Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Sampit - Warga Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menemukan seekor bekantan (nasalis larvatus) yang lumpuh bagian pinggang ke bawah. "Saat ditemukan kedua kakinya lumpuh dan dikerumuni semut api," kata Komandan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalteng Pos Jaga Sampit, Muriansyah di Sampit, Kamis, 5/7.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bekantan itu ditemukan di Kelurahan Tanah Mas, Kecamatan Baamang oleh warga bernama Abdurrahman. Saat ditemukan, satwa yang dilindungi tersebut tidak bisa banyak bergerak. Bekantan dewasa tersebut berjenis kelamin jantan namun belum bisa diperkirakan berapa usia persisnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Belum diketahui penyebab kerabat kera dengan ciri khas hidung panjang itu menjadi lumpuh. Namun, kelumpuhan biasanya dipicu beberapa sebab, seperti terjatuh atau dipukul. "Tetapi tidak ditemukan luka bekas benda tajam (pada bekantan itu). Besok setelah sampai di Pangkalan Bun, rencananya langsung diperiksakan ke Yayasan OFI," kata Muriansyah.
Bekantan tersebut sempat dibawa pulang oleh Abdurrahman, sebelum ia laporkan kepada aparatur desa dan BKSDA. Kamis pagi, bekantan itu diserahkan kepada BKSDA Pos Jaga Sampit.
Rencananya pagi ini bekantan itu akan dibawa ke kantor BKSDA di Pangkalan Bun untuk diobservasi. Jika sudah sehat dan dinyatakan siap hidup di alam terbuka, ia akan dilepasliarkan di hutan.
Bekantan tersebar dan endemik di hutan bakau, rawa, dan hutan pantai di Pulau Borneo. Pulau ini meliputi Kalimantan, Sabah, Serawak dan Brunei Darussalam. Binatang ini dilindungi karena populasinya semakin berkurang dan terancam punah.
Satwa ini dikenal memiliki sifat pemalu dan selalu menghindar jika bertemu manusia. Kini populasi mereka terdesak akibat kerusakan hutan dan berkurangnya sumber makanan.
ANTARA
Artikel lain: Obor Asian Games akan Lewat Sejumlah Destinasi Wisata