Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Tempat Duduk di Pesawat yang Paling Minim Guncangan saat Terjadi Turbulensi

Beberapa turbulensi hanya menyebabkan guncangan kecil di kabin. Namun tetap saja, guncangan itu bisa membuat penumpang ketar-ketir.

23 Mei 2024 | 20.20 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi penumpang pesawat terbang. Unsplash.com/Mohammad Arrahmanur

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Turbulensi membuat banyak orang takut naik pesawat, apalagi setelah insiden Singapore Airlines SQ321 dari London ke Singapura pada Selasa, 21 Mei 2024, yang memakan korban jiwa. Tak semua turbulensi berdampak fatal seperti itu. Beberapa turbulensi hanya menyebabkan guncangan kecil di kabin. Namun tetap saja, guncangan itu bisa membuat penumpang ketar-ketir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pilihan tempat duduk di pesawat bisa mengurangi risiko guncangan turbulensi yang lebih besar. Menurut banyak pakar perjalanan, pilot, dan awak kabin, tempat duduk terbaik selama turbulensi biasanya berada di atas sayap atau di bagian depan pesawat. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jimmy Nicholson, seorang pilot Australia, mengatakan bahwa kursi di area depan pesawat biasanya lebih sedikit mengalami guncangan ketika terjadi turbulensi.

"Jika Anda duduk di belakang, turbulensinya akan lebih banyak,” kata Nicholson dalam video TikTok yang dikutip Newsweek. slot88

Area di atas sayap juga dianggap sebagai salah satu bagian pesawat yang paling stabil karena lebih dekat dengan pusat gravitasinya. Tapi ke arah belakang kabin, ekornya bisa memantul ke atas dan ke bawah saat terjadi turbulensi. Namun, beberapa wisatawan pencari petualangan cenderung memilih kursi di belakang untuk menikmati penerbangan yang bergelombang.

Penyebab turbulensi

Pilot umumnya terlatih untuk menghadapi faktor-faktor penyebab turbulensi dan akan berusaha semaksimal mungkin untuk memastikan penerbangan lancar. Turbulensi terutama disebabkan oleh gangguan aliran udara. Masalah terkait cuaca seperti angin kencang, awan, atau badai  juga dapat menyebabkan turbulensi. Barisan pegunungan atau kantong udara acak juga dapat menyebabkan guncangan.

Sebelumnya, pada Maret 2024, Boeing 787 United Airlines terpaksa melakukan pendaratan darurat setelah menghadapi turbulensi ekstrem. Sekitar 22 orang dilaporkan terluka dalam insiden tersebut, tujuh orang dilarikan ke rumah sakit. Hampir sebulan sebelumnya, 16 orang dilaporkan terluka ketika penerbangan United Airlines Boeing 777 mengalami turbulensi parah.

Insiden Turbulensi Meningkat

Sebuah studi yang diterbitkan tahun lalu oleh para peneliti di Inggris menemukan bahwa perubahan iklim telah menyebabkan peningkatan turbulensi dalam 40 tahun terakhir.

“Kami menemukan bukti jelas adanya peningkatan besar di sekitar garis lintang tengah pada ketinggian jelajah pesawat,” demikian kesimpulan studi dari Reading University.

Para peneliti menemukan peningkatan turbulensi terbesar di Amerika Serikat dan Atlantik Utara, yang juga merupakan jalur penerbangan tersibuk di dunia.

Mila Novita

Mila Novita

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus