Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lima karung berbahan plastik bertumpuk di salah satu ru--ang-an Markas Kepolisian Resor Metropolitan Ja--karta Barat, Kamis, 2 Mei lalu. Satu karung berisi dua puluh empat paket berbentuk kotak terbungkus plastik. Tiap paket berisi satu kilogram sabu. “Seluruh sabu itu akan diedarkan di Jakarta dan kawasan lain di Pulau Jawa,” kata Kepala Polres Metro Jakarta Barat Komisaris Besar Hengki Haryadi kepada Tempo di kantornya, Kamis, 2 Mei lalu.
Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Barat menyita lima karung sabu seberat 120 kilogram itu dari satu truk tronton bernomor polisi B-9016-BEV di jalan tol Bakauheni kawasan Bandar Jaya, Lam-pung Tengah, Senin, 15 April lalu. Truk berangkat dari Pekanbaru menuju Balaraja, Tangerang, Banten. “Karung ber-isi sabu disamarkan dengan seratus lebih karung batok kelapa,” ujar Kepala Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Barat Ajun Komisaris Besar Erick Frendriz.
Nilai seluruh sabu tersebut di pasar di--taksir mencapai Rp 200 miliar. Polisi menangkap sang sopir truk berinisial JP alias LO, 35 tahun. Dua hari kemudian, persis pada hari pemilihan umum digelar, penyidik menangkap HT alias TN, pria 42 tahun, di Kampung Giri Sako, Hulu Teso, Tanah Darat, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau.
Berselang dua hari dari penangkapan HT, penyidik menangkap MS alias KK, 42 tahun, di Jalan Kasah Ujung, Pekanbaru. HT dan MS adalah kakak-adik. Keduanya bahu-membahu menjadi penyelundup sa--bu dari Malaysia. Saat penangkapan, urine mereka tak mengandung narkotik. Keduanya terancam minimal 20 tahun penjara hingga hukuman mati karena peran mereka sebagai pemasok narkotik jaringan antarnegara.
Menurut Ajun Komisaris Besar Erick, peng-ungkapan jaringan sabu kelompok HT me--rupakan hasil pengintaian selama dua bulan terhadap komplotan yang pernah diungkap pada November 2018. Saat itu, Erick bersama anak buahnya menggulung sindikat penyelundup 40 kilogram sabu di pelabuhan nelayan di Cilegon, Banten.
HT diduga berkaitan dengan jaringan tersebut. Erick menjelaskan, HT diduga sebagai otak penyelundupan karena me--mi-liki jaringan hingga ke Malaysia. Se--pan-jang Februari dan Maret, HT beberapa kali berkunjung ke Jakarta dan kota-ko-ta lain di Jawa Barat. Ia diduga tengah menyiapkan calon pembeli di berbagai kota.
Pada saat bersamaan, penyidik Polres Metro Jakarta Barat menerima informasi akan ada pengiriman paket sabu berjumlah besar dalam waktu dekat ke Pulau Jawa. Namun informasi tersebut masih mentah karena tak ada data soal jadwal dan lokasi pengiriman. “Untuk memastikan informasi itu, tim Satuan Narkoba mengintai HT dan mengumpulkan berbagai informasi di beberapa kota di Jawa,” ujar Erick.
Kepala Unit I Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Barat Ajun Komisaris Arif Oktora yang memimpin tim pengintaian. Menurut Arif, timnya berpencar hingga ke Jawa Timur dan Jawa Tengah untuk mencari informasi soal kabar pengiriman narkotik. Salah satu tim bahkan mengintai HT selama di Pulau Jawa. “Anggota tim berhari-hari di lapangan dan tidur di dalam mobil,” kata Arif, Kamis, 2 Mei lalu.
