Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno membuat keukarah, kue khas Sabang di Desa Wisata Aneuk Alot, Kota Sabang, Sabtu, 1 Mei 2021. Sandiaga Uno berkunjung ke Sabang sekaligus buka puasa bersama di sana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sandiaga Uno tampak antusias menggoreng kue keukarah dan meniriskannya ke atas tampah yang sudah dilapisi daun pisang. Setelah mengetahui bagaimana proses membuat kue keukarah, Sandiaga mengatakan, tahap demi tahap pembuatan kue itu bisa dipromosikan kepada wistawan domestik maupun mancanegara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Proses mengolah kue ini merupakan pengalaman yang dapat dijual kepada wisatawan," kata Sandiaga Uno. Keukarah atau kue karah adalah kue yang tahan lama dan banyak dijumpai di Aceh pada saat Idul Fitri. Kue ini berbentuk seperti bulan sabit atau gulungan bulat.
Kue Keukarah Khas Aceh. TEMPO/Adi Warsidi
Bahan pembuatnya adalah tepung beras dan santan. Teksturnya rapuh dan renyah. Proses membuat keukarah dimulai dengan mencampurkan tepung beras, gula, dan air menjadi adonan kental. Lalu ada wadah tempurung kelapa dengan banyak lubang untuk mengalirkan adonan ke dalam minyak goreng.
Kemudian terbentuk lempengan seperti serabut mirip sarang burung. Setelah matang, lempengan itu dilipat sesuai selera, seperti bulan sabit, gulungan bulat, atau bentuk lainnya. Kue keukarah bisa disimpan dalam waktu lama, mencapai satu bulanan. Tapi kue jarang bertahan lama karena biasanya langsung habis disantap, terutama oleh anak-anak.
Seorang warga membuat kue Keukarah atau kue kering khas tradisional Aceh di salah satu tempat pembuatan kue kering usaha rumahan Desa Langgung, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat, Aceh, Selasa 14 Mei 2019. Pelaku usaha kue kering di kawasan itu mengaku sejak sepekan terakhir permintaan kue kering tradisional mengalami peningkatan dari 300 buah per hari menjadi 1.500 buah per hari dengan harga jual Rp 1.000 per buah. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Selain keukarah, warga Desa Wisata Aneuk Alot juga bekerja sebagai perajin anyaman dan ecoprint berbahan daun jati. Sandiaga Uno mengatakan produk kreatif ini mencerminkan kearifan lokal dan dapat dikemas dengan menarik sehingga bernilai jual.
Yang terpenting, menurut Sandiaga Uno, mengangkat para perajin usaha mikro, kecil, dan menangah atau UMKM agar masuk ke platform digital. "Saya berharap UMKM punya toko-toko online dan mulai mendigitalisasi proses mereka dalam berusaha," katanya.
ANTARA | ADI WARSIDI