Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Magelang - Menikmati hari libur di wilayah perkotaan padat tak harus dengan berwisata ke mal maupun kafe kekinian. Salah satu alternatif yang bisa dipilih untuk menikmati hari libur di kota adalah wisata jalan kaki atau walking tour.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Walking tour mulai populer di Indonesia sekitar 2021 saat pandemi Covid-19 masih cukup tinggi. Fenomena walking tour muncul karena masyarakat mulai jenuh berada di rumah dan mencari cara untuk tetap bisa berwisata namun tak perlu pergi jauh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengikuti walking tour akan terasa lebih menarik dengan menyusuri sejarah-sejarah kota langsung bersama ahlinya sehingga masyarakat tak hanya berwisata, namun mendapat ilmu sekaligus mengenal lingkungan sekitarnya.
Walking tour juga ada di Kota Magelang yang identik dengan sejarah kolonialisme dan berbagai kisah perjuangan Bangsa Indonesia menuju kemerdekaan.
"Awalnya terinspirasi dari rekan - rekan pegiat sejarah dan walking tour dari luar kota. Melihat potensi sejarah di Magelang yang juga tidak kalah dari kota lain seperti Jogja, Semarang, Surabaya. Alhamdulillah, responsenya positif," kata founder Walking Tour Mlampah Magelang, Gusta Wardhana, Ahad, 18 Juni 2023.
Sosok yang akrab disapa Gusta itu mengatakan Walking Tour Mlampah Magelang pertama kali ia dirikan pada 2022. "Untuk riset data, survei rute, manage media sosial (medsos), menulis, semua di Walking Tour Mlampah Magelang saya sendiri yang mengelola," ujarnya.
Gusta mengatakan kegiatan Walking Tour Mlaku Magelang diselenggarakan secara reguler setiap satu bulan dua kali. Jika sedang banyak agenda, ia biasanya menggelar walking tour minimal satu kali sebulan dengan rute yang beragam.
Setiap kali hendak melakukan walking tour, Gusta biasanya mengumumkan acara tersebut melalui media sosial instagram @Mlakumagelang untuk membuka kuota pendaftaran. Sebab, walking tour Mlaku Magelang hanya bisa diikuti maksimal 30 orang dalam satu kali rute perjalanan.
Satu kali perjalanan wisata, pengunjung akan diajak untuk berkeliling pada rute dan tema tertentu dengan durasi kurang lebih 2,5 hingga 3 jam.
Adapun beberapa rute dan tema yang pernah diangkat bersama Walking Tour Mlaku Magelang, yakni Groote Weg Noord Pontjol, Bajeman West, Stadswijk Kawarasan dan Sigarend Abriek Ko Kwat Ie En Zonen.
Tak perlu khawatir soal harga, mengikuti walking tour bersama Mlaku Magelang tidak dipatok biaya tertentu. "Sifatnya Pay As You Wish saja," kata Gusta.
Selama tur, Alumnus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris itu akan membagikan ilmu lengkap tentang sejarah Kota Magelang. Terlebih, Gusta pernah mengikuti pelatihan dan lolos sertifikat Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) sebagai penulis bertema sejarah.
Seorang peserta walking tour, Kiki (24) mengaku senang mengikuti wisata tersebut karena mendapat banyak pengetahuan baru tentang sejarah dan kolonialisme di Magelang yang sebelumnya ia tak tahu. "Terlebih di Magelang ini banyak bangunan tua bernuansa Belanda, saya ikut karena ingin tahu cerita asal mula dan sejarah tiap sudut kotanya seperti apa," kata dia.
Mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) yang kebetulan sedang singgah di Magelang itu mengatakan, jika ada kesempatan hari libur, ia berencana mengikuti walking tour lagi. "Karena semua cerita yang disampaikan 'ndaging' alias berisi, tentang sejarah jalur kereta, hotel dan masih banyak lagi, sangat puas, semoga ada rute-rute baru lagi," kata dia.