan pada Israel bersama Meron Mendel, perwakilan komunitas Yahudi di Jerman,” kata Jurgen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Atas pembatalan tersebut, sejumlah pihak melontarkan kritik dan kecaman terhadap Frankfurt Book Fair. Ikatan Penerbit Indonesia atau Ikapi membatalkan partisipasinya dalam Frankfurt Book Fair (FBF). Dilansir dari ikapi.org, pembatalan itu terkait sikap FBF yang pro-Israel dan mengecam FBF terkait pembatalan pemberiaan penghargaan novel Minor Detail karya sastrawan Palestina Adania Shibli.
Selain itu ada pula dari Aliansi Penerbit Independen International. Dilansir rilis pers yang dilansir dari alliance-editeurs, mereka mengecam FBF yang membatalkan pemberian penghargaan novel Minor Detail secara sepihak.
“Di tengah pendudukan dan kolonialisme yang dilakukan Israel terhadap Palestina, sangatlah penting untuk memberikan suara kepada kaum tertindas melalui semua media ekspresi, termasuk buku dan sastra. Ironisnya, FBF sebagai pameran buku tahunan terbesar di dunia justru melakukan hal sebaliknya,” tulis aliansi tersebut.
Selain mengecam pembatalan penghargaan Adania Shibli, aliansi tersebut juga menuntut agar suara-suara dari Palestina mendapatkan suara yang sama seperti suara yang lain di FBF.
Profil Adania Shibli
Dilansir dari thenationalnews, Adania Shibli lahir di Palestina pada 1974. Shibli telah menerbitkan berbagai karya sejak akhir 1990-an. Dia menulis novel, drama, cerita pendek sampai esai. Dikutip dari rcwlitagency, Shibli dianugerahi Penghargaan Penulis Muda Qattan-Palestina pada 2001 untuk novelnya Masaas (diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai Touch) dan pada 2003 untuk novelnya berjudul Kulluna Ba'id bethat al Miqdar aan el-Hub (We Are All Equally Far from Love).
Selain menulis tiga novel berbahasa Arab, Shibli juga telah mengerjakan banyak karya non-fiksi termasuk buku seni Dispositions dan kumpulan esai A Journey of Ideas Across: In Dialog with Edward Said. Kini, Shibli menjabat sebagai penulis residensi di Literaturhaus Zurich.
Shibli pernah diundang oleh Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta atau DKJ dalam acara Jakarta International Literary Festival atau JILF pada 2019 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Adania Shibli menjadi pembicara utama karena dinilai sebagai penulis yang berprestasi dan diharapkan memberikan perspektif yang berbeda. "Dia juga menerima penghargaan di usia yang cukup muda, yaitu 33 tahun," kata Isyana Atharini salah satu kurator festival tersebut.
Tentang Minor Detail
Dilansir dari nationalbook, Minor Detail berlatar pada Perang Arab-Israel 1948 di Palestina ketika tentara Israel membunuh perkemahan Badui di gurun Negev, termasuk seorang perempuan remaja yang diperkosa, dibunuh, dan dikuburkan dalam pasir.
Bertahun-tahun kemudian, seorang jurnalis dari Ramallah berangkat untuk mengetahui dan membongkar seputar tindakan keji tersebut.
Novel Minor Detail masuk daftar panjang International Booker Prize 2021 yang menjadi satu-satunya buku regional yang masuk dalam daftar panjang tersebut dari 13 novel lainnya.
ANANDA BINTANG I DIAN YULIASTUTI