Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Seorang Warga Sampit Selamatkan Bekantan yang Ditemukan Lumpuh

Warga Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menemukan seekor bekantan (nasalis larvatus) yang lumpuh bagian pinggang ke bawah

6 Juli 2018 | 06.39 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Foto karya Dhemas Reviyanto yang berhasil meraih Juara 1 APFI 2018 dalam kategori Foto Single Environtment/Nature yang menggambarkan kehidupan Kera hidung panjang, Bekantan (Nasalis Larvatus) di Kawasan Ekowisata Bekantan di Desa Lok Buntar Kecamatan Tapin Selatan, Kalimantan Selatan, 10 Januari 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Sampit - Warga Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menemukan seekor bekantan (nasalis larvatus) yang lumpuh bagian pinggang ke bawah. "Saat ditemukan kedua kakinya lumpuh dan dikerumuni semut api," kata Komandan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalteng Pos Jaga Sampit, Muriansyah di Sampit, Kamis, 5/7.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bekantan itu ditemukan di Kelurahan Tanah Mas, Kecamatan Baamang oleh warga bernama Abdurrahman. Saat ditemukan, satwa yang dilindungi tersebut tidak bisa banyak bergerak. Bekantan dewasa tersebut berjenis kelamin jantan namun belum bisa diperkirakan berapa usia persisnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Belum diketahui penyebab kerabat kera dengan ciri khas hidung panjang itu menjadi lumpuh. Namun, kelumpuhan biasanya dipicu beberapa sebab, seperti terjatuh atau dipukul. "Tetapi tidak ditemukan luka bekas benda tajam (pada bekantan itu). Besok setelah sampai di Pangkalan Bun, rencananya langsung diperiksakan ke Yayasan OFI," kata Muriansyah.

Bekantan tersebut sempat dibawa pulang oleh Abdurrahman, sebelum ia laporkan kepada aparatur desa dan BKSDA. Kamis pagi, bekantan itu diserahkan kepada BKSDA Pos Jaga Sampit.

Rencananya pagi ini bekantan itu akan dibawa ke kantor BKSDA di Pangkalan Bun untuk diobservasi. Jika sudah sehat dan dinyatakan siap hidup di alam terbuka, ia akan dilepasliarkan di hutan.

Bekantan tersebar dan endemik di hutan bakau, rawa, dan hutan pantai di Pulau Borneo. Pulau ini meliputi Kalimantan, Sabah, Serawak dan Brunei Darussalam. Binatang ini dilindungi karena populasinya semakin berkurang dan terancam punah.

Satwa ini dikenal memiliki sifat pemalu dan selalu menghindar jika bertemu manusia. Kini populasi mereka terdesak akibat kerusakan hutan dan berkurangnya sumber makanan.

ANTARA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus