Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Ayah Afif Maulana Merasa Tidak Puas Dengan Hasil Ekshumasi

Ayah Afif Maulana kecewa dengan kesimpulan tim ekshumasi terhadap penyebab kematian anaknya.

27 September 2024 | 14.41 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tim Dokter Forensik Ekshumasi Afif Maulana melakukan pengecekan di Jembatan Kuranji, Kota Padang yang menjadi tempat ditemukannya bocah 13 tahun pada Minggu 9 Juni 2024 lalu. Pengecekan ini menjadi salah satu proses dari untuk menganalisis penyebeb kematian Afif Maulanan. TEMPO/ Fachri Hamzah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Afrinaldi, ayah dari Afif Maulana, tidak puas dengan hasil ekshumasi yang dilakukan Tim Perhimpunan Dokter Forensik Medikolegal Indonesia (PDFMI). Sebab banyak dari bekas-bekas atau luka pada tubuh anaknya tidak ada penjelasan yang detail.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan, karena Dokter Ade (Ketua Tim Ekhumasi Afif, Dokter Ade Firmansyah) tidak menjelaskan secara utuh apa yang terjadi pada tubuh anak saya," kata Afrinaldi saat Konferensi Pers di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang pada Kamis 26 September 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pria yang akrab disapa Rinal itu menyatakan hasil ekshumasi tak menjelaskan banyak bekas luka terutama di bagian depan tubuh Afif. Padahal, Rinal menyatakan melihat jelas luka di bagian perut putranya ketika dia memandikan jenazah. 

"Saya sempat bertanya tentang luka pada bagian dada, apakah terkena jantung atau tidak. Namun tidak dijawab, " kata dia. "Lalu juga, retak di kepala bagian depan juga terdapat retakan, itu karena apa, tetapi Dokter Ade tidak ada menjelaskan," ujarnya.

Rinal juga menilai ada kejanggalan soal hasil ekshumasi yang menyatakan Afif Maulana tidak menghirup air saat terjatuh dari jembatan. Hal itu, menurut dia, menguatkan dugaan jika putranya sudah tewas terlebih dahulu sebelum tercebur ke air. 

"Dokter Ade bilang jika anak saya tidak ada cairan di dalam tubuhnya. Dan bahkan masih jadi misteri, ini yang menguatkan jika anak saya mati di darat," kata dia. "Saya semakin yakin ada yang janggal dari kematian anak saya," katanya.

Sementara itu, Koalisi Advokat Anti Kekerasan meminta Perhimpunan Dokter Forensik Medikolegal Indonesia (PDFMI) untuk menyerahkan hasil ekshumasi Afif Maulana secara tertulis. Hal ini guna menyinkronkan dengan hasil  investigasi LBH Padang.

"Kami meminta kepada pihak kepolisian dan PDMFI untuk menyerahkan hasil ekshumasi itu secara tertulis kepada kuasa hukum maupun keluarga," kata Direktur LBH Padang Indira Suryani dalam konferensi pers yang sama. 

Indira menjelaskan, polisi dan PDMFI sebelumnya sempat berjanji akan memberikan hasil ekshumasi tersebut kepada pihak keluarga Afif. Namun, janji itu belum dipenuhi.

"Sampai sekarang yang kami terima baru secara verbal, belum secara tertulis dan kami meminta itu," ucapnya. "Kami juga sudah menyurati PDFMI untuk memberikan salinan hasil ekshumasi itu secara tertulis," kata dia.

Menurut Indira hasil tertulis ini penting untuk mengharmonisasi dengan temuan Koalisi Advokat Anti Kekerasan. Sebab, banyak hal yang tidak dijelaskan secara rinci oleh PDMFI saat Konferensi Pers di Polresta Padang pada Rabu 25 September 2024.

"Pengambilan 19 sampel lunak dan 8 sampel keras dari Afif Maulana tidak dijelaskan Dokter Ade secara rinci temuannya. Kami tidak mendapati penjelasan rinci dari tim terkait titik-titik mana saja yang ditemukan adanya kekerasan," kata Indira.

Selain itu, Dokter Ade juga tidak menyebutkan apakah ada bukti kekerasaan atau bekas penyiksaan di tubuh Afif Maulana. Sementara itu beberapa saksi yang memandikan jasad korban mendapati jika ada dugaan kekerasan. "Karena itu kami meminta salinan," katanya

Afif Maulana merupakan bocah yang ditemukan tewas oleh seorang warga di bawah Jembatan Kuranji pada 9 Juni 2024. Polda Sumatera Barat menyatakan Afif tewas karena melompat dari jembatan itu saat polisi mencoba menangkapnya karena terlibat tawuran. 

Akan tetapi pihak keluarga tak terima dengan penjelasan itu. Pasalnya, mereka menemukan berbagai luka seperti bekas penganiayaan di tubuh Afif. Pihak keluarga menyatakan ada seperti bekas tapak sepatu di tubuhnya. 

Ekshumasi dan autopsi terhadap jenazah Afif Maulana pun akhirnya dilakukan pada 8 Agustus 2024. Hasilnya, tim ekshumasi mempertegas pernyataan polisi bahwa Afif tewas karena terjatuh dari jembatan, bukan karena penganiayaan. 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus