Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketika sedang menunggu penerbangan, perjalanan melalui proses keamanan di bandara seringkali menjadi pengalaman yang menegangkan. Antrean panjang, pengawasan ketat, dan aturan yang terkadang membingungkan bisa membuat banyak penumpang merasa stres. Namun, ada satu kode di boarding pass yang bisa menambah ketegangan, yakni SSSS. Bagi mereka yang tidak familiar, kode ini bisa berarti sebuah pemeriksaan tambahan yang lebih intensif saat akan menggunakan pesawat terbang.
Dilansir dari CN Traveler, SSSS adalah singkatan dari Secondary Security Screening Selection atau seleksi untuk pemeriksaan keamanan tambahan. Kode ini biasanya muncul pada boarding pass penumpang yang terpilih untuk menjalani prosedur pemeriksaan yang lebih ketat sebelum penerbangan. SSSS ini diperkenalkan oleh Transportation Security Administration (TSA), lembaga yang berada di bawah Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat (DHS), yang bertanggung jawab atas pengawasan keamanan di transportasi AS.
TSA sendiri dibentuk setelah serangan 11 September 2001 untuk melindungi sistem transportasi Amerika Serikat dan memastikan pergerakan orang dan barang tetap aman. Salah satu langkahnya adalah memperkenalkan seleksi seperti SSSS untuk memastikan tidak ada ancaman yang terlewatkan.
Penumpang yang mendapatkan kode SSSS di boarding pass biasanya akan menjalani serangkaian pemeriksaan yang lebih mendetail, yang melibatkan beberapa prosedur keamanan tambahan, seperti:
- Pemeriksaan tubuh secara manual: Selain melewati alat pemindai tubuh, penumpang akan dikenakan pemeriksaan tubuh secara langsung oleh petugas.
- Pemeriksaan metal detector dan scanner tubuh: Penumpang akan diminta melewati pemindai logam dan alat pemindai tubuh lainnya.
- Swab untuk deteksi bahan peledak: Tangan dan kaki penumpang sering kali dibersihkan dengan kain untuk mendeteksi jejak bahan peledak.
- Pemeriksaan koper: Baik koper tangan maupun koper yang diperiksa akan dibuka dan diperiksa lebih teliti oleh petugas.
Proses ini bisa memakan waktu cukup lama dan, dalam beberapa kasus, dapat menyebabkan penumpang hampir ketinggalan penerbangannya karena pemeriksaan yang berlangsung cukup lama.
Seperti yang dilansir dari The Independent, TSA tidak mengungkapkan secara jelas kriteria yang digunakan untuk memilih penumpang yang akan diberikan kode SSSS. Namun, beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi adalah:
1. Pembelian tiket menggunakan uang tunai: Pembayaran dengan uang tunai, yang lebih jarang terjadi di era digital ini, seringkali memicu flagging karena bisa dianggap sebagai tanda aktivitas yang mencurigakan.
2. Tiket sekali jalan: Penumpang yang membeli tiket sekali jalan, terutama dalam perjalanan internasional, seringkali menjadi target seleksi ini.
3. Penerbangan melalui negara dengan risiko tinggi: Beberapa negara yang dianggap berisiko tinggi oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, seperti negara-negara di Timur Tengah atau Asia, dapat menyebabkan penumpang yang terbang melalui negara tersebut lebih sering terpilih untuk pemeriksaan tambahan.
4. Nama yang mirip dengan daftar pengawasan DHS: Nama penumpang yang mirip dengan seseorang yang ada dalam daftar pengawasan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS dapat memicu kode SSSS.
5. Pemilihan acak: Dalam beberapa kasus, pemilihan SSSS bisa terjadi karena seleksi acak sebagai bagian dari protokol keamanan.
Kontroversi Seputar Kode SSSS
Meski prosedur ini dirancang untuk meningkatkan keamanan, ada kritik yang mengatakan bahwa seleksi dengan SSSS bisa dianggap diskriminatif. Beberapa kelompok pembela hak asasi manusia, seperti Council on American-Islamic Relations (CAIR), mengklaim bahwa SSSS seringkali menargetkan individu berdasarkan asal negara atau agama, khususnya umat Muslim. Dalam beberapa kasus, penumpang yang merasa menjadi korban diskriminasi mengajukan permohonan redress number ke Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) untuk mengurangi kemungkinan pemilihan SSSS pada penerbangan berikutnya.
Namun, DHS menyatakan bahwa sistem ini tidak dimaksudkan untuk menangani masalah diskriminasi. Meskipun demikian, banyak penumpang yang merasa kecewa karena aplikasi redress number tidak selalu membuahkan hasil, dan mereka tetap harus menjalani pemeriksaan tambahan secara acak.
Pilihan Editor: Trik Pramugari Meredakan Sakit Telinga di Pesawat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini