Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Atlet bulu tangkis, Pitha Haningtyas Mentari mendapatkan banyak dukungan usai terdengar kabar kekasihnya, Syabda Perkasa Belawa meninggal dalam kecelakaan mobil kemarin subuh. Tak hanya dari sesama atlet dan pelatih yang berada di Basel, Swiss untuk mengikuti turnamen Swiss Open, tapi juga netizen mengirimkan doa penguatan untuk pemain ganda campuran ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah merasa kuat, pasangan Rinov Rinaldy di ganda campuran andalan Indonesia ini mengunggah ungkapan hati di Instagram Storynya pada Selasa dinihari. Pitha mengunggah gambar bumi di alam semesta.
Gambar yang Diunggah Pitha Haningtyas Mentari
Ruh Syabda membawa cinta mereka terbang di alam raya meninggalkan jasad pemain tunggal putra berusia 21 tahun itu, yang digambarkan dalam bentuk animasi. "Milofyuso," tulisnya disertai emotikon patah hati, untuk mengungkapkan perasaan cintanya kepada Syabda. "Fly higher, love (terbang lebih tinggi, cinta)," tulisnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada unggahan berikutnya, Pitha mengunggah potongan percakapan terakhir mereka lewat Whatsapp. Terlihat gambar animasi pilihan Syabda itu menjadi profil picture akun Whatsappnya. Ada nama Papoyaa, panggilan kesayangannya untuk sang kekasih. "Our last," tulisnya disertai gambar emotikon hati.
Syabda Perkasa Belawa. Foto : PBSI
Percakapan Terakhir Tanpa Balasan dari Syabda Perkasa Belawa
Dalam percakapan itu, Syabda mengungkapkan perasaannya yang merasa mengantuk tapi tidak bisa tidur. "Ngantuk tapi enggak enak tidurnya. Safe flight ya, jangan lupa berdoa," tulis Syabda mendoakan keselamatan Pitha yang hendak terbang ke Swiss dari Birmingham, Inggris. Ketika Syabda mengirim doanya, jam menunjukkan pukul 20.25 waktu Inggris.
Sekitar satu setengah jam kemudian, Pitha mengabarkan ia sudah mendarat di Swiss. "Aku udah sampe. Alhamdulillah," jawabnya pada pukul 22.03. Pitha kemudian mengabarkan lagi ia sudah berada di dalam bus dan dalam perjalanan ke Basel. Saat itu pukul 23.03. Tak ada balasan Syabda. Lewat tengah malam, pada pukul 00.10, Pitha mengabarkan lagi sudah sampai di hotel dan sekamar dengan Gregoria Mariska Tunjung. Kembali tak ada balasan dari Syabda.
Satu jam 23 menit kemudian, ia mulai merasakan keanehan. Kemungkinan, ia sudah mendengar kabar kecelakaan itu. "Papoyy, jawab chat aku," tulisnya pada pukul 01.33. Ia memanggil lagi kekasihnya, "Sadaa," tulisnya pada pukul 01.37.
Setelah terkonfirmasi berita kecelakaan yang menewaskan Syabda dan ibunya, Anik Sulistyowati dalam kecelakaan mobil di Tol Pemalang, atlet dan pelatih yang berada di Swiss menenangkan dan menguatkan Pitha. Gregoria Mariska Tunjung mengunggah foto tangannya yang menguatkan tangan Pitha. "Kami semua mencintaimu dan di sini untukmu, tetap kuat," tulisnya dalam Bahasa Inggris.
Syabda Perkasa bersama ibu, ayah, kakak dan adiknya bertolak ke Sragen pada Ahad malam setelah mendengar sang nenek dari ibunya meninggal. Semula, Syabda yang menyetir sedan Camry itu hingga Cikampek. Setelah itu, posisi sopir digantikan ayahnya, Muanis. Tapi di Tol Pemalang, Camry itu menabrak truk hingga remuk. Anik meninggal di tempat adapun Syabda sempat mendapatkan pertolongan. Syabda, ibunya, dan neneknya akhirnya dimakamkan dalam satu liang di Sragen pada Senin sore.
Pilihan Editor: Atlet Badminton Syabda Perkasa Belawa Berpulang, Sejumlah Artis Tokoh Sampaikan Rasa Bela Sungkawa
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.