Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Bandit Berpistol di Sekitar Kita

Perampokan bersenjata api terjadi di mana-mana. Harta hilang, nyawa melayang.

9 Januari 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Siang itu suasana tenang kantor Pegadaian Cabang Bidara Cina, Jalan D.I. Panjaitan 31, Jatinegara, Jakarta Timur, tiba-tiba terkoyak teriakan tiga pria bersenjata api. Mereka masuk sambil menodongkan pistol ke arah pegawai dan nasabah pegadaian. ”Tiarap, tiarap, semua tiarap!” kata Rizki, salah satu karyawan, menirukan teriakan keras para perampok, Kamis pekan lalu.

Tujuh karyawan dan lima nasabah yang ada di sana tak berkutik. Para perampok makin leluasa karena petugas keamanan pegadaian sedang tak ada di tempat. Pegawai dikumpulkan di belakang meja, sementara nasabah di depannya. Di bawah todongan senjata api, mulut dan mata mereka ditutup dengan lakban satu per satu.

Mendengar suara ribut-ribut, Manajer Pegadaian Dede Kurniawan pun keluar dari ruangannya. Ia berpapasan dengan seorang perampok yang masuk lebih dalam di kantor itu. Dede langsung ditodong, lalu disuruh tiarap dan dilakban seperti yang lainnya. Para perampok menanyakan siapa pemimpin kantor itu. ”Mana ketuanya?” ujar Rizki menirukan perkataan mereka.

Seorang karyawan yang matanya belum ditutup lakban menunjuk Dede sebagai manajer pegadaian. Para perampok langsung menggiringnya ke dalam. Ia disuruh membuka dua brankas, masing-masing berukuran 50 x 50 sentimeter. Begitu kotak besi terbuka, perampok segera memindahkan uang dan berbagai perhiasan emas seperti kalung, gelang, liontin, dan cincin ke dalam kantong berwarna hitam.

Belum puas, mereka juga menggasak uang tunai Rp 15 juta dari meja kasir dan telepon seluler milik pegawai dan nasabah pegadaian. Setelah menguras harta di kantor itu, para perampok bergegas keluar. Di halaman, seorang rekannya sudah menunggu di mobil Kijang kapsul warna perak. Mereka berempat langsung tancap gas kabur. Keseluruhan aksi menegangkan itu cuma memakan waktu setengah jam. Sepuluh menit setelah mereka pergi, barulah para sandera berani membuka penutup mata dan mulut mereka.

Wajah para pelaku, kata Rizki, sulit dikenali. Mereka mengenakan topi yang petnya diturunkan ke bawah. Ia hanya melihat pelaku yang berperawakan kurus, dengan tinggi sekitar 170 sentimeter. Seorang perampok sempat memanggil temannya dengan sebutan Lubis. ”Percakapannya berlogat Palembang dan Medan,” katanya.

Dede Kurniawan mengatakan, perhiasan yang digondol perampok merupakan barang titipan nasabah. Jumlah keseluruhan nilai barang dan uang yang hilang mencapai Rp 2 miliar. Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Jatinegara, Inspektur Satu Anuri, yang mendapat laporan perampokan itu cepat bertindak. Anak buahnya segera turun mencari informasi. ”Dari ciri-cirinya, para pelaku adalah pemain lama,” ujarnya.

Gerombolan perampok bersenjata api memang sedang merajalela di mana-mana. Di Balaraja, Tangerang, dua toko emas habis digasak perampok, 10 Desember lalu. Akibat aksi itu, Somebob, pemilik Toko Mas Candra, dan Bongkin Chon, pemilik Toko Mas Mutiara di Pasar Sentiong, Balaraja, menderita kerugian miliaran rupiah.

Bak para bandit dalam film koboi Amerika, siang itu 10 garong yang mengendarai lima sepeda motor tiba-tiba mendatangi pasar. Mereka langsung menghampiri toko Candra dan Mutiara yang letaknya bersebelahan. Dua orang di antara mereka menodongkan senjata api ke arah penjaga toko. Para pembeli yang sedang ramai di toko itu kaget.

Lima orang pelaku segera meraup 24 kilogram perhiasan emas dari toko Candra. Lima perampok lainnya menggasak 9 kilogram emas dari toko Mutiara. Penjaga toko maupun pembeli yang ketakutan melihat aksi perampok tanpa topeng itu membiarkan saja emas diambil dan dimasukkan ke dalam kantong kain.

Setelah emas berpindah tangan, kawanan perampok dengan sigap menuju tempat parkir. Sebelum kabur dengan sepeda motornya, dua pelaku sempat menembakkan pistol ke udara sebanyak dua kali. Kemudian mereka tancap gas ke arah Kresek, Banten.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Umum Kepolisian Tangerang, Ajun Komisaris Polisi Adex Yudiswan, mengemukakan, kasus ini masih dalam penyelidikan. Polisi sudah mengidentifikasi pelaku berasal dari komplotan Jawa yang biasa beroperasi di wilayah Banten. ”Saya tak bisa sebut lebih banyak, khawatir mereka kabur lebih jauh,” katanya.

