Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat pernah bertugas sebagai penembak jitu di Korps Brimob.
Kerap membanggakan hubungannya dengan Inspektur Jenderal Ferdy Sambo kepada keluarga.
Berencana menikah pada tahun depan.
BRIGADIR Nofriansyah Yosua Hutabarat atau yang sering terkenal sebagai Brigadir Yosua, 27 tahun, kerap membanggakan aktivitasnya selama menjadi ajudan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Kepolisian RI Inspektur Jenderal Ferdy Sambo. Kepada bibinya, Rohani Simanjuntak, misalnya, Yosua bercerita bahwa ia dipercaya mengurus keuangan dan berbelanja kebutuhan keluarga sang Jenderal. “Yosua bilang seluruh keluarga Kadiv Propam sayang kepada dia,” kata Rohani pada Senin, 11 Juli lalu.
Rohani kerap menampung curahan hati Yosua. Ia bertemu terakhir kali saat Brigadir Yosua berlibur ke kampung halaman di Desa Suka Makmur, Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muarojambi, Jambi, pada awal 2022. Itu pertemuan terakhir Rohani dengan keponakannya tersebut.
Enam bulan berselang, Brigadir Yosua pulang ke rumahnya dalam keadaan tak bernyawa. Jenazahnya yang terbujur di dalam peti mati tiba di Jambi pada Sabtu, 9 Juli lalu. Markas Besar Kepolisian RI mengatakan Yosua tewas dalam baku tembak dengan rekan sesama ajudan, Bhayangkara Dua Richard Eliezer Pudihang Lumiu, di rumah dinas Ferdy Sambo di kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, pada Jumat, 8 Juli lalu, sekitar pukul 17.00.
Polisi menyebutkan Yosua melakukan kekerasan seksual terhadap istri Ferdy. Rohani dan keluarga besarnya tak percaya cerita ini. Sejak kecil, Yosua berkarakter lemah-lembut, sopan, dan selalu membantu orang tua. “Dari empat orang kakak-adik, dia yang paling lembut,” ujar Rohani. Adik Yosua, Mahareza Hutabarat, juga mengikuti jejak sang kakak menjadi polisi dan bertugas di Mabes Polri sejak dua tahun lalu.
Yosua lahir di Jambi, November 1994, dari pasangan Samuel Hutabarat dan Rosti Simanjuntak. Samuel sehari-hari bekerja sebagai petani. Adapun ibundanya, Rosti, berprofesi guru.
Yosua menempuh pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 74 Muarojambi, Sekolah Menengah Pertama Negeri 12 Muarojambi, dan Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Muarojambi. Setelah lulus sekolah, Brigadir Yosua mengikuti seleksi di Sekolah Polisi Negara Kepolisian Daerah Jambi pada 2012. Ia kemudian lulus dan ditempatkan di Korps Brigade Mobil.
Samuel Hutabarat mengatakan anaknya bertugas sebagai sniper atau penembak jitu di Kabupaten Merangin setelah lulus. Yosua juga pernah ditugaskan di daerah rawan lain di Jambi. “Dia sempat ditempatkan di Bangko dan Pemenang, menjadi sniper,” ucap Samuel.
Setelah tiga bulan resmi menjadi anggota Brimob, Brigadir Yosua kemudian dikirim ke Papua. Penugasan ini membuat Samuel beserta keluarga khawatir. “Saya waswas,” katanya.
Saat Yosua akan berangkat ke Bumi Cenderawasih, Samuel tidak membekali anaknya dengan uang. Ia hanya menyerahkan sebuah Al-Kitab. “’Tuhan berkati kau, Nak,’ kata saya waktu itu,” ujar Samuel.
Pada 2019, Brigadir Yosua mulai berkarier di Mabes Polri. Rohani mengatakan keponakannya bekerja dengan baik sehingga diangkat menjadi ajudan Kepala Divisi Propam Inspektur Jenderal Ferdy Sambo. “Dilihat bagus. Sehingga Pak Ferdy Sambo menarik Yosua jadi ajudan,” tuturnya. Orang dekat Ferdy Sambo yang enggan disebut namanya mengakui hal ini. Ferdy menarik Yosua menjadi ajudan karena prestasi dan kemampuannya.
Perjalanan karier Brigadir Yosua selalu membuat Samuel Hutabarat bangga. Ia bersama keluarga besar tengah menanti Yosua menikahi Vera, pujaan hatinya yang sudah dipacari selama delapan tahun. Mereka berencana menikah setelah Yosua diangkat menjadi perwira pada tahun depan.
Vera turut hadir saat jenazah Brigadir Yosua tiba di rumah duka. Kala itu, keluarga mendengarkan langsung ungkapan sedih Vera di hadapan jenazah Yosua. Ia mengatakan sulit menemukan lagi kekasih yang baik seperti Yosua.
Saat itu, Vera membawa kado yang sudah dibeli dan rencananya akan diberikan saat Yosua berulang tahun pada November mendatang. Vera juga membawa hadiah ulang tahun yang pernah diberikan Brigadir Yosua. “Ini cincin hadiah darimu, tak akan aku lepaskan dari jariku,” kata Vera sebelum jenazah Yosua dibawa ke permakaman.
RAMOND EPU (JAMBI)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo