Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Batam - Desa Wisata Pulau Penyengat Tanjungpinang masuk sebagai 75 besar Desa Wisata terbaik dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi, Kreatif (Kemenparekraf). Pemerintah setempat menargetkan Pulau Penyengat bisa terpilih menjadi yang terbaik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang Muhammas Nazri akan mempersiapkan segala sesuatunya untuk menghadapi tahapan penilaian ADWI selanjutnya. "Mudah-mudahan sukses, semoga Pulau Penyengat menjadi yang terbaik," kata dia, Jumat, 31 Maret 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jika, Pulau Penyengat terpilih menjadi salah satu desa wisata terbaik, maka akan dapat bantuan dari Kemenparekraf untuk mengembangkan destinasi wisata kedepannya. "Kalau ini sukses kita bisa mengembangkan lagi destinasi pariwisata di Tanjungpinang," kata Nazri yang juga berharap dukungan dan doa dari masyarakat Tanjungpinang
Menurut siaran pers Pemerintah Kora Tanjungpinang, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno akan melakukan kunjungan ke 75 desa wisata terpilih ADWI. Namun, belum dipastikan apakah Pulau Penyengat termasuk dalam kunjungan itu atau tidak.
Sekretaris Daerah Kota Tanjungpinang Zulhidayat mengapresiasi Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata bersama Pokdarwis dan masyarakat pelaku wisata yang telah mengantarkan Pulau Penyengat menjadi 75 besar desa wisata terbaik di Indonesia. Ia berharap dengan terpilihnya Pulau Penyengat dalam ajang ADWI dapat memacu kebangkitan pariwisata menjadi lokomotif penggerak ekonomi daerah dan masyarakat di kota Tanjungpinang.
"Mudah-mudahan nanti akan bermunculan destinasi-destinasi wisata di Tanjungpinang yang berkualitas, mandiri dan memiliki daya saing, sehingga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat dan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan," kata Zulhidayat.
Tentang Pulau Penyengat
Pulau Penyengat merupakan destinasi yang bernilai sejarah, terutama berkaitan dengan Kerajaan Riau. Menurut sejarahnya, Pulau Penyengat dikenal sebagai pulau hadiah perkawinan yang diberikan oleh Sultan Mahmud Syah kepada istrinya, yaitu Engku Puteri Raja Hamidah pada 1803.
Pada tahun yang sama, saat pusat pemerintahan Kerajaan Riau bertempat di pulau itu, Pulau Penyengat berganti nama menjadi Pulau Penyengat Indrasakti. Kemudian dibangun juga sebuah pusat pertahanan menjadi negeri dan kemudian berkedudukan yang di pertuan Muda Kerajaan Riau-Lingga
Selain itu, Pulau Penyengat merupakan pulau bersejarah dan memiliki kedudukan penting dalam peristiwa jatuh bangunnya Imperium Melayu, sebelum terdiri dari wilayah Kesultanan Johor, Pahang, Siak dan Lingga, khususnya di bagian selatan dari Semenanjung Melayu.
Di pulau itu juga terdapat masjid raya Pulau Penyengat yang dibangun oleh Sultan Riau. Konon, masjid itu dibangun dengan campuran bahan putih telur. Hingga saat ini, pulau itu masih ramai didatangi wisatawan.
Pilihan Editor: Hikayat Pulau Penyengat dan Saksi Perang Saudara
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dahulu.