Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Wisata Myanmar: Mengenal Festival Thingyan yang akan Diadakan April 2025

Festival Thingyan akan diselenggarakan di Danau Inle, Nyaungshwe, Myanmar

18 Maret 2025 | 22.13 WIB

Festival Thingyan. Foto: @hero3872
Perbesar
Festival Thingyan. Foto: @hero3872

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Festival Thingyan akan diselenggarakan di Danau Inle, Nyaungshwe, Myanmar. Dikutip dari Antara, festival ini akan berlangsung selama empat hari dari 13 April hingga 16 April 2025. Salah satu tujuan utama dari festival ini karena Nyaungshwe merupakan tujuan wisata yang populer.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Danau Inle yang luasnya 489.721 hektare merupakan salah satu daya tarik wisata utama di Myanmar. Festival Thingyan terapung tahun ini akan mencakup berbagai program hiburan dengan sejumlah kegiatan baru tambahan yang masih dalam tahap diskusi.

Mengenal Festival Thingyan

Festival Thingyan nama untuk Tahun Baru Myanmar. Dikutip dari situs web Myanmar Immigration, festival ini perayaan air terbesar dan paling populer di Myanmar. Festival ini mulanya perayaan yang ada pada masa pemerintahan Raja Anawrahta abad ke-11. Waktu itu, perayaan ini untuk menghormati Buddha dan ajarannya. Festival ini juga menjadi waktu bagi masyarakat untuk membersihkan jiwa dan memulai tahun baru dengan kesucian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Seiring waktu, festival ini berkembang menjadi perayaan Tahun Baru dan diberi nama Thingyan. Kata Thingyan berasal dari bahasa Sanskerta Sankranti, yang berarti perpindahan matahari dari satu tanda zodiak ke tanda lainnya.

Secara tradisional, masyarakat Myanmar membuat air wangi dari berbagai jenis bunga dan daun, kemudian menaruhnya di dalam mangkuk atau guci di depan rumah. Setiap hari, mereka menggunakan jenis air yang berbeda dari dedaunan yang berbeda.

Perayaan ini berlangsung selama empat hari pada pertengahan April. Festival dimulai dengan Maha Thingyan, yaitu Festival Air, orang-orang saling menyiram untuk membersihkan dosa dan kesialan dari tahun sebelumnya. Tradisi menyiram air ini berasal dari kebiasaan Buddhisme kuno yang memandikan patung Buddha selama perayaan tahun baru. Setelah terkena air, orang-orang biasanya berjemur di bawah matahari untuk mengeringkan pakaian mereka sambil menikmati waktu santai.

Saat musik mulai diputar pada malam hari, festival semakin meriah dengan berbagai kegiatan seperti menari, bercengekrama, dan meramal nasib. Masyarakat Myanmar mengenakan pakaian berwarna cerah sambil membawa pistol air dan ember untuk bermain air bersama.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus