Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Awal tahun bisa menjadi waktu yang tepat untuk mulai merencanakan liburan. Terlebih, pemerintah juga sudah mengumumkan daftar libur nasional dan cuti bersama 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertanyaan berikutnya, kemana tujuan liburannya? Liburan di Indonesia saja dengan menyelami kekayaan budaya patut dipertimbangkan. Berikut rekomendasi destinasi wisata budaya di Indonesia:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Desa wisata Saba Baduy
Desa wisata satu in sudah cukup tersohor dengan adat istiadatnya yang kental. Berada di pedalaman Banten, masyarakat adat Baduy masih hidup berdampingan dengan alam dan memegang teguh adat dan budayanya.
Sejumlah wisatawan berkeliling di Desa Kanekes, Lebak, Banten, Selasa, 7 Juli 2020. Permohonan penghapusan wilayah Baduy sebagai tujuan wisata karena Suku Baduy merasa terganggu kedatangan wisatawan yang mencemari lingkungan sekitar. ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
Meski begitu, mereka terbuka dengan wisatawan. Wisatawan bisa berkunjung ke sana untuk melihat kehidupan sehari-hari masyarakatnya.
Sejumlah rumah warga bisa berfungsi sebagai homestay bagi wisatawan yang ingin menginap. Wisatawan juga bisa melihat bagaimana warga setempa masih bertani dan menenun dengan cara tradisional.
Hal penting yang perlu diingat saat berkunjung ke sana adalah mematuhi dan menghormati adat istiadat warga setempat. Misalnya, tidak membawa alat elektronik ke wilayah Baduy Dalam. Jangan lupa membawa oleh-oleh hasil kerajinan tangan khas masyarakat Baduy.
2. Desa wisata Wae Rebo
Desa ini dikenal dengan sebutan negeri di atas awan dari Timur Indonesia. Karena memang seperti itulah penampakan desa wisata yang terletak di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu.
Tujuh bangunan rumah desa adat Waerebo yang disebut Mbaru Niang, 28 April 2017. Desa adat Waerebo berada di lembah yang diapit beberapa punggungan, membuat wisatawan untuk mencapai desa itu harus mendaki membelah hutan sejauh 7 km selama kurang lebih 4 jam. ANTARA FOTO
Setiap pagi dan sore, desa di dataran tinggi ini diselimuti kabut. Keberadaan selimut kabut tersebut justru membuat pemandangan desa ini menjadi luar biasa dan seolah berada di atas awan.
Adapun daya tarik dari desa ini adalah rumah khas berbentuk kerucut yang disebut Mbaru Niang. Mbaru diartikan sebagai rumah dan Niang berarti tinggi dan bulat. Para tamu bisa menginap secara komunal bersama tamu lainnya di Mbaru Niang. Selama di sini, wisatawan akan betah dengan suasana alamnya dan keramahan penduduk setempat sambil menyelami budaya mereka.
3. Tana Toraja
Ini adalah destinasi wisata budaya andalan di Sulawesi Selatan. Sebab, di sana ada beragam budaya yang bisa dilihat. Tak hanya berupa seni, tapi juga sejumlah peninggalan budaya.
Wisatawan asing melihat kuburan batu di objek wisata Loko Mata di Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Selasa 16 Agustus 2022. Objek wisata berupa batu besar berisi kuburan keluarga warga setempat tersebut menjadi wisata budaya yang ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara. ANTARA FOTO/Arnas Padda
Wisatawan yang datang ke Tana Toraja harus menyempatkan ke Pallawa, sebuah komplek perumahan adat masyarakat Tana Toraja atau disebut Tongkonan. Kompleks Tongkonan Pallawa ini berada di antara pohon-pohon bambu di puncak bukit.
Ciri khas lain dari Tana Toraja adalah Londa. Londa merupakan bebatuan curam yang memiliki gua alam yang dijadikan makam. Di sana banyak sekali patung kayu (tau-tau) di tebing batu yang dipahat serupa etalase tanpa kaca yang dibuat mirip dengan jenazah asli yang dikubur di Londa. Masih banyak destinasi budaya menarik lain di sana, seperti Batutumonga yang merupakan kumpulan 56 batu menhir serta kuburan bayi Kambira yang merupakan permakaman bayi yang meninggal sebelum tumbuh gigi.
4. Festival Lembah Baliem
Festival ini diselenggarakan setiap tahun di Lembah Baliem Papua. Acara ini menampilkan perang suku, yaitu suku Dani, suku Lani dan suku Yali.
Festival dengan perang suku ini merupakan lambang kesuburan dan kesejahteraan antara masyarakat setempat. Atraksi dalam perang ini hanya sekadar festival saja, bukan perang dalam konteks sebenarnya.
Biasanya, festival ini dilangsungkan sebelum peringatan kemerdekaan Indonesia. Dengan begitu, festival ini dapat menjadi pengingat bagi masyarakat untuk selalu cinta terhadap tanah air. Umumnya, acara wisata budaya ini berlangsung selama tiga hari yang juga diisi dengan pertunjukan seni dan budaya. Selama festival budaya ini berlangsung, daerah Lembah Baliem ramai dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.