Akhirnya mereka mendapatkan in-for-ma-si bahwa ada pengiriman sabu meng-gunakan truk tronton dari Riau pada awal April lalu. Informasi berlanjut dengan data dan jadwal truk yang dikendarai JP. Mereka mengikuti truk tersebut, lalu menangkap sang sopir saat berhenti di tempat per-istirahatan jalan tol. Di sanalah mereka me--nemukan paket sabu. “Karung berisi sabu bertumpuk bersama karung arang di depan pintu kontainer,” ujar Arif.
Surga Narkotik
Truk itu adalah milik salah satu biro ekspedisi di Pegadungan, Kalideres, Ja--kar-ta Barat. Menurut Erick, penyidik me--yakini JP terlibat dalam jaringan HT. Ia diduga mengetahui kontainer memuat sabu karena HT dan MS berkali-kali meng-gunakan jasanya untuk membawa kontainer berisi arang batok. “Dia juga diduga sopir langganan tersangka HT un--tuk mengirim sabu,” kata Erick.
Kepada penyidik, HT mengaku menja-lani bisnis pengiriman sabu sejak satu tahun lalu. Sebelum mengirim paket berisi 120 kilogram itu, HT mengaku sudah lima kali mengirim sabu dengan cara yang sama ke Balaraja, Tangerang. Semua paket disamarkan dalam kontainer berisi karung arang batok.
Pengiriman masing-masing memuat 15 kilogram, 58 kilogram, 80 kilogram, dan 60 kilogram sabu dalam beberapa bu--lan belakangan. Selama itu, paket-pa--ket tersebut selalu lolos. “Jika paket 120 kilogram ini lolos, mereka berencana mengirim setengah ton sabu lagi,” ucap Erick.
HT mengaku kepada penyidik bahwa seluruh sabu berasal dari Myanmar yang diselundupkan ke Thailand. Sabu lantas dibawa dan ditampung di Malaysia oleh seseorang berinisial AS, yang kini masuk daftar buron. Dengan dalih tak mau meng-ganggu pengembangan penyidikan, polisi tak mengizinkan wartawan mewawancarai tersangka.
HT menjemput sendiri paket sabu di perairan dekat Kepulauan Bengkalis, Riau, menggunakan perahu kecil. Kawasan ini berbatasan langsung dengan Malaysia. Setelah dijemput, paket sabu disimpan di salah satu gudang milik MS, kakak HT.
Semua paket disamarkan dalam kontainer berisi karung arang batok.
Arif menyebutkan HT bersama ja--ring-annya menggunakan modus menjual mo--bil bekas setelah sabu tiba di salah satu gu--dang di Balaraja, Tangerang. Mereka sudah menyiapkan empat unit mobil bekas di lokasi penampungan di Balaraja.
Komplotan HT akan membagi dan me-nyembunyikan paket-paket sabu ke dalam empat mobil. Kurir akan mengantar mobil-mobil itu sesuai dengan lokasi pertemuan yang disepakati. Daerah yang dituju di-per-kirakan hingga ke Jawa Timur. “Jadi ini modus membeli sabu dapat mobil bekas,” tutur Arif, lalu terkekeh.
Komisaris Besar Hengki Haryadi me-nga-takan komplotan itu juga memanfaatkan momen pemilihan umum untuk mengirim paket sabu. Para tersangka menduga polisi lengah karena berfokus mengawal pemilu. “Mereka mengira petugas mengendurkan pengawasan,” ujarnya. Padahal, kata Heng-ki, timnya sejak awal tetap bekerja menggunakan strategi pencegahan.
Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya mencatat penangkapan 120 kilogram sabu ini adalah yang terbesar sepanjang 2019 di Ibu Kota. Atas penangkapan ini, Polres Jakarta Barat menerima berbagai penghargaan. Salah satunya Promoter Re--ward dari Lembaga Kajian Strategis Ke-polisian Indonesia, yang diserahkan pada Kamis, 2 Mei lalu. “Kami ingin mengubah stigma bahwa Jakarta Barat adalah surga narkoba,” ucap Hengki.
MUSTAFA SILALAHI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo