Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Sehari Setelah Nyepi, Banjar Kaja Menggelar Festival Omed-omedan

Banjar Kaja, Sesetan, Kota Denpasar, Bali, akan menyelenggarakan kegiatan Sesetan Heritage Omed-Omedan Festival 2018 pada Minggu, 18 Maret.

15 Maret 2018 | 19.23 WIB

Seorang pemuda berusaha mencium remaja wanita saat festival Omed-omedan di Desa Sesetan, Denpasar, Bali, (1/4). Omed-Omedan yang berarti saling peluk dan tarik menarik adalah festival tahunan yang digelar sehari setelah perayaan Hari Raya Nyepi. (TEMPO/Johannes P. Christo)
Perbesar
Seorang pemuda berusaha mencium remaja wanita saat festival Omed-omedan di Desa Sesetan, Denpasar, Bali, (1/4). Omed-Omedan yang berarti saling peluk dan tarik menarik adalah festival tahunan yang digelar sehari setelah perayaan Hari Raya Nyepi. (TEMPO/Johannes P. Christo)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Denpasar - Banjar Kaja, Sesetan, Kota Denpasar, Bali, akan menyelenggarakan kegiatan Sesetan Heritage Omed-omedan Festival (SHOF) 2018 pada Minggu, 18 Maret, atau sehari setelah Hari Suci Nyepi. Festival ini merupakan tradisi yang sudah berjalan lama di Banjar Kaja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Tradisi omed-omedan melibatkan sekaa teruna teruni (pemuda-pemudi) yang berumur 17-30 tahun dan belum menikah. Prosesi dimulai dengan persembahyangan bersama untuk memohon keselamatan.

Kemudian kelompok laki-laki dan perempuan dipisah. Lalu satu per satu mereka akan diarak atau digotong kelompok masing-masing untuk dipertemukan. Setelah itu, dua sejoli akan melakukan adegan berciuman dan diguyur dengan air.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ajang ini rutin tradisi sehari setelah Nyepi atau pada saat Ngembak Geni di Banjar Kaja Sesetan,” kata seorang maestro omed-omedan Banjar Kaja, Desa Sesetan, IGN Oka Putra, saat bertatap muka dengan pelaksana tugas Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, di Denpasar, Kamis, 15 Maret 2018.

Ngurah Oka mengatakan, seiring dengan perkembangan zaman, tradisi tersebut dikemas lebih terarah sehingga bisa menjadi daya tarik pariwisata. "Tradisi ini wajib dilakukan banjar kami setiap tahunnya karena ada kaitannya dengan ritual keagamaan," ujarnya.

I Gusti Ngurah Jaya Negara mengatakan pemerintah kota sangat mendukung kegiatan tersebut. “Karena ajang ini hanya ada di Banjar Kaja, Sesetan, adalah tradisi yang turun-menurun dan patut dilestarikan,” ucapnya.

Ketua Panitia SHOF, I Nyoman Fizal Tri Lazuardi, menjelaskan, ajang ini akan dirangkai dengan kegiatan lain, seperti peken paiketan, parade kesenian, parade band, lomba poster omed-omedan, dan lomba cak anak-anak, yang diikuti 150 anak-anak.

Karena acara digelar di jalan raya, arus lalu lintas akan mengalami perubahan dan rekayasa.

ANTARA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus