Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Denpasar - Banjar Kaja, Sesetan, Kota Denpasar, Bali, akan menyelenggarakan kegiatan Sesetan Heritage Omed-omedan Festival (SHOF) 2018 pada Minggu, 18 Maret, atau sehari setelah Hari Suci Nyepi. Festival ini merupakan tradisi yang sudah berjalan lama di Banjar Kaja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tradisi omed-omedan melibatkan sekaa teruna teruni (pemuda-pemudi) yang berumur 17-30 tahun dan belum menikah. Prosesi dimulai dengan persembahyangan bersama untuk memohon keselamatan.
Kemudian kelompok laki-laki dan perempuan dipisah. Lalu satu per satu mereka akan diarak atau digotong kelompok masing-masing untuk dipertemukan. Setelah itu, dua sejoli akan melakukan adegan berciuman dan diguyur dengan air.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Ajang ini rutin tradisi sehari setelah Nyepi atau pada saat Ngembak Geni di Banjar Kaja Sesetan,” kata seorang maestro omed-omedan Banjar Kaja, Desa Sesetan, IGN Oka Putra, saat bertatap muka dengan pelaksana tugas Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, di Denpasar, Kamis, 15 Maret 2018.
Ngurah Oka mengatakan, seiring dengan perkembangan zaman, tradisi tersebut dikemas lebih terarah sehingga bisa menjadi daya tarik pariwisata. "Tradisi ini wajib dilakukan banjar kami setiap tahunnya karena ada kaitannya dengan ritual keagamaan," ujarnya.
I Gusti Ngurah Jaya Negara mengatakan pemerintah kota sangat mendukung kegiatan tersebut. “Karena ajang ini hanya ada di Banjar Kaja, Sesetan, adalah tradisi yang turun-menurun dan patut dilestarikan,” ucapnya.
Ketua Panitia SHOF, I Nyoman Fizal Tri Lazuardi, menjelaskan, ajang ini akan dirangkai dengan kegiatan lain, seperti peken paiketan, parade kesenian, parade band, lomba poster omed-omedan, dan lomba cak anak-anak, yang diikuti 150 anak-anak.
Karena acara digelar di jalan raya, arus lalu lintas akan mengalami perubahan dan rekayasa.
ANTARA