Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Berita Tempo Plus

Agar bayi tidak pindah boks

Hampir semua rumah bersalin sudah ada sistem pengamanan agar bayi tidak tertukar. Bahkan rumah bersalin yang dihebohkan oleh kasus Dewi & Cipluk sudah punya sistem pengamanan. Sosok macam-macam RS bersalin.

13 Februari 1988 | 00.00 WIB

Agar bayi tidak pindah boks
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
YAKINKAH Anda bayi yang Anda bawa pulang tidak tertukar di rumah bersalin ? Seharusnya Anda yakin. Sebab, hampir di semua rumah bersalin, termasuk di puskesmas Cilandak, sudah ada sistem pengamanan agar bayi tidak tertukar. Bahkan rumah bersalin, yang kini dihebohkan oleh kasus Dewi dan Cipluk, sebenarnya sudah lama ada sistem agar bayi yang dilahirkan di situ tidak tertukar. Sesuai dengan prosedur yang berlaku di tempat itu, kata bidan yang menolong kelahiran Kartini, Indaryani, ia sudah membuat catatan yang berisi nama orangtua bayi, berat badan, panjang badan, jenis kelamin, cacat, anus, dan tanggal lahir, ketika sekitar pukul 12.15 siang pasien itu melahirkan. Semua data itu dicatatnya pada buku status pasien. Kecuali itu, ia pun membuat label yang kemudian digantungkannya di boks bayi Kartini. Dengan cara itu diharapkan, tentunya, tidak ada bayi yang pindah boks atau diberikan kepada orang yang tidak berhak. Berbeda dengan puskesmas Cilandak, unit kebidanan di RS Pirngadi, Medan, mempunyai cara lain untuk mengamankan seorang bayi agar tidak tertukar dengan bayi lain. Pekan lalu, misalnya, ketika seorang bayi lahir, Suster Asmaidah Lubis yang bertugas di unit itu menunjukkan bayi yang baru muncul ke dunia itu pada ibu yang baru melahirkan. "Lihat ya, Bu, anak ibu laki-laki," ujarnya. Lantas, Asmaidah melingkarkan gelang plastik bernomor ke pergelangan tangan si bayi. Sebuah gelang plastik lain yang bernomor sama dipasang di tangan ibunya. Pekerjaan ini segera dilakukan setelah bayi lahir, bahkan sebelum ari-ari bayi itu dilepaskan. Setelah urusan persalinan selesai, si bayi dipindahkan ke bangsal bersama bayi lainnya. Memang, bangsal bayi itu merupakan bangsal khusus. Tak sembarangan orang boleh mondar-mandir. "Ibunya pun tidak boleh seenaknya masuk," tutur Asmaidah. Pada jam menyusui, perawat membopong si bayi ke kamar ibunya. Sebaliknya, kalau si ibu kangen, dia mesti menunggu di ruang khusus, sebelum bayinya dikeluarkan perawat dari ruang bayi. Namun, aturan memisahkan ibu dan anak yang baru dilahirkan kini ditinjau lagi. Mulai Senin pekan depan di RS Pirngadi bayi dan ibunya tidak lagi dipisahkan. Mereka akan berada dalam satu kamar. "Selain lebih gampang merawatnya, kemungkinan untuk tertukar dengan bayi lain jadi lebih kecil," ujar suster lulusan Yogyakarta itu. Di Jakarta, Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita membudayakan sistem rawat gabung ini. Yaitu membiarkan ibu bapak dan bayinya bersama-sama dalam satu kamar, sejak satu jam bayi itu dilahirkan. "Ini disebut ikatan orangtua dan anak (parent child bonding)," kata Dr. Sudradji Sumapradja dari RSAB Harapan Kita. Cara itu, katanya, akan menimbulkan hubungan mesra antara ayah, ibu, dan anak, lantaran ada kontak kulit. "Bila terjadi kekeliruan, orangtua segera bisa mengetahui. Sebetulnya, Ini budaya lama ketika orang-orang masih melahirkan di rumah. Tapi justru dihilangkan oleh peraturan rumah sakit," ujar Sudradji. Dengan cara itu orangtua juga bisa melihat tulisan pada gelang si anak ketika mereka berkumpul. Sistem memberikan gelang identitas kepada bayi yang baru lahir sudah berlaku sejak Harapan Kita didirikan, tahun 1979. Gelang itu terdiri atas dua warna: merah muda untuk bocah perempuan dan biru untuk bayi lelaki. Pada gelang itu tertulis nama orangtua, catatan kesehatan, dan data si bayi: jenis kelamin, tanggal dan jam lahir. Gelang yang sama terdapat pada tangan si ibu. "Gelang ini hanya bisa dibuka dengan mengguntingnya, dan tidak dilepaskan sampai si bayi meninggalkan rumah sakit, " tutur dr. Titut Pusponegoro dari Harapan Kita. Sebuah rumah sakit bersalin di bilangan Jatinegara, Jakarta Timur, bahkan menyediakan gelang plastik impor supaya tidak mudah dibuka oleh orang yang tidak berhak. Ada pula rumah bersalin yang menempelkan plester berisi catatan identitas bayi di tubuh si bayi. Masih di RSAB Harapan Kita, selain dengan sistem gelang juga ada cara lain dengan mengambil sidik telapak kaki bayi. Jejak kaki bayi ini dibubuhkan pada buku status dan di buku keterangan untuk dibawa pulang. Sistem serupa juga diterapkan di RSB Asih, di Kebayoran Baru. Bahkan, menurut Direktur RSB Asih, dr. Muki Reksoprodjo, dalam waktu dekat, sidik jari si ibu akan diambil juga. "Sehingga, keamanan lebih terjamin dan seandainya ada tuntutan, pihak kepolisian akan bisa menyelesaikannya, karena cap jari tiap orang berbeda," katanya, kepada majalah Kartini. Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof. A.H. Markum, mengatakan sistem pengamanan bayi itu memang sangat penting. Sebab, identifikasi klinis bayi yang baru lahir sulit dilakukan. "Misalnya wajah bayi, 'kan sering berubah," ujar Markum. Sistem pengamanan yang paling ideal, katanya, adalah sidik jari bayi. Namun, cara-cara yang dipakai di rumah sakit sekarang ini sudah memadai. "Cuma, harus ditambah pengawasan," katanya. Pengawasan itu rupanya yang lemah di puskesmas Cilandak. Apalagi identitas bayi, di tempat itu, tidak ditempel pada bayi, tapi hanya digantungkan di boks bayi - yang tentu saja mudah hilang atau tertukar. Kecuali itu bidan yang membantu kelahiran Nuraini, Nyonya Siti Suparmi, mengaku hanya membuat catatan di buku status, dan alpa membuat kartu untuk digantungkan di boks si bayi. "Saya kelupaan," katanya. Apa hendak dikata. Bunga Surawijaya dan biro-biro

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus