Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tiga terdakwa korupsi pungutan liar (pungli) di rumah tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (Rutan KPK), yakni Suharlan, Ricky Rachmawanto, dan Ramadhan Ubaidillah menolak membayar uang pengganti sesuai tuntutan jaksa penuntut umum. Hal ini diungkapkan dalam pleidoi atau nota pembelaan penasihat hukum Suharlan, Ricky, dan Ramadhan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami menolak secara tegas tuntutan berupa uang pengganti tersebut karena tidak masuk dalam surat dakwaan jaksa KPK," kata penasihat hukum Suharlan, Ricky, dan Ramadhan dalam sidang di Pengadilan Tipikor Jakarta pada Senin, 2 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penasihat hukum terdakwa mengatakan, sebagaimana Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), jaksa penuntut umum tidak boleh membuat surat tuntutan yang menyimpang dari surat dakwaan. Surat tuntutan harus berdasarkan fakta di persidangan dan yang terkandung dalam surat dakwaan. Oleh karena itu, dia minta jaksa penuntut umum wajib menjaga konsistensi antara dakwaan dan tuntutan, kecuali ada perubahan dakwaan yang disetujui dalam persidangan.
"Dengan demikian, jaksa penuntut umum tidak sesuai dakwaan, maka sudah sepatutnya Yang Mulia Majelis Hakim berwenang untuk mengabaikan surat tuntutan tersebut dan mempertimbangkan putusan yang relevan dengan dakwaan," ujar tim penasihat hukum terdakwa.
Sebelumnya, jaksa penuntut umum dari KPK menuntut Suharlan, Ricky Rachmawanto, dan Ramadhan Ubaidillah dengan pidana 4 tahun penjara. JPU juga menuntut petugas rutan yang terlibat pemerasan terhadap para tahanan KPK itu membayar pidana denda Rp 250 juta subsider 6 bulan kurungan.
Selain ketiganya, dalam kasus ini ada 12 terdakwa lain. Ke-15 terdakwa itu diduga melakukan korupsi berupa pungli di Rutan KPK sebesar Rp 6,38 miliar pada 2019-2023.
Pungutan liar itu dilakukan di tiga rumah tahanan milik lembaga antirasuah itu. Ketiganya adalah Rutan KPK di Pomdam Jaya Guntur, Rutan KPK di Gedung C1, dan Rutan KPK di Gedung Merah Putih (K4).
Pilihan Editor: OTT di Pekanbaru, KPK Tangkap Pj Wali Kota Risnandar Mahiwa