Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Rumah penginapan atau homestay menjadi salah satu alternatif fasilitas akomodasi yang bisa dipilih oleh para penonton MotoGP Mandalika. Masyarakat setempat pun bisa membuka rumah atau kos yang mereka miliki untuk menjadi penginapan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengenai tarif, Vice President Marketing Hospitality of Indonesia Network (HIN) Irfansyah mengatakan penetapannya diserahkan kepada masing-masing warga. "Untuk masalah tarif rumah warga yang akan dijadikan penginapan alternatif MotoGP, kita serahkan langsung ke pemilik rumah," kata dia di sela pertemuan dengan pihak Dinas Pariwisata Kota Mataram, Jumat, 14 Januari 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sementara HIN tinggal mengikuti standar yang ditetapkan warga untuk dipromosikan melalui aplikasi yang sudah disiapkan. "Tapi tentunya tidak semahal di Traveloka atau booking.com," kata Irfan.
Namun ia menyarankan para pemilik homestay tidak mematok harga yang terlalu tinggi. "Jangan sampai ada kesan, kok homestay mahal," kata Irfan.
Sebaliknya, tamu bisa mendapat perbandingan meskipun jarak Kota Mataram ke lokasi Sirkuit Pertamina Mandalika jauh, tapi kalau bisa memberikan harga murah bisa jadi tamu akan memilih rumah penginapan alternatif di Kota Mataram. "Tarif sewa rumah yang murah di Mataram bisa jadi pilihan tamu kendati jarak yang jauh ke Mandalika," ujarnya.
Irfan pun memberikan gambaran beberapa tarif sewa rumah warga di seputaran Kampung Wisata Mandalika, Lombok Tengah yang sudah disurvei, yaitu sekitar Rp 150 ribu-200 ribu per malam. Sedangkan rumah yang menggunakan AC tarifnya berkisar Rp 300 ribu-350 ribj per malam.
"Harapan kita, tarif untuk di Kota Mataram juga bisa menyesuaikan," kata Irfan yang sejauh ini belum mendapatkan data final rumah warga Kota Mataram yang siap menjadi penginapan alternatif saat MotoGP.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram Nizar Denny Cahyadi sebelumnya mengatakan dengan melihat kondisi perumahan penduduk di Kota Mataram, kesiapan untuk 25.000 tempat tidur tidak memungkinkan. Tapi pihaknya akan berusaha menyiapkan secara maksimal berapapun rumah yang siap menjadi penginapan alternatif seperti homestay bekerja sama dengan lurah dan camat. "Termasuk kos-kosan yang kosong akan kita data dan ini bisa menjadi peluang bagi masyarakat," ujarnya.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.