Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Wonosoboa- Dieng Culture Festival (DCF) 2018 menyedot perhatian ribuan wisatawan untuk datang ke kawasan dataran tinggi Dieng, yang berlokasi di Banjarnegara dan Wonosobo, Jawa Tengah, Sabtu hingga Minggu, 4-5 Agustus 2018. Ramainya kunjungan pelancong ke kota berjuluk negeri di atas awan ini mulai berderap sejak Sabtu subuh.
Turis yang rata-rata datang bergerombol terlihat menuju hulu yang sama, yakni memadati kawasan Kota Dieng di Jalan Arjuna, dekat dengan sentra penyelenggaraan DCF. Aktivitas turis, menurut pengamatan Tempo, yang rata-rata adalah peserta DCF, tak jauh dari mencari tempat menginap.
Tak sedikit turis yang datang ke Dieng belum memperoleh kamar untuk bermalam. Mereka umumnya memiliki pilihan menginap di homestay atau hotel sekitar area wisata. Bila yang tak kebagian kamar, alternatif lain adalah kemping.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, panitia DCF menyediakan lahan camping ground untuk pelancong yang hendak membuka tenda dom. Kawasan berkemah itu berlokasi di sisi selatan dan timur Camdi Arjuna.
Pada Sabtu pagi, 4 Agustus, arena bumi perkemahan di sisi selatan berkapasitas 100 tenda telah penuh. Sedangkan di area sisi timur masih lowong. Tak sampai 10 tenda dibangun di kawasan arena kemah itu sampai Sabtu pagi, 4 Agustus.Embun beku menyelimuti lokasi Dieng Culture Festival 2018 di kawasan Candi Arjuna, Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, Sabtu, 4 Agustus 2018. Suhu ekstrem ini bahkan membuat air keran membeku pada pagi hari. ANTARA/Idhad Zakaria.
Petugas penjaga area kemping, Copeh atau Niswanto, 21 tahun, mengatakan wisatawan hanya dikenai biaya Rp 50 ribu per tenda per malam untuk menyewa kavling lahan camping tersebut. Arena teraebut telah dialiri dengan fasilitas listrik genset dan akan dijaga selama 24 jam oleh petugas.
Sejak DCF dibuka Jumat, 3 Agustus, wisatawan telah keluar-masuk menghuni kawasan kemping sisi timur ini. Rata-rata tak bertahan menggelar tenda karena tak kuat dengan suhu dingin. Suhu rendah menyergap kawasan Candi Arjuna hingga minus derajat Celcius.
Untuk antisipasi, pengunjung yang akan berkemah diminta untuk membawa perlengkapan penghalau dingi. Mereka juga boleh membuat perapian namun di tempat yang sudah disediakan supaya tidak terjadi kebakaran.
Hawa dingin memang menjadi tantangan utama berkemah di Dieng saat suhu minus. Namun hal itu tak menyurutkan keinginan para penikmat wisatawan untuk menggelar tendanya.
Hal ini diakui oleh Yuniarti, 26 tahun, asal Kudus, Jawa Tengah. Ia tahu sebelumnya bahwa fenomena suhu rendah sedang menyergap Dieng. Namun ia tak menepis keinginan untuk berkemah dengan suaminya di kawasan Candi Arjuna.
Ia ingin merasakan sensasi lain menikmati Dieng dari balik tenda dan menyaksikan langsung embun menjadi es kala pagi tiba. "Saya sudah semalam membangun tenda di sini dan tidak menyesal," katanya. Yuniarti menyaksikan hamparan rumput Candi Arjuna memutih diliput bunga es saat berkemah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini