Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tak sedikit orang yang bermimpi ingin wisata ke Raja Ampat, Papua, yang merupakan surga di timur Indonesia. Tapi setelah tahu berapa ongkos dan akomodasi yang harus dibayar agar dapat menikmati surga itu, sebagian orang memilih mundur untuk menabung dulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melihat foto-foto dan mengetahui cerita orang-orang yang pernah berwisata ke Raja Ampat memang menciptakan imaji yang memikat. Di ujung barat kepala burung Papua Barat terdapat empat pulau besar, yakni Waigeo, Salawati, Batanta, dan Misool. Juga rangkaian pulau-pulau kecil yang mengelilinginya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto mengatakan banyak sebutan untuk Raja Ampat. Di antaranya Surga Bumi, Amazon Bawah Laut, Mutu Manikam di Semenanjung Kepala Burung, jantung Segitiga Terumbu Karang, Benteng Terumbu di Sabuk Khatulistiwa, dan sebagainya. "Namun berwisata di surga yang cantik di daratan dan di bawah laut ini oleh sebagian wisatawan dianggap masih mahal, terutama oleh para backpacker atau wisatawan solo," kata Hari Suroto kepada Tempo, Minggu 9 Mei 2021.
Setelah memperhatikan apa saja kebutuhan penting para wisatawan yang datang ke Raja Ampat, Hari Suroto yang juga dosen arkeologi Universitas Cenderawasih, Papua, ini berbagi tips wisata hemat ke Raja Ampat, terutama buat backpacker.
Suasana kawasan wisata Piaynemo, di Desa Pam, Kecamatan Waigeo Barat Kepulauan, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, 22 November 2019. TEMPO/Fardi Bestari
"Jangan berkecil hati untuk berkunjung ke Raja Ampat. Masih bisa ada celah buat otak-atik budget travelling," kata dia. Untuk tiket pesawat, calon wisatawan bisa mencari dengan promo atau paket perjalanan murah lainnya.
Nah, setelah sampai di Bandara Domine Eduard Osok, Sorong, perjalanan berlanjut ke Pelabuhan Sorong yang berjarak sekitar 6 kilometer. Di beberapa layanan perjalanan, wisatawan dapat menggunakan jasa taksi dengan membayar sekitar Rp 100 ribu. Dari Pelabuhan Sorong, wisatawan bisa menumpang kapal feri Sorong - Waisai yang beroperasi setiap hari.
Ada dua jadwal pemberangkatan kapal feri, yakni pukul 09.00 dan 14.00 WIT. Khusus di Sabtu hanya ada satu jadwal, yakni pukul 11.00 WIT. Ongkosnya Rp 120 ribu dan membutuhkan waktu sekitar 2 jam untuk sampai di Waisai. Setiba di Pelabuhan Waisai, naik ojek Rp 10 ribu ke penginapan.
Tarif penginapan di ibu kota Kabupaten Raja Ampat ini bervariasi. Mulai dari Rp 150 ribu hingga Rp 700 ribu per malam. "Harga ini dipengaruhi jarak penginapan ke pantai dan fasilitas yang tersedia," kata Hari.
Untuk ongkos makan, harga makanan di Waisai tidak jauh berbeda dengan Sorong. Warung makan dengan menu nasi lauk ikan dengan harga terjangkau mudah dijumpai di Waisai.
Wisatawan asing menaiki kapal yang disewanya, usai melakukan diving di kawasan pantai Sawandarek di Distrik Meos Mansar, Raja Ampat, Papua Barat, 22 November 2019. TEMPO/Fardi Bestari
Perlu diketahui, wilayah Raja Ampat sangat luas dan terbagi menjadi bagian utara dan selatan. Waisai ada di Raja Ampat bagian utara dan lebih dekat dari Sorong. Sedangkan Misool merupakan tempat terjauh di selatan Kepulauan Raja Ampat. Semakin jauh dari Waisai, maka biaya transportasi laut semakin mahal.
Jika memilih berwisata ke Misool, maka pertimbangkan lagi biaya transportasinya. Sebab daerah ini hanya dapat dijangkau dengan perahu. Untuk menekan ongkos perjalanan, wisatawan dapat menginap di homestay yang dikelola masyarakat setempat. Homestay yang dikelola masyarakat ini relatif terjangkau.
Hari Suroto menyarankan pesan homestay dari jauh hari, sekaligus layanan jemput-antar untuk menghindari ongkos sewa perahu yang mahal. Dengan begitu, wisatawan bisa dijemput dari Waisai menuju homestay. Harga penjemputan ini biasanya sudah masuk ke dalam paket akomodasi.
Spot wisata batu mirip alat kelamin laki-laki di Kampung Lopintol, Raja Ampat, Papua. Dok. Hari Suroto
Contoh Koranu Fyak Homestay di Pulau Kri yang memasang tarif menginap Rp 250 - 400 ribu per orang per malam, plus makan 3 kali sehari. Pengelola Koranu Fyak menyediakan perahu untuk antar jemput wisatawan dari Waisai ke Pulau Kri.
Untuk berkunjung ke Teluk Mayalibit, wisatawan dapat menumpang bus Damri dengaan tarif Rp 50 ribu sekali jalan dari Waisai. Setiba di Warsambim, dapat menyewa perahu nelayan untuk menyaksikan batu kelamin laki-laki. Sorenya, wisatawan dapat kembali ke penginapan di Waisai dengan menumpang bus Damri.