Polisi juga sudah mengetahui identitas pelaku perampokan di Bank BNI 46, Jalan Raya Pelabuhan No. 33, Semper, Jakarta Utara. Saat ini, menurut juru bicara Kepolisian Daerah Jakarta, Komisaris Besar I Ketut Untung Yoga Ana, polisi sedang mengejar mereka ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Perampokan itu berlangsung dini hari 26 Desember lalu. Pelaku yang berjumlah delapan orang datang menggunakan mobil Kijang warna biru. Seorang di antaranya menodongkan senjata api jenis FN ke petugas keamanan bank bernama Samuel dan merebut pistolnya.

Menggunakan gunting gembok, kawanan perampok itu lalu membongkar brankas ATM (anjungan tunai mandiri) di bank tersebut. Mereka berhasil membawa kabur brankas berisi uang Rp 130 juta itu. Beruntung hanya uang yang hilang, tak ada nyawa yang melayang.

Dalam kasus perampokan terhadap nasabah Bank Mandiri Cabang Tebet, Jakarta Selatan, Bayudi, petugas keamanan bank, tewas ditembak pelaku. Peristiwa tragis pada 22 Desember lalu itu berawal ketika seorang nasabah, Ferdinand, hendak menyetor uang sejumlah Rp 75 juta.

Ketika baru turun dari mobil Kijang, ia langsung didatangi dua pria tak dikenal. Mereka mencoba merampas tas yang dibawanya. Terjadi tarik-menarik. Ferdinand berusaha bertahan. Perlawanannya membuat perampok gagal mengambil uang. Salah seorang perampok kemudian memuntahkan timah panas dari pistolnya ke arah paha kiri Ferdinand. Pegawai perusahaan konsultan di kawasan Tebet itu spontan berteriak, ”Rampok! Rampok!”

Mendengar teriakan itu, Bayudi keluar dari kantor dan berusaha mengejar pelaku. Nahas baginya, perampok yang memegang pistol langsung menembaknya hingga mengenai pelipis kanan, lalu bersarang di kepala bagian belakang. Nyawa Bayudi pun tak tertolong.

Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Jakarta, Komisaris Besar Jaelani, mengemukakan, kasus perampokan di Bank Mandiri Cabang Tebet masih dalam penyelidikan. ”Pelakunya belum tertangkap,” katanya.

I Ketut Untung Yoga menyatakan, polisi terus berupaya membongkar kasus perampokan bersenjata api yang menimbulkan kerugian harta dan korban jiwa. Modus dan arsip-arsip lama kasus-kasus perampokan dibuka dan dipelajari kembali. Umumnya, pelaku perampokan berpistol memang tak ada yang baru. Mereka pemain lama yang sudah berpengalaman. ”Paling-paling hanya pasangannya yang baru,” katanya.

Persoalannya, tak semua kasus perampokan terungkap. Sepanjang tahun lalu, misalnya, ada 72 kasus perampokan menggunakan senjata yang tercatat di wilayah Kepolisian Jakarta, tapi hanya beberapa yang terbongkar. ”Dark number selalu ada,” kata Untung Yoga.

Lis Yuliawati, Anton Aprianto, Ayu Cipta (Tangerang)


Beragam Modus Perampok

Sepanjang tahun lalu dan awal tahun ini terjadi sejumlah perampokan menggunakan senjata api di berbagai penjuru Tanah Air. Modus perampokan beragam sesuai sasarannya.

1. Di rumah:

  • Pelaku masuk ke rumah dengan merusak gerbang, lalu menodong penghuni rumah dan menggasak hartanya.
  • Berpura-pura sebagai petugas listrik, kemudian mengancam dan menyekap pembantu dan membawa kabur barang-barang.

2. Di bank:

  • Pelaku mengawasi bank sekitar satu jam. Kemudian beraksi dengan cara pura-pura mau mengambil kredit, lalu menodong karyawan dan meminta uang secara paksa.
  • Membongkar pintu, lalu menodong satpam dan membawa lari brankas.

3. Di jalanan:

  • Pelaku memepet kendaraan korban saat macet, lalu menembak korban dan mengambil hartanya.
  • Korban ditodong saat menunggu taksi. Uangnya digasak pelaku.
  • Mengaku sebagai anggota polisi, kemudian menodong korbannya dengan senjata api, lalu membawa kabur mobil berikut suratnya.
  • Pelaku menembak korban, lalu membawa kabur mobil.

Jenis senjata api yang digunakan:

  • Senjata rakitan.
  • Senjata buatan pabrik, di antaranya jenis Revolver Smith & Wesson kaliber 22, pistol Falcon, Colt 38 kaliber 22, Pen Gun, pistol kaliber 22 Sig Sauer Jerman, Revolver Type 38, dan pistol mainan berikut magasin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus