Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Pelaku transportasi umum mendukung rencana operasional bus shuttle atau bus pengumpan untuk menjelajahi jalur wisata Hutan Mangunan di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Dengan begitu, bus-bus berbadan besar tak perlu menyusuri jalan-jalan yang sempit dengan medan yang berisiko.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dukungan ini menyusul kecelakaan bus yang menewaskan 13 wisatawan asal Sukoharjo di Bantul pada Minggu, 6 Februari 2022. Pemilik perusahaan otobus atau PO Maju Lancar, Didit Adi Prasetyo mengatakan, berkaca dari kecelakaan di jalur wisata Hutan Mangunan, pemerintah dapat menerapkan berbagai antisipasi. Misalkan, menyediakan kantong parkir hingga bus pengumpan yang ukurannya lebih kecil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jangan memaksakan bus-bus besar atau kendaraan tertentu melewati jalur di kawasan wisata yang sulit dilalui," kata Didit yang juga Sekretaris Organda DI Yogyakarta kepada Tempo, Kamis, 10 Februari 2022. Penyediaan bus pengumpan atau kendaraan kecil di kawasan wisata yang lokasinya di ketinggian dengan jalur tanjakan curam berkelok seperti di Hutan Mangunan, menurut dia, cukup relevan.
Shuttle bus atau kendaraan yang lebih kecil juga perlu ditempatkan di destinasi wisata yang aksesnya belum memungkinkan untuk kendaraan berbadan besar. Selain di Hutan Mangunan, Didit mengatakan kondisi kawasan Gunungkidul yang garis pantainya sepanjang 70 kilometer juga sulit untuk dilewati bus besar karena jalannya sempit.
Bus pengumpan, dia melanjutkan, juga perlu untuk destinasi wisata yang medannya rimbun pepohonan karena bus besar yang tingginya sekitar tiga meter kesulitan melewatinya. "Kalau akses jalan di kawasan wisata lebih lebar, medannya tak banyak tanjakan dan turunan curam, maka bus besar bisa masuk," ujarnya.
Selain mengusulkan bus pengumpan, Didit mendorong pemerintah untuk mengedukasi pelaku usaha wisata supaya turut menginformasikan kondisi medan kepada wisatawan. Misalkan destinasi wisata berada di dataran tinggi, maka kelompok sadar wisata atau pokdarwis mengingatkan wisatawan, terutama para pengemudi bus atau kendaraan pribadi untuk berhati-hati karena banyak tanjakan dan turunan curam.
Pokdarwis juga dapat membentuk satuan tugas pemantau jalan rawan. Jadi, ketika ada bus besar yang masuk, mereka mengingatkan sopir agar menerapkan gigi kecil dan terus memantau apabila ada yang kesulitan.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Aris Suharyanta mengatakan, salah satu usulan dalam rapat koordinasi dengan forum lalu lintas Bantul pada Rabu, 9 Februari 2022 adalah bus besar tetap bisa masuk jalur wisata Hutan Mangunan melalui Imogiri-Dlingo. Hanya saja, jalur pulangnya harus melalui jalur Patuk, Kabupaten Gunungkidul.
Pihak Kepolisian Resor Bantuk menyarankan uji coba setiap Sabtu dan Minggu untuk rute khusus bus tersebut. "Jadi, bus tidak naik dan turun lewat jalur yang sama," kata dia. Namun, Aris melanjutkan, upaya tersebut masih usulan dan belum ada keputusan resmi karena masih berkoordinasi dengan Pemerintah DI Yogyakarta dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT.
Baca juga:
Kecelakaan Bantul Tewaskan 13 Wisatawan, Waspada Jalur Tengkorak Hutan Mangunan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.