Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Ahli Kepolisian Sebut Vonis Seumur Hidup Teddy Minahasa Tak Adil, Dia Perwira Tinggi

Bambang Rukminto menilai vonis hukuman seumur hidup Teddy Minahasa tidak adil.

9 Mei 2023 | 13.51 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ahli bidang kepolisian, Bambang Rukminto menilai vonis hukuman seumur hidup Teddy Minahasa tidak adil. Menurutnya mantan Kapolda Sumatra Barat itu seharusnya dihukum lebih berat lagi. "Di satu sisi vonis itu tentunya tak dirasa adil," kata Bambang kepada Tempo, Selasa, 9 Mei 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurutnya ketidakadilan ini karena Teddy Minahasa merupakan perwira tinggi kepolisian yang seharusnya memberikan contoh positif kepada anggotanya dan masyarakat. "Mengingat kejahatan narkoba adalah kejahatan luar biasa dan yang bersangkutan adalah sosok perwira tinggi kepolisian," ucapnya. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurutnya, Teddy seharusnya dijatuhi hukuman yang lebih berat. "Sebagai penegak hukum tentunya hukuman harus dijatuhkan lebih berat dibanding anggota masyarakat biasa," ucapnya.

Majelis Hakim memvonis hukuman seumur hidup terhadap mantan Kapolda Sumatera Barat Inspektur Jenderal Teddy Minahasa Putra. Hakim Ketua Jon Sarman Saragih mengatakan jenderal bintang dua itu dianggap terbukti bersalah melawan hukum.

"Menjatuhkan pidana terdakwa dengan pidana penjara seumur hidup," ujar Jon di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Selasa, 9 Mei 2023.

Vonis hukuman seumur hidup ini meleset dari keyakinan pengacaranya, Hotman Paris Hutapea yang menyatakan Teddy sepatutnya divonis bebas. Sebelum sidang, Hotman Paris optimistis Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat  tidak akan memvonis mati kliennya.

"Yang jelas saya yakin untuk sidang kali ini, kalaupun hakim mengatakan bersalah, saya yakin banget Teddy tidak akan dikenakan hukuman mati," kata Hotman saat ditemui media sebelum sidang vonis Teddy Minahasa di Jakarta, Selasa, 9 Mei 2023.

Hotman menyebut tidak ada alasan untuk memvonis mati, apalagi Teddy sudah menunjukkan kalau dirinya sebagai perwira senior polisi yang termuda dengan 25 penghargaan termasuk dari presiden.

Jadi sekali lagi, lanjut Hotman, kalau pun dihukum bersalah, sebagai pengacara senior instingnya mengatakan tidak akan dikenakan hukuman mati. Pernyataan Hotman ini muncul di tengah adanya prediksi di tengah masyarakat bahwa Teddy Minahasa bakal divonis hukuman mati.

Teddy MInahasa perintahkan Dody Prawiranegara

Teddy Minahasa dianggap bersalah sebagaimana dimaksud Pasal 114 ayat (2) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika juncto Pasal 55 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Vonis ini lebih rendah dari permintaan Jaksa Penuntut Umum yang ingin hukuman mati.

Barang bukti yang disita darinya adalah surat-surat, decoder CCTV, satu unit handphone, satu flashdisk berisi rekaman konferensi pers di Polres Bukittinggi pada 14 Juni 2022, serta hasil pemeriksaan darah, urine, dan rambut. Tidak ada narkoba yang disita dari Teddy.

Teddy Minahasa dituduh memerintahkan eks Kapolres Bukittinggi Ajun Komisaris Besar Polisi Dody Prawiranegara untuk menyisihkan 10 kilogram sabu. Narkotika yang diminta itu berasal dari 41,4 kilogram barang sita Polres Bukittinggi pada Mei 2022.

Dody awalnya menolak perintah eks Kapolda Sumatera Barat itu, namun dia merasa tertekan dan tidak mampu menolak. Akhirnya dia memerintahkan asistennya Syamsul Ma'arif alias Arif untuk menukar lima kilogram sabu saja dengan lima kilogram tawas pada 14 Juni 2022 atau sehari sebelum acara pemusnahan barang bukti.

Dalam fakta persidangan, diungkap bukti pesan WhatsApp Teddy kepada Dody. Jenderal bintang dua itu menuliskan tukar sabu dengan Trawas untuk bonus anggota.

"Jelas-jelas di situ tidak ada kata perintah. Dan di situ yg tertulis adalah Trawas dengan huruf T besar. Itu artinya nama sebuah tempat, yaitu salah satu kecamatan di Mojokerto," ujar Teddy Minahasa kepada Majelis Hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Rabu, 1 Maret 2023.

Namun Teddy sempat membantah, bahwa itu hanya narasi umum dan menguji Dody Prawiranegara soal kebenaran perhitungan 41,4 kilogram sabu. Dia beralibi, itu hanya untuk menguji Dody karena ragu dengan laporan pengungkapan peredaran sabu tersebut.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus