Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Letusan Gunung Etna di Sisilia, Italia, tidak menyurutkan wisatawan untuk mendaki gunung berapi tersebut. Beberapa wisatawan tetap ingin menyaksikan pemandangan letusan dari dekat. Padahal pemerintah setempat sudah memberlakukan pembatasan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gunung Etna merupakan gunung pulau Mediterania tertinggi dan stratovolcano paling akrif di dunia, seperti dilansir dari laman Unesco. Terletak di pantai timur Sisilia, gunung berapi ini memiliki fitur vulkanik beragam dan mudah diakses seperti kawah puncak, kerucut cinder, hingga aliran lava.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Letusan Gunung Etna terjadi sejak 8 Februari 2025 dari kawah Bocca Nouva. Lava muncul dari gunung berapi dan turun di sepanjang sisi barat daya gunung berapi, mencapai ketinggian sekitar 1.950 meter di atas permukaan laut. Pemerintah setempat sudah memberlakukan pembatasan agar wisatawan menjaga jarak minimal 500 meter dari aliran lahar, dan harus didampingi oleh pemandu.
Namun wisatawan malah mendaki gunung untuk menyaksikan pemandangan dari dekat. Bahkan bermain ski di lereng gunung. Banyaknya orang yang berada di gunung tersebut, menjadi pihak berwenang kesulitan memantau situasi dan kondisi letusan gunung.
Wisatawan baik lokal dan mancanegara sebaiknya tetap menjaga keamanan dan keselamatan. Selain lava cair panas yang sangat berbahaya, kondisi musim dingin di gunung juga menjadi masalah. Apalagi masih banyak turis yang tidak memperhatikan jenis pakaian yang aman digunakan untuk mendaki Gunung Etna.
“Kami telah melakukan beberapa penyelamatan, terutama karena orang-orang tidak memiliki pakaian yang layak. Kami menemukan turis yang mengalami hipotermia,” kata Marsekal Paolo Bernardini dari tim penyelamat gunung Nicolosi, seperti dilansir dari Express.
Meskipun sudah ada larangan yang dikeluarkan oleh walikota wilayah Catania, beberapa foto menunjukkan kerumunan orang berkumpul untuk menyaksikan apa yang sedang terjadi. Termasuk suasana letusan, abu, bebatuan yang menyala, dan lava. Wisatawan sebaiknya tetap mematuhi aturan otoritas setempat yang telah menetapkan keselamatan orang di sekitar.
Selain pembatasan di dekat aliran lava, wisatawan juga harus mencari informasi tentang Bandara Catania-Fontanarossa, yang juga dikenal sebagai Bandara Vincenzo Bellini. Gerbang utama bagi para pelancong yang ingin mengunjungi Gunung Etna ini berulang kali memberlakukan penutupan karena abu vulkanik yang memengaruhi jarak pandang.
Seperti dilansir dari Travel and Leisure Asia, petugas bandara pun menyarankan agar penumpang mencari informasi dari maskapai penerbangan sebelum bepergian, karena kondisi dapat berubah sewaktu-waktu. Terutama jam kedatangan, kemungkinan mengalami pembatasan hingga pukul 18.30 setempat, kalau situasinya memburuk