Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO melayangkan dua surat permohonan wawancara kepada direksi National Sago Prima dan induk usahanya, PT Sampoerna Agro. Namun surat itu tak berbalas. Kuasa hukum National Sago Prima, Harjon Sinaga, mengatakan perusahaan menyerahkan urusan itu kepada tim pengacara. Berikut ini penjelasan Harjon dalam wawancara di kantornya di Atrium Kuningan, Jakarta, Selasa pekan lalu.
Apa tanggapan National Sago Prima atas putusan tersebut?
Kami menyayangkan putusan hakim. Bayangkan, klien kami ini menanam sagu, yang merupakan komoditas masyarakat Indonesia, bukan sawit, yang hanya bisa dinikmati segelintir orang. Perusahaan baik-baik kok malah disudutkan, disalahkan.
Hakim menyebut perusahaan harus bertanggung jawab terhadap kebakaran....
Kami sudah bertanggung jawab. Sewaktu terjadi kebakaran, tim pemadam dikerahkan. Bahkan kami menyewa helikopter untuk memadamkan api.
Versi perusahaan, dari mana asal api?
Kami sudah menelusuri asal api. Api pertama kali terlihat di lahan perusahaan yang berbatasan dengan kebun milik masyarakat. Saat itu kan musim kemarau. Api dari kebun masyarakat yang terbakar merembet ke lahan perusahaan.
Menurut hakim, kebakaran tersebut mencemarkan dan merusak lingkungan....
Asal tahu saja, kami sempat meminta digelar sidang lapangan. Tapi hakim menolak. Padahal, kalau mau, hakim bisa melihat kondisi di sana seperti apa. Saksi ahli yang kami datangkan juga menyatakan kebakaran tidak merusak lingkungan.
Kementerian juga menyebutkan tidak ada sarana pencegah kebakaranâŚ.
Saya tidak mau mengomentari soal sarana ini. Sebab, hakim juga tidak menyinggung soal ada-tidaknya sarana pencegahan di lahan klien kami. Itu artinya hakim sudah sepakat bahwa sarana di sana sudah mencukupi.
Tapi hakim berkata National Sago Prima lalai....
Kelalaian yang dimaksud hakim itu apa? Sekali lagi sudah jelas bahwa perusahaan bertanggung jawab dengan berusaha memadamkan api.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo