Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pendakwah Miftah Maulana masih menjadi sorotan tajam masyarakat setelah video yang menghina penjual es teh saat ia mengisi pengajian di Magelang, Jawa Tengah beredar viral. Sekalipun ia sudah mendatangi kediaman Sunhaji, nama penjual es teh itu pada Rabu pagi, 4 Desember 2024, netizen yang kesal membongkar jejak digital yang mengungkap karakter aslinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebuah video lama saat ia berceramah di sebuah acara pagelaran wayang kulit dengan dalang Ki Warseno, beberapa tahun lalu. Istimewanya, penyanyi sinden di pertunjukan wayang itu adalah seniman senior asal Yogyakarta, Yati Pesek.
Candaan Merendahkan Miftah Maulana kepada Yati Pesek
Dalam video itu, di depan para penonton, Miftah berbincang dengan aktris senior itu, dengan niat untuk hiburan setelah Yati Pesek menyanyikan tembang Jawa, ‘Bajing Loncat’. Alih-alih melucu, kalimat Miftah justru merendahkan dan menghina Yati Pesek.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Usai Yati Pesek menyanyikan lagu itu, Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Agama itu menanggapi aktris berusia 72 tahun itu. “Niki wau lagune Bajing Loncat. Bajingane kulo ajak munggah (Tadi lagunya Bajing Loncat. Bedebahnya saya ajak naik),” kata Miftah. Terlihat wajah Yati Pesek kaget dan tak nyaman. Ia kemudian berusaha membalas, “Saiki sampeyan arepa enom dadi guruku lho (sekarang kamu meskipun muda jadi guruku lho),” kata Yati,
Bukannya menyadari kalimatnya sudah menyakiti lawan bicaranya, Miftah Maulana makin menjadi-jadi saat merendahkan Yati Pesek. Ia mengeluarkan kalimat candaan yang sangat tak pantas. “Kulo niki bersyukur Bude Yati elek. Nek ayu dadi lonte, to? (Saya bersyukur Bude Yati jelek. Kalau ayu jadi pelacur kan?)” ucapnya.
Yati Pesek langsung terdiam. Ia tak menyangka Miftah akan menghinanya seperti itu. Ia pun menyayangkan ucapan Miftah. “Saiki kok dadi suarane koyo ngono. Oh untung Gus, saiki sampeyan ora dadi ustad, ora kiai. (Sekarang kok ngomongnya kayak gitu. Oh untung Gus, sekarang di sini kamu bukan ustad, bukan kiai),” kata Yati.
Sambil menahan amarah, Yati Pesek berbicara dengan Ki Warseno. "Dek Warseno, niki arepo cah enom, niki waune gandrung kalih kulo. Mulane dadi...ning kan gol, suarane dadi koyo ngono kuwi (Dek Warseno, dia meskipun masih muda, dulu cinta sama saya, Makanya jadi...ngomongnya seperti itu)," kata Yati dengan kesal. "Ngawur kamu," ujarnya kepada Miftah.
Video Miftah Maulana merendahkan Yati Pesek ini langsung viral. Banyak netizen yang mengungkapkan kemarahannya kepada pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji di Kalasan, Yogyakarta itu. Salah satunya, Yustinus Prastowo, mantan Staf Khusus Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Prastowo menanggapi video itu di akun X-nya pada Kamis, 5 Desember 2024. "Makin yakin ini bukan soal khilaf atau biasa bercanda. Miftah ini habitatanya sudah buruk, otaknya jorok, mulutnya kotor. Bu Yati Pesek ini seniwati senior yang sangat dihormati. Mosok dihina seperti itu?" tulisnya.
Jejak Berkesenian Yati Pesek
Jejak berkesenian Yati Pesek lebih lama dari umur Miftah Maulana. Yati sudah merintisnya sejak usia tujuh tahun. Ia terbiasa menari sebagai penampilan pembuka dalam pertunjukan wayang kulit. Pada 1964, Yati Pesek bergabung dalam kelompok Wayang Orang Jatimulyo, Kebumen. Ia manggung dari tobong ke tobong.
Pada 1980, Yati Pesek tampil di TVRI Yogyakarta dalam program Sandiwara Jenaka KR. Bakat aktingnya membuatnya dilirik sutradara, Arifin C. Noer yang mengajaknya bermain di film Serangan Fajar pada 1982. Tercatat, ia sudah membintangi 16 film, termasuk yang terakhir Seni Memahami Kekasih.