Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Suhu udara malam di Yogyakarta terasa lebih dingin memasuki pertengahan Agustus ini. Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, suhu malam di Yogya sepekan terakhir, angka terendahnya mencapai 19 derajat celcius.
Fenomena El Nino Bikin Suhu Lebih Dingin
Namun BMKG Yogya mewanti-wanti, bahwa suhu udara malam di Yogya itu masih berpotensi untuk beranjak lebih rendah atau lebih dingin lagi."Potensi terjadinya suhu yang lebih dingin atau rendah di Yogya masih memungkinkan, karena puncak kemarau kali ini dibarengi fenomena El Nino," kata Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas di Yogyakarta, Selasa, 15 Agustus 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fenomena El Nino itu dinilai memicu iklim lebih kering yang diprediksi masih terjadi sampai akhir Agustus maupun awal September ini. Reni menuturkan, suhu terendah di Yogya saat malam hari belakangan ini sebenarnya masih dalam kategori normal. Sebab suhu dingin lebih ekstrem pernah terjadi beberapa tahun lalu di Yogya.
Suhu Dingin karena Puncak Musim Kemarau
Suhu terendah di Yogyakarta pernah mencapai 13 derajat celsius pada 30 Agustus 2009 silam di wilayah Kecamatan Gamping Sleman. Selain itu, di Kecamatan Mlati Sleman, suhu terendah juga pernah tercatat 17 derajat celsius saat bulan Agustus 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jadi suhu dingin ini karena saat ini memang sedang puncak musim kemarau," kata dia. Saat puncak musim kemarau ini, pertumbuhan awan menjadi minim sekali atau sedikit. "Pada musim kemarau, awan-awan sangat sedikit bahkan tidak ada sehingga ketika ada radiasi matahari yang menuju ke permukaan bumi pada siang akan dipantulkan kembali pada malam hari," kata dia.
Pilihan Editor: Gelombang Panas di Eropa, Banyak Turis Ubah Rencana Perjalanan