Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Biawak Anti Senjata

417 tersangka ditangkap dalam operasi anti senjata dengan nama sandi operasi biawak II yang dilancarkan polisi metro jaya. Satu di antaranya disekap saat menawarkan 23 pistol kepada polisi yang nyamar. (krim)

24 April 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEORANG bisnis menawarkan dagangannya kepada calon pembeli akhir bulan lalu. Namun dagangannya bukan sembarangan. Celakanya, calon pembelinya bukan pembeli biasa. Si calon pembeli ternyata anggota kepolisian yang sedang ikut melakukan Operasi Biawak II. Proses jual beli berjalan tidak terlalu cepat lantaran polisi tersebut bukan hanya mengumpulkan uang tapi juga mengatur jaringan untuk menangkap dagangan yang tidak lain adalah pistol. Sekaligus bisa dijaring 23 pistol dan penjualnya disekap. Eceran Sejak tanggal 20 bulan lalu sampai tanggal 10 bulan ini polisi Jakarta Raya melancarkan Operasi Biawak II. Komando pengendalian dipegang langsung oleh Kadapol Metro Jaya, mayor Jenderal Polisi drs. Sutadi Ronodipuro. "Sasarannya harus lebih sempit, tidak boleh seperti operasi rutin", ujar Komandan Satuan Tugas Operasi Biawak, Letnan Kolonel Polisi drs. Hadi Rachmat yang sehari-hari menjabat Kepala Seksi Reskrim Komdak Metro Jaya. Sasaran operasi dalam 20 hari tadi adalah kejahatan terhadap benda dan jiwa yang dilakukan dengan kekerasan, senjata tajam dan senjata api. Yang dimaksud senjata tajam adalah senjata pemukul, penikam dan penusuk sesuai dengan pasal 2 ayat (1) dan (2) UU Darurat nomor 12 tahun 1951. Pasal ini memberi ancaman hukuman penjara 10 tahun. Penjual senjata api yang malang itu hanya satu dari 418 tersangka yang kini ditahan di Komdak. Selama operasi yang dilakukan secara diam-diam polisi menyita tiga mobil, tiga sepeda motor, senjata tajam 78 bilah terdiri dari berbagai jenis. "Pengaruhnya ada. Sejak operasi itu orang fikir-fikir kalau mau membawa senjata tajam", kata Hadi Rachmat. Menurut perwira menengah tadi ia belum memiliki bukti bahwa 23 pistol sitaan itu telah digunakan untuk melakukan kejahatan. Pistol buatan Jerman tersebut berkaliber 8 mm dan termasuk tipe Gas und alarm pistole model-5. Bersamaan dengan penyitaan pistol itu polisi juga mendapatkan 100 butir peluru. Di Jakarta Utara memang sering terjadi jual-beli pistol yang dibawa awak-awak kapal namun sedikit yang sampai berurusan dengan yang berwajib. Sebabnya antara lain kekompakan antara pemilik barang dan pembeli untuk tutup mulut. Orang yang memborong pistol langsung dari awak kapal biasanya mendapat untung lebih dari 50 persen ketika menjualnya secara eceran. Lantai Atas Operasi Biawak yang berjalan 24 jam tiap hari memergoki 187 pencurian dengan pemberatan. Pencurian disertai kekerasan ada 68 perkara dan penganiayaan 31 kasus. Hanya satu pembunuhan saja yang sempat kena operasi ini dan pelakunya sudah ditangkap. Dengan penahanan akibat operasi Biawak kini Komdak Metro Jaya menampung lebih dari 525 tahanan. Ini yang agak merisaukan Hadi Rachmat. Kapasitas tahanan di Komdak Metro Jaya sebenarnya hanya 250 orang. Kerisauan itu dapat dimengerti sebab dalam tiga tahun belakangan ini paling tidak telah terjadi empat kali "pemberontakan". Pelakunya adalah para tahanan yang menginginkan agar mereka tidak terlalu berhimpitan satu dengan yang lain. Sempitnya tempat tahanan bukan satu-satunya sebab bagi para tahanan untuk berontak. Namun tatkala tahun lalu dilancarkan operasi serentak terkumpullah ratusan tahun sehingga mereka merasa terlalu pengap. Meledaklah kemarahan puluhan tahanan. Korbannya antara lain rusaknya beberapa kantor yang terletak di atas ruangan tahanan. Apa tindakan polisi dalam menghadapi pemberontakan dan lolosnya tahanan? Pertama menyalurkan kelebihan tahanan ke tempat-tempat lain misalnya markas Brimob di Kelapa Dua. Dan sejak terjadinya perusakan atas kantor-kantor di atas ruang tahanan kini terlihat tembok tinggi yang mengelilingi teras sehingga para tahanan tidak bisa melihat kantor-kantor tersebut. Begitu pula orang di lantai atas tidak bisa melihat tahanan baik di kamarnya maupun di halaman. Lalu sejak ada 11 tahanan melarikan diri kini mulai ada tindakan pencegahan. Semua jendela dan lubang angin yang tadinya hanya terdiri dari sepasang jeruji besi kini ditambah satu lagi. Temboknya juga ditambah satu lapis lagi. Rehabilitasi tidak hanya untuk ruangan para tahanan namun juga di bagian-bagian lain: Cat-cat gedung utama dan gedung tambahan di Komdak Metro Jaya berangsur-angsur diganti. "Supaya tidak kelihatan serem", kata Kadapol Sutadi Ronodipuro. Tempat Tinggal Kembali ke Operasi Biawak. Dari yang kena jaring hampir 50 persen berumur antara 22 - 35 tahun. Yang lebih tua dari itu hanya 16 orang, sedikit lebih banyak dari pada tersangka yang berusia antara 14 -16 tahun. Dari data yang dikumpulkan polisi nampak bahwa pelaku kejahatan lebih dari 61 persen karena tekanan ekonomi. Yang karena mentalnya sudah rusak hanya 8 persen. Faktor keretakan rumah tangga mencatat hamp 30 persen sebagai penyebab terjadi kejahatan. Dari Operasi Biawak terlihat bahwa sebagian besar pelakunya baru untuk pertama kali melakukan tindak pidana. Buktinya 371 orang baru sekali berbuat dan sisanya: 47 orang, telah melakukan tindak pidana antara 2 sampai 10 kali. Lebih dari 75 persen yang terkena operasi ini adalah orang dari luar Jakarta. Dan kurang dari 25 persen adalah orang Jakarta asli. Dari 418 tersangka hanya 48 orang, alias 11,48 persen, yang tidak punya tempat tinggal. Yang tidak punya pekerjaan tetap hanya 174 orang, dan lainnya, 244 orang, sudah punya mata pencaharian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus