Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandar Lampung - Kota Bandarlampung berbenah untuk merayakan Imlek. Sejumlah kawasan perbelanjaan dan pertokoan di pusat kota Provinsi Lampung itu sudah berhias pernak-pernik khas Imlek sejak Januari 2019. Di sana juga tersedia berbagai perlengkapan yang berkaitan dengan perayaan tahun baru Imlek.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aneka buah dan kue banyak dijual, dan pembelinya semakin ramai mendekati perayaan Imlek 2570/2019 pada Selasa, 5 Februari 2019. Beberapa makanan yang tersedia adalah jeruk mandarin dan kue keranjang atau dodol cina.
Kue keranjang disebutkan memiliki makna persaudaraan yang sangat erat. Jenis kue ini, serta pernak-pernik lainnya, banyak ditemui setiap menjelang Imlek, terutama di pasar modern. "Di sini hiasan Imlek sudah dipasang sejak awal Januari," kata Meri Mawarni, seorang pekerja di pasar modern di Telukbetung, Bandar Lampung.
Setiap mendekati perayaan Imlek, sejumlah pusat perbelanjaan di Kota Bandar Lampung semarak hiasan khas Imlek, seperti lampion dan aneka hiasan merah khas Imlek. Selain makanan, beberapa ornamen Imlek yang banyak dicari adalah pohon angpau, dan bunga kertas. Penduduk dan para wisatawan juga mencari hoison, rebung, urat sapi, jamur yoko, jamur putri, dan jamur kuping.
Tak cuma di pusat perbelanjaan, Wihara Thay Hin Bio di Jalan Ikan Kakap Pesawahan, Teluk Betung Selatan, Bandar Lampung, juga sudah siap menyambut tahun baru. Sejumlah lampion terpasang di depan wihara. Area di sekitar wihara juga merupakan kawasan bisnis dan sentra oleh-oleh khas Lampung, terutama keripik pisang.
Di bagian dalam wihara, deretan lilin berwarna merah tersusun rapi. Thay Hin Bio adalah wihara tertua di Provinsi Lampung. Setiap Imlek, wihara itu selalu dipadati jemaah yang datang bukan hanya dari wilayah Lampung, tetapi juga dari luar provinsi.
Wihara Thay Hin Bio termasuk bangunan cagar budaya. Tempat beribadatan yang berdiri sekitar tahun 1883 itu juga menjadi objek wisata di Kota Bandar Lampung, terutama saat menjelang dan perayaan Tahun Baru Imlek.